"Gila tuh cewek cantik bener" ucap Eros. Damar menganggukkan kepalanya menyetujui apa yang dikatakan Eros memanglah benar.
Tadi setelah dia menolong cewek yang tidak dikenal, mereka sekarang berada di sebuah Kafe Kanaan. Tempat tongkrongan mereka bertiga dari sejak mereka SMP sampai sekarang, bahkan pemilik Kafe ini adalah teman dari ayahnya Damar.
"Lo kenal cewek itu Kav?" tanya Damar. Kavin hanya menggeleng lalu dia kembali menyeruput jus jambu yang sudah tersisa setengah.
"Bahkan gue baru pertama kenal sama tuh cewek" jawabnya. Damar maupun Eros hanya menganggukkan kepalanya pelan.
"Tapi lo liat seragamnya gak? Dia dari sekolah mana gitu? Awalnya gue liat dia tuh kayak masih bocah SMP tapi pas gue liat dia pakai rok abu abu. Sekolah kita bukan sih?" tanya Eros.
Kavin menoleh kemudian menggelengkan kepalanya. "Bukan, dia itu anak SMA Mandala 2" jawabnya.
Eros menoyor kepala Kavin dari samping. "Eh bambang! Tau dari mana lo kalo dia anak SMA Mandala 2? Sedangkan lo baru ketemu dia hari ini!" gemasnya.
Kavin membalas apa yang dilakukan Eros tadi, namun cukup kencang membuat Eros meringis pelan.
"Gue liat di kaos kakinya, dan pas gue liat disitu tertera ada nama sekolahannya. Emang lo gak tau kalau SMA Mandala 2 punya keunikan sendiri dibagian kaos kakinya?" tanya Kavin.
Damar menggeleng polos, sedangkan Eros hanya diam dengan tatapan bingung.
"Ah susah ngomong sama dua orang yang sama sama bego!" ketus Kavin.
"Gue cabut bro, udah sore pasti bunda nungguin gue" Kavin bergegas menuju parkiran dimana mobil nya terparkir disana. Baru saja dia ingin mengangkat tasnya, Damar memegang pundak sambil mengeluarkan cengirannya.
"Dasar anak mami lo Kav" tawa Eros. Kavin mengangangkat bahunya acuh.
"Gue pulang bareng lo ya Kav, kan tadi kita kesini pake mobil lo. Masa iya gue jalan berdua sama nih anak bego" Damar menunjuk kearah Eros tanpa berdosa.
"Eh iya! Gue juga bareng sama lo berdua!" pekik Eros heboh. Kavin melotot lalu tangannya dilipat didada. "Terkecuali buat lo, yang udah bilang gue anak mami dilarang pulang bareng sama gue" jawab Kavin. Eror memasang wajah memelas berharap Kavin mengizinkannya.
"Ayolah pelit banget sih ko Kav, gue sumpahin lo makin ganteng deh"
Kavin mencibir lalu meninggalkan kedua sahabatnya untuk pulang. Damar tidak tinggal diam begitupun dengan Eros. Damar menyeruput kopi yang tersisa setengah dengan cepat, Eros sibuk memasukkan barang barang yang sempat dia keluarkan tadi lalu keluar kafe dengan setengah berlari mengejar Kavin yang sudah berada didepan.
Brak.
"Pelan pelan bego!" ucap Damar. Eros hanya mengangguk lalu memasang tampang bodohnya.
"Eh anak monyet! Tungguin gue kek tadi, gue kan belum sempat salto udah mau ninggalin gue aja" gerutunya. Damar memutar bola matanya malas, lalu dia mengangkat kedua telapak tangannya seperti sedang berdoa.
"Semoga Eros diberi otak ya Tuhan" ucapnya. Kavin yang tadinya sibuk menyetir menyahuti doa Damar seraya terbahak. "Aamiin"
"Sialan"
"Lagian lo kayak orang goblok bego, apa apa selalu salto. Malu maluin gue anjir yang jadi temen lo"
"Haduh! Abimanyu Damar Bwana, udah berapa kali gue bilang sama lo? Kalo salto itu sebagian dari hidup gue, gue tanpa melakukan salto hampa hidup gue" ucapnya mendramastis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zelka
Teen FictionVelika bukan gadis remaja seperti lainnya. Dia sangat berbeda. Jika gadis remaja yang seumuran sedang menikmati masa remajanya berbeda dengan dirinya. Setiap hari yang setiap kali sehabis pulang sekolah langsung pergi ke kafe tempat dirinya bekerja...