Bagian 10 - Marchellin Luciana

257 22 7
                                    

Ada yang kangen?

Selamat membaca💋

Ps : Gambar di play mulmed Dennis Wijaya.

🍁🍁🍁

Priseta hadir seperti biasanya ke sekolah dengan perasaan yang tidak bahagia. Kenapa? Kalian tau bagaimana rasanya di lemparkan kepada kenangan masa lalu? Priseta tersenyum kala ia melewati tempat dimana putusnya hubungan asmara mereka berdua Dennis di koridor. Priseta menghembuskan napasnya perlahan ia menarik tali tasnya melangkahkan kaki jenjangnya ke dalam kelasnya.

"SETA!" teriaknya membuat Priseta menoleh dengan raut wajah bingung. "Chellin?" tanyanya memastikan. Chellin mengangguk, "Gue boleh nanya gak? Kelas XII-B dimana yaa? Gue nyasar." ujarnya meringis.

Priseta tersenyum kecil melihat tingkah Chellin. Mereka cukup akrab sekarang walau tidak terlalu akrab sih yang penting mereka berteman. Memang sulit menjalin hubungan pertemanan dengan seorang pacar mantan kekasih, tapi itu lebih baik daripada saling membenci kan?

"Lo lurus aja Lin trus belok kanan. Di situ kelas XII-B," jawabnya memberi arahan. Chellin menggeleng, "Boleh temenin gue gak? Gue takut nyasar lagi." ujarnya takut. Priseta mengangguk ia mengantarkan Chellin tunangan Dennis itu menuju kelasnya.

Sesampainya di depan ruang kelas mantan kekasihnya Priseta berhenti ia menatap Chellin yang berjalan di belakangnya. Chellin tersenyum ke arah Priseta, tiba-tiba Dennis menarik lengan Chellin.

"Jadi elo yang buat Chellin nyasar?" tanya Dennis telak. Priseta menggeleng, "Gak Dennis, baru aja Chellin minta tolong sama aku minta diantar ke kelas dia." jawab Priseta membela diri.

Dennis menatap Priseta datar ia meminta penjelasan dari tunangannya itu. "Benar gitu?" tanyanya. Chellin menggeleng, "Gak Dennis. Seta nunjukin kelas yang salah buat aku makanya aku nyasar. Mau nelpon kamu tapi HP aku lowbat."

Priseta melotot, "What?!" pekiknya menggeram marah.

Gadis setan itu menunduhnya yang tidak-tidak? Priseta menatapnya tajam seakan ingin memakannya habis. Priseta mengepalkan tangannya marah ia menggertakan giginya.

"Bullshit! Dasar cewek gak tau diri! Udah untung gue bantuin malah bikin hal omong kosong! Asal lo tau aja yaa, gue gak pernah niat buat lo nyasar atau apa!"

"Diem lo Seta!" teriak Dennis marah, Priseta diam. "Itu realita Dennis! Gue gak ngada-ngada!"

Reno datang menenangkan Priseta yang terlanjur emosi di pagi hari itu di depan kelas orang. Ia marah sangat apalagi wajah licik Chellin yang ingin sekali ia cakar.

"Ta udah." tenang Reno, Priseta menghembuskan napasnya perlahan dan pasti ia harus bisa mengontrol emosinya yang meledak. "Lo bilang sama sahabat lo itu, bilang sama dia kalau gue gak seburuk apa yang cewek ular itu bicarain. Dan satu hal lagi, kalau sampai cewek itu buat masalah sama gue lebih dulu-gue gak akan pernah tinggal diam!" suara Priseta terdengar tegas dan menuntut. Entah kenapa sekarang ia jadi membenci gadis tunangannya Dennis itu.

Priseta berjalan berbalik ke kelasnya dengan emosi yang masih ingin dikeluarkan. Ia menatap wajah Chellin dengan datar dan dingin. Priseta berjalan cepat menuju kelasnya. Priseta masuk ke dalam kelasnya dengan wajahnya yang memerah padam.

Brak!

"Sabar Ta. Jangan ngegas." kaget Rena, Priseta duduk di kursinya dengan otaknya yang berasap. Priseta memukul meja dengan tangannya saking kesalnya ia. "Lo kenapa?" tanya Dina. Priseta menatap Rena dan Dina bergantian, "Kalian tau tunangannya si Dennis?"

PRISEDEN [Priseta-Dennis] (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang