4

20 2 0
                                    

“Della, Della?”

Aku tersentak begitu mendengar pintu kamarku diketuk seraya dipanggilnya namaku. Kuintip jam di ponselku masih menunjukkan pukul 6 pagi.

“Della, ini ada yang nyariin. Ibu gak ngerti dia ngomong apa, cepet keluar”

Seketika aku beranjak dari tidurku, Park Ji Soon?. Aku segera membuka pintu, menuruni tangga menuju ruang tamu.

“Hey” sapaku seraya duduk di hadapannya “Ada apa menemuiku pagi-pagi?”

“Oh, kau masih tidur? Maaf membangunkanmu” Ji Soon menggigit bibir bawahnya “Langsung saja ya, aku kesini ingin meminta pertolonganmu lagi, Della-ssi. Beberapa pertolongan sebenarnya” tegasnya.

“Apa itu?”

“Pertama, aku ingin menukar mata uangku lagi denganmu, untuk membeli beberapa keperluan. Kedua, setelah menukar uang kurasa aku harus membeli sim card wilayah Indonesia supaya aku bisa menghubungi keluargaku karena sim card Korea ku tak berfungsi”

Aku mengangguk “Untuk membeli sim card, tak jauh dari sini juga ada. Untuk uang, kau tak bisa menukar seluruh uangmu denganku, hanya satu-satu mata uang saja, sebatas koleksi. Tapi kau tak perlu khawatir, aku bisa mengantarmu ke tempat penukaran uang asing. Aku punya cukup waktu, jadwal mengajarku tengah hari nanti”

Kamsahamnida, Della-ssi

“Aku siap-siap dulu ya” ucapku, tetapi sebelum menuju kamar mandi. Aku membawa satu botol air mineral untuk Ji Soon. Whoaa, ia pasti sangat kehausan karena air dalam botol hanya tersisa seperempatnya saja. Hingga akhirnya aku menyadari sesuatu.

“Apa kau sudah makan Park Ji Soon? Dari kemarin sore?”

“Aahh, soal itu..”

“Tentu saja belum” potongku “Kalau begitu ayo kita makan dulu” ajakku.

*

Sebenarnya aku malu ikut makan di rumah Della, tapi aku benar-benar lapar. Sejak kemarin sore aku tak mengonsumsi apapun bahkan setetes air pun tidak, badanku terasa lemas. Jadi aku harus mengesampingkan dulu rasa maluku itu dan ikut makan bersama Della. Aku harus berpikir keras agar dapat kembali ke tahunku dan semua itu tak akan berjalan lancar dengan kondisi perutku yang kosong.

Selesai makan di rumah Della, kami segera pergi menggunakan sepeda motor Della, biar cepat katanya karena tempat penukaran uangnya cukup jauh. Della mengantarku kesana-kesini, ke berbagai tempat. Tak hanya mengantar, sebenarnya ia seperti mulut keduaku, karena ia lah yang menerjemahkan seluruh ucapanku.

“Sudah?”

“Mm” jawabku setelah keluar dari minimarket, membeli sikat dan pasta gigi.

“Kalau begitu mari kita pulang” ucapnya seraya memberikan helm, aku segera memakainya dan menaiki motornya.

“Bagaimana ceritanya kau bisa terpisah seperti ini?” tanya Della ketika sudah melajukan motornya.

Aku tak langsung menjawab “Entahlah” jawabku akhirnya “Terjadi begitu saja”

“Kau tahu Park Ji Soon, aku juga pernah belajar pendidikan kewarganegaraan dan setahuku jika kita kehilangan semua identitas kita di negeri orang lain, bukankah seharusnya kita menuju kantor polisi atau kantor kedutaan besar?”

“Tidak!” sahutku cepat dengan nada yang cukup keras.

Tak bisa kubayangkan jika aku harus menghadapi pihak kepolisian atau pihak kedutaan besar. Apa yang harus aku katakan? Namaku tak akan pernah terdaftar dalam catatan apapun karena seharusnya tahun sekarang aku masih bayi. Dan jika aku menceritakan kisah yang sebenarnyapun, aku berani taruhan tak akan ada yang mempercayai omonganku. Mereka akan menganggap aku membual belaka atau gila dan akhirnya aku akan dijebloskan ke penjara.

Kulihat dari spion, Della nampak terkejut dengan nada suaraku, ia tak lagi menyahut.

Aku menutup mata “Maaf” ucapku akhirnya.

*

Setelah kembali pulang, aku segera memasang sim card pada ponselku lalu membuat account email baru dan mulai mengetik pesan untuk keluargaku. Aku ingat bahwa dalam email, kita bisa mengatur kapan pesan ini akan dikirim menggunakan aplikasi boomerang, jadi aku akan mengatur untuk pengiriman tahun 2036. Meskipun aku tahu kalau mereka tak bisa membalas pesanku karena tak ada fitur untuk mengirim email ke masa lalu, setidaknya aku bisa mengabari mereka, mengatakan kepada mereka kalau aku baik-baik saja.

Selain mengirim pesan, aku juga mencoba mencari tahu tentang Kang Da Jeong Kyosanim yang sangat populer di negaraku sebagai si pencipta mesin waktu. Namun tak banyak informasi mengenainya untuk saat ini, karena sepertinya diusianya yang sekarang beliau masih melakukan riset-riset.

10 YEARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang