Epilog

23 3 0
                                    

Karena sekarang penduduk Seoul sudah diperbolehkan lagi bepergian keluar negeri. Seminggu kemudian aku menyusul ke Indonesia, mengunjungi makam Ibu.

Della dan suaminya menunggu beberapa meter dibelakangku sementara aku menemui ibu sendirian. Kulepas kacamata hitamku, menanggalkannya pada leher kemeja yang kukenakan lalu kusimpan mawar putih yang kubawa di bawah nisan ibu sebagai lambang kasih sayang yang tulus.

Beberapa menit berlalu yang kulakukan hanyalah mengelus nisan ibu. Bibirku memang tak mengatakan apapun, tetapi hatiku berteriak memanjatkan segala rasa terimakasih dan doa yang kubisa.

Tidak ada ibu kandung atau ibu tiri karena sampai akhir kau ibuku, ibu.

10 YEARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang