Part 9 (keputusan)

1.8K 198 143
                                    

Aliando Wijaya
Sisy Rosse Swan

NO COPAS NO BULLY

"Axel cukup!"

Sisy menoleh kaget mendengar suara kasar tepat di belakangnya.  Wajah Sisy berubah panas, matanya berkaca-kaca karena merindukan sosok itu. Sudah seminggu Sisy tidak melihatnya. Sisy pikir mungkin dia tidak akan pernah lagi melihat Ali setelah hari itu. Tapi ternyata salah. Ali ada disini di sampingnya. Melindunginya di antara jari-jemarinya yang kokoh dengan jari-jari Sisy yang kecil saling menggenggam erat.

"Ali..," gumam Sisy perasaannya tak karuan. Bingung harus bagaimana.

Ali tidak menoleh ke arah Sisy dia memandang penuh kemarahan ke arah Axel.

"Kenapa kau selalu ikut campur urusan ku Wijaya?" sungut Axel emosi apalagi dia melihat jari-jemari tangan Sisy dan Ali saling menggenggam, seakan mereka tak terpisahkan. "Lepasin tangan kau dari Sisy!"

"Pergi Axel," bukannya menjawab pertanyaan Axel dia malah mengusir pria itu. Suara Ali penuh penekanan sangat memerintah dan tak terbantahkan. Tapi Axel tidak beranjak sedikitpun mereka sama-sama saling memandang garang, Rahang mereka berdua mengeras.

"Never, kecuali Sisy ikut dengan ku!" ujarnya dengan penuh percaya diri.

"Sepertinya kau perlu ku kasih hadiah lagi Axel Carlos Alther," Ali mulai melepaskan tangannya dari jari-jari Sisy. Bersiap menggerakkan tangannya ke arah wajah Axel. Tentu saja menghajarnya.

Tapi entah sejak kapan Aurora sudah ada di dekat mereka. Menghentikan tinju Ali dia mencengkram tangan Ali dengan kedua tangannya.

"Ali apa-apaan ini! Kalian gak tau malu berkelahi di sini! Ini kampus! Bukan arena tinju!" suara Aurora melengking membuat semua orang yang tadinya tidak terlalu fokus dengan mereka kini teralihkan memandang mereka berdua.

"Dia duluan yang mulai!" Ali menarik tangannya pelan dari genggaman Aurora.

"Bukannya kau yang tiba-tiba datang ikut campur urusan kami," sindir Axel tak mau kalah.

"Jelas kau tau Sisy tidak lagi ingin bicara dengan mu," Ali membalas ucapan Axel lebih ketus dan menyakitkan.

"Kau," geram Axel tak terima dia maju satu langkah sepertinya ingin menghajar Ali terlebih dahulu.

Aurora hanya melihat mereka berdua. Perasaannya kembali tercabik-cabik. Lagi-lagi dua pria ini memperebutkan seorang cewek pendek bernama Sisy.

"Apa bagusnya dia di banding aku," batin Aurora tak senang.

Aurora memikirkan itu sambil melirik tak suka ke arah Sisy dan pandangan Aurora yang penuh amarah itu mampu di tangkap oleh mata biru hazel milik Sisy.

Sisy hanya berpura-pura tidak tau lalu berteriak ke arah Axel menghentikannya membuat onar di kantin itu.

"Axel! Stop! Jangan ganggu aku lagi! Keputusan ku gak bisa berubah! Kita udah selesai!"

Mata Sisy kembali berkaca-kaca wajahnya tampak sedih terluka parah, tanpa melirik Ali dan mendengarkan jawaban Axel Sisy buru-buru pergi dari tempat itu. Berlari.

Membuat mereka kaget terutama Ali. Ali tak bisa menghentikan langkah Sisy karena dia harus lebih dulu menghentikan kaki Axel yang ingin menyusul Sisy.

"Sy! Sisy tung__," Axel yang berusaha mengejar Sisy tapi di halang Ali.

Dengan sekali hentak Ali mendorong dada Axel hanya dengan satu tangan, "Kau dengar sendiri kan! Jangan ganggu dia brengsek!"

Sekali lagi Axel terpaku kaget dengan sikap Ali yang sok berkuasa pada Sisy.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TERLANJUR CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang