#Faizpov
Saat aku ingin menemui ayah ku, aku melihat ada seorang perempuan yang sedang berbincang dengan ayah ku. Tiba* ayah menunjuk kearah ku, dan perempuan itu membalikkan tubuh nya, ternyata dia,
Jannah, kenapa dia bersama ayah ku?, batin ku."Assalamu'alaikum ayah," ucap ku. Sambil menjabat tangan ayah dan mencium tangan nya.
"Wa'alaikumussalam," jawab ayah dan Jannah.
"Jannah kenapa kau bisa bersama dengan ayah ku?," tanya ku.
"Aku tadi di suruh ummi untuk mengambil pesanan ummi di pak satpam, dan aku melihat ayah kakak seperti sedang menunggu seseorang, jadi aku bertanya kepada beliau siapa yang beliau tunggu," jawab Jannah.
"Apakah kalian saling kenal?", tanya ayah ku. Kepada kami berdua menurut ku.
"Iya ayah, dia anak pemilik ponpes ini," jawab ku.
"Benarkah?," tanya ayah. Kepada Jannah.
"Hanya anak angkat pak," jawab Jannah. Dengan senyum yang di paksa kan menurut ku.
"Jadi orang tua mu di mana nak?," tanya ayah.
"Sudah lah yah," ucap ku.
"Iya, maaf nak bapak banyak bertanya kepada mu," kata ayahku.
"Tidak apa* pak, kak, soal pertanyaan bapak tentang dimana orang tua ku, aku juga tidak ingat dimana mereka, yang aku ingat hanya ibu ku yang sudah tak ada, dan ayah menikah lagi, kami yang beragam kristen, tapi aku sudah masuk islam dengan di bantu oleh orang tua angkat ku sekarang, sebenarnya aku sangat rindu dengan ayah ku, tapi mau bagaimana lagi, aku tidak ingat kami tinggal di mana saat itu. Oh, maaf aku cerita terlalu banyak kepada bapak dan kak Faiz, aku memang selalu kelepasan kalau sudah cerita tentang keluarga ku," ucap Jannah. Panjang lebar.
Saat itu lah aku yakin wanita ini pantas untuk di perjuangkan, karna dia wanita yang sangat tegar, dan kuat. Dia tidak memperlihat kan kesedihannya kedepan orang banyak, dia selalu tersenyum.
"Bapak akan membantu mu nak untuk menemukan orang tua kandung mu, bapak akan mencari tahu dimana orang tua mu tinggal," kata ayah ku.
Aku dan ayah ku memang bisa di bilang mampu. Tapi ayah mengajarkan ku untuk selalu hidup sederhana dan tidak boleh sombong.
"Tidak perlu pak, aku tidak ingin merepot kan mu," kata Jannah.
"Tidak boleh ada penolakan, kamu harus mau nak, ini untuk mu juga nak," ucap ayah.
"Benar kata ayah ku Jannah, kau tidak boleh menolak nya ya, pasti kamu sangat rindu dengan mereka," kata ku.
Dia seperti sedang memikirkan nya."Baiklah aku tidak akan menolak nya, tapi jika memang bapak susah menemukan tempat tinggal orang tua ku jangan dipaksa kan, aku tidak apa*, jika memang tidak ketemu," kata nya.
"Tenang nak, itu pasti, tapi bapak akan tetap akan berusaha menemukan tempat tinggal mu dulu," kata ayah ku. Aku hanya menganggukkan kepala ku.
"Terima kasih pak, kak Faiz," kata nya.
"Sama*," kata ku dan ayah.
"Oh iya, pak, kak Faiz aku permisi dulu ya, aku takut ummi sudah menunggu ku lama, assalamu'alaikum," ucap nya.
Sebenarnya aku masih ingin mengenal nya lebih dekat, astaghfirullah mikir apa aku ini, batin ku.
"Oh iya nak, ayah lupa menanyakan nama nya, pasti kamu tau siapa nama nya kan?," tanya ayah. Kepada ku.
"Nama nya Nurjannah, ayah," jawab ku.
"Apakah kau tau nama dia sebelum nya?, karna mana mungkin nama saat dia masih belum masuk islam Nurjannah," ucap ayah.
Iya juga ya, tapi siapa ya nama dia sebelum nya?,batin ku.
"Aku tidak tau ayah, mungkin ayah bisa bertanya kepada pemilik ponpes ini," saran ku.
"Kamu ada benar nya nak, tumben kamu pinter nak hahaha," kata ayah.
"Ayah aku memang pintar dari dulu, ayah aja yang gak tau," ucap ku.
Raut wajah ayah berubah menjadi seperti sedih.
"Maaf kan ayah ya nak, karna akhir* ini ayah jarang mengunjungi mu di sini, karna kerjaan ayah," ucap ayah.Aku salah berucap lagi, batin ku.
" tidak apa ayah, maksud ku bukan begitu," kata ku.
"Iya nak, ayah tau, ayah hanya bercanda hahaha, ekspresi mu sangat lucu tadi hahaha, ayah tau kau anak yang kuat dan tidak akan sedih hanya karna ayah jarang menemui mu. Oh iya satu lagu, ayah ingin bertanya padamu nak," kata ayah.
Ya ayah memang suka bercanda seperti itu, walau aku tau tapi aku selalu tertipu. Dan sekarang seperti nya ayah ingin bertanya sesuatu hal yang serius, ayah memasang wajah yang sangat serius.
"Apa yang ingin ayah tanyakan?,"tanya ku.
"Apakah ...kau ...
menyukai nak Jannah?," tanya ayah."G ___gak, aku menganggap nya hanya seperti adik ku sendiri," kata ku.dengan ragu*.
"Baiklah, tapi ayah setuju kalau kamu sama nak Jannah hahaha, dia seperti nya orang baik, tegar, dan kuat," kata ayah.
"Sudah lah yah," kata ku.
"Iya iya, oh iya ayah kesini untuk memberikan makanan ini untuk mu, ini di masak sendiri oleh mbok ira, dia bilang ini makanan kesukaan mu," kata ayah.
Mbok ira dia adalah asisten rumah tangga di rumah ku, dia sudah aku anggap seperti ibu ku sendiri. Yah, ibu ku sudah tiada, ayah ku kerja kadang sampai ke luar negeri, karna itu aku mau masuk ponpes ini. Mbok ira juga sudah tua, kadang aku kasihan melihat nya bekerja, beliau di suruh tidak usah kerja hanya di suruh mengawas asisten rumah tangga yang baru, beliau tetap mau bekerja. Dia juga sudah dianggap oleh almarhumah ibu ku sebagai ibunya sendiri.
"Ayah tolong bilang ke mbok ira, aku sangat merindukan nya," kata ku.
Ayah hanya menganggukkan kepala nya dengan tersenyum.
.
.
.
.
.
.
Maaf cerita nya gak nyambung^_^
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah Ku
Spiritualcerita ini hanyalah hayalan semata..! di sebuah keluarga kecil terdapat seorang gadis remaja yang berumur 15 tahun dan ia bernama nana. ibu anak tersebut sudah meninggal sewaktu dia masih kecil. ayah nya menikah dengan seorang gadis yang munafik. ji...