A#Toilet Sialan

1.8K 98 12
                                    


*Happy Reading*
------------------

Bener ya kata orang, di toilet banyak setanya

*aqiAryan*

"Kenapa ka? kenapa Aryan diem aja saat gw di bilang pelacur? "

     Aqia juga bingung ada apa dengan dirinya,dia tau Melda memang Gila, Aqia tidak terlalu tersingung dengan ucapan melda.,tapi kenapa Aryan ....

   DIEM AJA?!KENAPA PADA DIEM AJA?!HUH!

"Gw mau pulang!"Ucap Aqia judes

"Ayok kita pulang, tapi gw pamit dulu "

***

Brak.....

   Aqia menutup pintu kamarnya dengan kencang,bersender di balik pintu sambil menahan tangisnya.

"Kenapa gw nangis?"tanya Aqia pada dirinya sendiri.

"Kenapa gw harus marah ngeliat Melda meluk Aryan"Aqia menutup mukanya dengan kedua tanganya,air matanya mulai berjatuhan.

Tet.......Tet....Tet....

   Aqia melihat kearah telefon, terdapat pangilan dari nomor tak di kenal

0858777++++++

  Aqia mengabaikannya, tapi Hp terus berbunyi, sampai pangilan ke lima Aqia mengangkat telefon itu dengan suara serak dan paruh karna habis menangis.

"Hallo?" tanya Aqia pada orang di serbang sanah

Tidak ada suara dari sang penelefon

"Hallo. ini siapa ya?"tanya Aqia

     Hening.Aqia sudah habis kesabaranya, Aqia ingin menutup teleponya tapi...

"Jangan nangis"

"siapa ini?"tanya Aqia.

"Hallo siapa ini? kalau gak penting saya tutup telefonnya" ancam Aqia

"Jangan di tutup"

"Ini siapa?"bentak Aqia

"Aryan"

   Aqia menelan ludahnya,Wht?Aryan!!omegeeeada.Tunggu!!!kenpa jantung Aqia berdeguk lebih kencang?

"Melda kurang waras"

"iya gw tau"Aqia mengosok pipinya yang jujur saja terdapat air mata di sana

"Jangan dipikirin ucapan Melda"

"Iya"

"terus kenapa?"

"kenapa apa?"

"kenapa nangis?"

"Ga apa-apa"Bohong Aqia, gak mungkinkan Aqia bilang
'gw gk suka liatlo di peluk Melda' ayolahhh...Aqia masih waras!

"maaf"
Mendengar kata itu seketika sudut bibir Aqia terangkat

"Maaf untuk apa?" Aqia merebahkan diri di kasurnya.

"Melda"

"iya. dapet nomor ini dari mana?"

"Deon"

aqiAryan[ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang