Cinta? Aku tak peduli....

100 7 6
                                    

"Buat apa cinta? Kalau hanya dikecewakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Buat apa cinta? Kalau hanya dikecewakan

Buat apa cinta? Kalau ada perpisahan

Kalau cinta hanya seperti angin lalu, yang sejuknya hanya sementara

Berganti badai yang berkecamuk di hati

Segala perasaan itu biarlah..... tak perlu dirasakan "

(Aira, 2013)

"Aira....." panggil pria itu. 

Matanya tajam, alisnya tebal dan badannya tinggi kokoh. Dengan ketampanannya itu dia pantas bersanding dengan Aira, tapi entah kenapa Aira tidak merespon rayuan pria itu.

"Apa?" Jawabnya ketus. 

Dia meneruskan tugasnya yang menumpuk di bak cucian. Piring piring kotor terus berdatangan, silih berganti tanpa peduli kejenuhan orang yang mencucinya.

"Nanti malam mau ke mana? Ada acara nggak?" Lanjut pria itu pantang menyerah sambil tersenyum simpul. 

Dengan gaya santai dia bersandar di tepi meja dekat cucian piring. Lengan kemeja yang sedikit terlipat dan celana robeknya menambah  kesan sedikit cuek.

"Minggir, minggir! Kamu ganggu aja! Lagi sibuk nih!" seloroh Aira, sedikit kesal karena sulit bergerak dengan Michael yang berdiri dekatnya.

"Iya iya, aku minggir," ujar pria yang bernama Michael itu menghela nafas. "Aku pulang duluan ya, Ra. Akan kuantar pulang kamu Aira kalau aku juga shift malam. Tidak baik kalau wanita pulang sendirian malam-malam."

 Michael memperhatikan Aira sebentar, sementara yang diperhatikan diam seribu bahasa. Lalu dia menghela nafas sekali lagi. "Bye, Aira. Sampai ketemu besok. Kalau perlu bantuan, telepon aku ya." 

Dia mengambil tasnya di loker karyawan, mengikat tali sepatu dan melangkah keluar dari dapur restoran.

Helen menggeleng-gelengkan kepala "Aira.... aira! cowok seganteng itu kok dijutekin!" Katanya sambil membuat adonan roti. 

Celemek dan sarung tangannya penuh dengan tepung. "Kalau saja Michael itu ya mau melirik aku sedikittt saja. Aku kan lumayan manis juga loh," ujarnya sambil tertawa, tawa khas Helen yang renyah.

Aira melihatnya sebal dan Helen langsung mengatupkan mulutnya sambil masih terkikik. Dia sudah tahu sifat sahabatnya. Helen yang ceria, supel dan Aira yang judes. Walaupun sifatnya keras dan sedikit temperamen tapi Helen sayang sekali sahabatnya itu.

Dia sudah mengenal Helen dari semenjak sama-sama pakai rok merah SD, main bola bekel sampai duduk di bangku kuliah. Mereka sama-sama berasal dari latar belakang keluarga yang broken home, tapi Helen tumbuh menjadi pribadi yang ceria dan terbuka sementara Aira lebih cenderung menutup diri. Walaupun terkadang sahabatnya itu juga bukan tipe yang mudah curhat dan berkeluh kesah tapi Helen sudah tahu perasaan sahabatnya hanya dengan melihatnya sekilas saja.

"Aira, masa lalu biarlah berlalu," gumam Helen sambil lalu. 

Dia mengambil ulenan roti lalu sibuk menggiling adonan hingga tipis-tipis. Aira termenung, semua piring sudah dilapnya bersih. Tidak dijawabnya gumaman Helen, karena yang bersangkutan juga sudah tenggelam dalam kesibukannya. Mempersiapkan toping di atas roti untuk kemudian dipanggangnya.

Masa lalu....pikiran Aira seperti ditarik jauh ke masa lalu. Masa indah, rambut dikuncir dua dengan pita yang berbeda tiap hari. Matanya bulat besar dan bersinar, apalagi adiknya baru lahir. Dia sayang adiknya yang pertama, sekarang dia dihadiahi satu adik lagi yang lucu. Wajahnya bulat, dan senyumnya menggemaskan.

"Aira sekarang punya dua adik," ujar pria itu menepuk-nepuk kepala Aira dengan sayang "Makin gede ya nak." Senyum pria itu tenggelam dalam kumisnya yang panjang.

Aira memeluk tangan ayahnya yang besar dan kokoh. Semerbak wangi kayu dan kopi tercium dari badan ayahnya. Ayahnya yang memang selalu harum. 

"Iya ayah, senangnya punya 2 adik. Aira mau jadi kakak yang baik! Aira mau ikut jagain adek!"

Pria itu, ayah Aira, mengelus-elus kepala anaknya "Aira anak baik ya."

Dia berbadan besar, berkumis dan rambutnya ikal tebal dengan warna hitam legam. Kulit coklatnya, rambut, hidung dan matanya diturunkan ke Aira. Dia keturunan India asli dan pedagang kain yang profesional. Bahasa Indonesianya juga sudah fasih sekali karena lama tinggal di Indonesia. Aira sayang dengan ibu dan ayahnya, sampai datang masa itu....

Hallo, ini cerita pertamaku di Wattpad!  

Jangan lupa vote dan kritik saran kalian sangat dihargai, loh. Makasih ya *kiss and hugs *  :D





Perjuangan Tiga Bersaudara (OnGoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang