Bagian 5

35 7 0
                                    

Jangan bermain-main soal perasaan, ini hati. Bukan taman hiburan!.

Darisenjauntukpurnama_

_____________________________

Ratu mengambil tas nya dan mengecek apakah benar didalam nya terdapat obat, ternyata memang benar, ada obat sakit kepala dan beberapa lipatan kertas didalam tasnya. Ratu mengambil kembali ponsel nya dan membalas pesan dari nomor baru

WhatsApp

Sorry, siapa ya?

Setelah Ratu mengirim pesan itu, tak lama kemudian terdapat balasan.

+6285862079773

Ini aku, Rangga. Sorry gak bilang dulu, tadi aku minta nomor WA kamu sama Riri

Ratu tak menyangka, dia tak sangka kalau Rangga akan mengirimkan pesan kepadanya. Bukan main, Ratu dibuat senang hari ini, dia tak membalas pesan dari Rangga dan menyimpan nomor Rangga.

__

"Ratu" Ratu yang sedang berjalan dikoridor menghentikan langkahnya saat ada seseorang yang memanggilnya dari belakang.

"Kamu udah sehat?" dia Rangga, Ratu heran, mengapa akhir-akhir ini Rangga selalu saja dekat dengannya. Sebagai balasan, Ratu hanya menganggukkan kepalanya dan melanjutkan perjalanannya ke kelas.

"Ko chat dari aku gak dibalas lagi? Kamu marah ya gara-gara aku chat kamu?" tanya Rangga, Ratu menoleh ke arah samping dan Rangga hanya menatap Ratu menunggu jawaban

"Nggak ko, kemarin aku pengen istirahat, jadi gak dibales lagi" Rangga hanya ber oh ria mendengar jawaban itu, sepanjang perjalanan mereka menuju kelas, banyak sekali mata-mata yang melihat tajam ke arah mereka. Wajar saja, Rangga adalah salah satu cowok populer di sekolah itu, maka tak heran jika dia banyak sekali fans nya.

"Belajar yang bener ya, semangat!" Ratu yang mendapat ucapan itu hanya bisa tertegun sendiri, Rangga masuk ke dalam kelasnya. Dia selalu saja meninggalkan Ratu yang sedang tertegun akibat kata-kata yang diucapkannya.

Bel berbunyi, menandakan bahwa pelajaran akan dimuali. Ratu tersadar dari lamunannya, dia segera berlari menuju kelasnya.

"Ko telat Ra? Gimana keadaannya? Udah gak pusing kan? Terus pas kemaren lo langsung istirahat kan dirumah? Terus tadi berangkatnya sama siap..." Ratu membekam mulut Riri, dia memang selalu begitu, cerewet. Tapi Ratu bersyukur mempunyai sahabat seperti Riri, dia selalu saja perhatian setiap kali Ratu sakit atau sedang dalam kesedihan. Ratu melepaskan bekamannya, karena dia merasakan bahwa Riri mulai sesak karena ulah nya.

"Gila lo, mau bikin gue mati ya?" begitulah protes Riri, Ratu hanya bisa cekikikan melihat ekspresi dari sahabat nya itu, bagaimana tidak, lihatlah bibir yang dimajukan sampai 5 centi itu dan alis yang hampir saja menyatu, ah membuat Ratu ingin ketawa terbahak bahak.

"Iya iya maaf, habisnya sih elo kalo ngomong gak ada titik koma nya"

__

Hujan. Itulah situasi sekarang, Ratu dan Riri sedang berada di halte, berharap ada angkot yang lewat, karena biasanya sore-sore begini akan susah sekali menemukan angkot.

Dari SENJA untuk PURNAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang