Part 4 (Psikopat)

1.2K 204 130
                                    

Aliando Wijaya
Sisy Rosse Swan

NO COPAS NO BULLY

....

....

"Anak itu bicara dengan siapa sih? Semangat banget," batinnya bertanya.

Sisy menutup pelan pintu kamarnya. Handphone itu masih bertengger di telinga kirinya. Dia tersenyum mendengarkan suara di balik benda pipih itu.

"Aku baru masuk kamar,"
"..."
"Gak! Gak ke mana-mana di rumah aja,"
"..."
"Jadi kok! Besok datang aja jam satu?"
"..."
"Gak usah Li! Aku pergi sendiri aja, aku gak enak sama kamu! Aku gak mau ngerepotin kamu,"
"..."
"Mmm..., bener?"
"..."

Senyum Sisy merekah lebar di sudut bibirnya. Dia malu, "Gak usah gombal juga kali Li,"
"..."
"Ya udah deh terserah kamu, jangan telat ya jemputnya,"
"..."

Lagi-lagi Sisy senyum-senyum sendiri, "See you Li,"

Panggilan itu berakhir dan berlahan Sisy meletakkan handphonenya di atas nakas. Membayangkan pemuda yang baru saja menghubunginya. Pemuda baik yang sepertinya Sisy tau dia menaruh hati padanya.
Tapi senyum itu tiba-tiba pudar, nafasnya seakan sesak. Dia kembali lagi teringat dengan Axel. Cintanya, kasihnya, yang baru pagi tadi di putusinnya.

"Axel," gumam Sisy berat. "Apa aku bisa mengikhlaskan semuanya axel?"

....

Aliando menghempaskan tubuhnya di King size. Dia melamunkan Sisy yang baru di telvonnya. Pemuda itu hanya mencari alasan menjemput Sisy besok pagi. Alasannya yang sebenarnya dia merindukan sosok gadis mungil itu.
Dia sudah terlalu yakin hatinya terjerat cinta untuk Sisy. Dan apapun yang terjadi Sisy harus jadi miliknya. Bagaimanapun itu caranya.

"Sisy...," gumam Ali. "Kamu harus jadi istriku Sisy! Harus!"

"Ambisius sekali,"

Ali menoleh kaget ke arah pintu kamarnya. Melihat jelas siapa yang mengejeknya barusan. Ali bangkit berdiri ke arah pintu.

"Mama?"

Tangan Dara menyilang di dadanya menatap datar ke arah Ali. Tangannya terulur menyentuh lembut rahang pemuda itu.

"Nak boleh sih terlalu berharap tapi kalo dia bukan jodohmu Mama mohon jangan di paksa. Apalagi kalo dia gak cinta sama kamu, kasian dia. Jangan ikuti egoismu ya,"

Ali tidak menjawab ucapan Dara dia lebih memilih bungkam. Ini pertama kalinya dia merasakan jatuh cinta lalu apa dia juga harus merasakan pertama kali rasanya tidak di inginkan.

Ali memikirkan itu dan dia tau jawabannya.

"Mama apaan sih nguping ucapan Aku!" nada suara Ali berubah ketus. "Aku gak suka Ma!"

"Ali Mama gak bermaksud nguping, Mama cuma lewat kamar kamu trus Mama..,"

"Iya-iya Ma, gak usah di bahas lagi! Aku mau tidur Ma ngantuk! Malam Ma..,"

"Malam," Dara melihat Ali menutup pintu itu secara berlahan lalu mendengar suara pintu di kunci dari dalam kamar.

Sebenarnya Dara masih ingin bicara dengan Ali tapi sepertinya tidak dengan Ali. Dia kelihatan tidak suka membicarakan tentang perasaannya.
Ali kembali duduk di king size lalu merebahkan tubuhnya, memejamkan matanya dan kembali melihat layar handphonenya.

Deru Nafasnya terdengar sesak, dia tidak bisa mengalihkan pikiran dari layar handphone itu.

Di hempaskan handphone itu di sisi ranjang lalu dia mengusap keningnya. Matanya terpejam dan dia membatin, "Maaf Ma.., "Ali gak bisa! Ali maunya Sisy Ma..,

TERLANJUR CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang