Setelah Dr.Schwertz mendiagnosa itu sebagai "menstruasi" ,Tersirat kebahagiaan di mata Daddy, akupun takut dan berlari dari pangkuannya Daddy , Daddy mengejarku hingga kekamarku ia duduk sambil meletakan tanganya di pahaku dan memegang tanganku, "milla ada apa?" tanyanya padaku dengan kebingungan , "Daddy jahattt!,milla tahu milla ga bisa apa apa, tapi kenapa Daddy pengen milla mati? Kenapa daddy??!" Aku berteriak sejadi jadinya air mataku terus mengalir dan jantungku berdegup kencang karena ketakutan, "milla apa maksud mu?? Mati?" Ucap daddy sambil sedikit tertawa " aku berdarah daddy ,darahnya tak mau berhentii, aku akan segera mati daddy!!" Aku marah kepadanya karena menyepelekan nyawaku, "milla.. hey milla lihat mata daddy, kamu menstruasi dan kata Dr.Schwertz itu normal , semua wanita akan melewatinya.." ujarnya dengan suara yang dalam dan lembut ,jujur saat daddy mengatakan itu padaku dia menenangkanku, "iya milla semua wanita akan melwatinya umumnya pada umur 11 tahun namun kamu sedikit istimewa, apa Ms.Peggy tidak menjelaskannya?" Sambung Dr.Schwertz.
Setelah itu madame selalu mengajariku cara membersihkan dan apa yang harus aku lakukan , seminggu setelah itu darah sudah tidak keluar dari tubuhku, dan Daddy pun menyuruhku untuk tidur bersamanya setiap hari ,akupun sudah tidak tidur di kamarku melainkan pindah kekamarnya.
Pada awalnya aku tak sadar namun ukuran dadaku sepertinya membesar dan sepertinya terlalu over menurutku,Dr.Schwertz bilang aku mengalami hal dimana hormonku yang tertahan lalu membludak, menurutnya itu normal.
Hal lain yang menurutku benar benar terjadi begitu cepat adalah ketika pada suatu malam Daddy melepaskan pakaiannya dan kami benar benar tak menggunakan apapun , daddy memanggilku untuk mendekat kami berhadap hadapan di atas ranjangnya yang entah mengapa terasa hangat , daddy menyuruhku untuk memegang sesuatu ditubuhnya yang bentuknya dapat kuklasifikasikan seperti mushroom "Daddy apa itu yang disebut penis?", Ms.Peggy pernah memberitahuku tentang itu, aku benar benar penasaran kenapa milik daddy berbeda dengan ku? Aku menyentuhnya berkali kali dan anehnya benda itu mengeras setiap kali aku memegangnya untuk merasakan perubahannya pada saat itu daddy mengangkatku dan menaruh ku duduk di atas kedua pahanya ,dan vaginaku bersentuhan dengan miliknya Daddy ,daddy memasukan jarinya kedalam vaginaku sambil mencium bibirku , entah apa yang kurasakan rasanya seluruh ruangan itu bagaikan sauna dan aku tak kuat menahan suaraku yang tertahan di tenggorokanku ,tanganku mencakar punggung daddy , aku tak mengerti lagi apa yang kurasakan, aku melepas bibirnya dan memohon padanya untuk berhenti, "Daddy aku tidak kuat " tapi daddy tak ingin berhenti dan menghiraukan apa kataku , kita berubah posisi ,daddy mendorong tubuhku dan membaringkan ku , daddy lalu mendekat kan badannya dan mencoba memasukan miliknya divaginaku ,"Daddy sakitttt... Kumohon daddy, daddy aahh cukupp jangan lagi" sungguh aku tak kuat itu sama saja seperti memaksaku memasukan botol minum kedalam vaginaku, aku mengumpulkan kekuatan sekuat tenaga untuk mendorongnya menjauh sebelum itu benar benar masuk kedalam vaginaku, lalu aku segara membuka pintu dan berlari kembali kekamarku , sungguh itu sangat tidak nyaman dan menyakitkan bagiku.
Esok harinya aku berhenti berbicara pada Daddy dan hanya mengijinkannya menyentuh tubuhku selain vaginaku, setelah itu aku mulai merencanakan pelarian untuk kedua kalinya , aku melihat bahwa cerobong asap sudah ditutup jalurnya oleh daddy maka aku pun mencoba mengatur ulang strategi.
Saat malam tiba aku baru menemukan strategi yang tepat yaitu percobaan bunuh diri, setelah kupikirkan matang matang hanya itu yang dapat kulakukan , semua pintu atau celah terlalu rapat dan kuat untukku tembus , akupun segera merobek dressku menjadi persegi panjang kugulung sehingga volumenya cukup tebal dan kusambung agar cukup panjang setelah itu aku mencoba menggantungkannya dilangit langit sialnya atap kamarku nyaris bersih tanpa lubang atau paku , lalu aku terpikirkan untuk melilitkannya dileherku ,aku membutuhkan sekiranya 4 lilitan untuk membuatku susah bernafas ,kepalaku seperti tertekan dan ingin pecah leherku mulai kebal dan mataku terasa perih otot otot syaraf dari leher hingga kekepala menegang penglihatanku kerap kali berubah dari merah biru gelap lalu berbayang , paru paruku seperti diremas dan ditekan kuat kuat aku pun pusing dan lalu kehilangan kesadaran .
Sesuai dugaanku aku berada didalam mobil menuju kerumah sakit ,sebelumnya aku pernah seperti ini namun tidak terlalu parah sehingga dr.schwertz masih mampu menolongku dirumah namun kali ini aku serius dan aku yakin bahwa akan mendapat penanganan lebih , saat dijalan aku sempat takut untuk kabur ditambah kondisiku yang sedang lemah ,kulihat wajah daddy yang tak karuan ,ia menyetir ugal ugalan dan marah marah ketika berbicar dengan dr.Schwertz, ia terus menengok kebelakang untuk mengecek kondisiku, jujur aku ingin mengurungkan niatku namun semua berubah ketika Evan lewat disisi jalan jelas sekali itu dia, tubuh kurus ,jaket berlapis dan wajah yang dingin namun manis, kurasa Evan dapat membantuku , daddy tak sengaja menabrak hewan sepertinya kucing dan mobilpun berhenti daddy dan dr.schwertz pun menengok kearah kursi penumpang dimana aku dibaringkan dan aku pun berpura pura bahwa aku belum sadar setelah itu muncul beberapa orang yang cukup banyak mendekat mengerubungi mobil ada yang menyuruh daddy untuk keluar ,daddy menengok kearahku lagi seperti memastikan bahwa aku baik baik saja lalu ia dan dr.schwertz turun dari mobil, aku mencoba untuk keluar namun tak bisa lalu kuteringat bahwa tadi daddy menarik sesuatu didekat kaca lalu menarik gagang mobil dan keluar aku pun menirunya dan berhasil ,aku berlari keluar dan menembus kerumunan aku tak dapat menemukan Evan aku putus asa lalu berteriak "hei Bodoh! cepat kemari aku kedinginan!" aku tahu ini seperti bunuh diri ,kuliahat daddy mencoba mengejarku ,namun Evan lebih dulu memegang tanganku dan mengajakku berlari ,sadar bahwa aku lemah ia menggendongku dipunggungnya dan berlari sangat jauh, aku pun berpegangan sangat erat padanya sambil berbisik "bagaimana kau tahu itu aku?" ia menatap ku dan tersenyum "karena akulah sibodohmu" tatapannya untuk sebentar terasa hangat begitu juga lehernya cukup hangat untuk menghangtkan pipiku , sepanjang jalan yang kulakukan adalah mencium wanginya ,ia seerti buah segar dipagi hari saat musim semi ditambah aroma lavender yang sejuk.
Ketika aku terbangun Evan tengah tertidur sambil memegang tanganku , ia memakaikanku pajama berwarna ungu muda , aku pun mendekatkan diriku ke kupingnya dan berbisik "hei bodoh ,kau suka ya melihat tubuhku?" ia terbangun dan terkaget kaget "tidak aku hanya-" ,"dua kali kau lepas bajuku tanpa izin ,ah tidak bahkan lebih parah ketika aku tak sadar wahh.." aku pun menggodanya karena reaksinya yang lucu ,ia tetap bersikukuh menjelaskan "ibuku yang menggantikannya tadi bu-bukan aku" , "iyaa terserahlah" jawabku "percayalah padaku!" bentaknya, "aku percaya bodoh,jangan teriak kupingku sakit" "ma-maaf habis kau seperti tidak mempercayaiku" , aku segera melihat lihat ruangan kamarnya lalu bertanya "apa rumahmu cukup jauh dari tempat aku lari tadi?" , ia menjawab "ia cukup jauh lokasi tadi berada di ujung darpheilla sementara rumahku di Eleavey" ,jujur saja aku tak tahu dimana darpheilla ataupun eleavey karena aku tak pernah keluar begitu jauh ataupun diberitahu ,aku hanya tahu aku tinggal di darpheilla ketika kabur bersama Evan aku sempat melihat petunjuk jalan bertuliskan Darpheilla aku merahasiakannya dari daddy awalnya kukira hal itu tak penting namun daddy terus memaksaku apakah aku melihat huruf D-A-R disuatu tempat maka dari itu kupikir itu adalah hal yang penting , si bodoh ini terus saja mengoceh tentang seberapa jauh darpheilla dengan eleavey dan berapa waktu yang harus ditempuh dengan atau tanpa kendaraan , "sssht, intinya jauh itu sudah cukup" lalu ia pun berhenti berbicar dan tertunduk "hei bodoh apa kau akan tidur bersamaku? disini?" tanyaku "tidak aku akan tidur diruang tamu atau dikamar tamu" ,"tak bisakah kau disini?" pintaku ,"kenapa?" tanyanya heran , "entah hanya ingin" aku tak tahu ini apa tapi rasanya aku tak ingin menjauh darinya, "baiklah aku akan disini" jawabnya, jujur hatiku terasa menggebu gebu setelah mendengar jawabannya kurasa aku hanya bahagia karena punya teman.
Malam itu kukira aku akan terlelap namun ternyata aku sama sekali tak bisa tidur , "berhentilah menatapku wajahku bisa bolong nanti" aku memintanya untuk berhenti menatap ku karena itu membuatku tak bisa tidur , "oh iyah kamu kelas berapa? apa kamu sekolah di Eleamor?" tanyanya padaku, "aku homeshooling diluar banyak orang jahat" jawabku sedikit sarkas , "bagaimana jika kau bersekolah di sekolah ku? minta orang tuamu untuk memindahkanmu ke sekolahku" tanyanya dengan mata berbinar binar , haruskah kuceritakan tentang daddy padanya?.