Tapi belum tentu Allah mengizinkan cinta pada pandangan pertama,kan?
***
Teeet....Teeet...
Gadis itu mematikan jam beker di sebelah ranjangnya.Dengan mata yang masih berat karena enggan untuk terbuka ia melirik angka yang terpampang pada jam bekernya.06.00.
Astaghfirullah!Bisa telat ini!Keluhnya.
Dengan raga yang masih menetang keras untuk bangun,ia meraih handuk miliknya dan masuk ke dalam kamar mandi.Suara gemericik air langsung terdengar setelah ia menyalakan shower.
Lima belas menit usai dengan mandi.Setelah itu ia langsung berpakaian,berdandan dan tak lupa memasangkan kerudung lipatnya yang senada dengan bajunya.Segera setelah semua selesai,ia meraih kunci motor dan tak lupa mengucapkan;Bismillahirrahmanirrahiim...
-*-
Sedangkan di ruang kelas...
"Aurella Marwah Qanita?!"Dosen killer pagi itu tengah mengecek kehadiran para mahasiswa.Gadis yang di sebut namanya langsung mengacungkan tangannya.
"Fathimah Maryam Hasan?!"Panggil dosen itu lagi.Kali ini cukup lama dosen itu menunggu ada salah satu dari para mahasiswa di kelasnya mengacung,namun tak ada.
"Fathimah Maryam Hasan?"Ulangnya.Percuma,hasilnya tetap sama.Kini para mahasiswa saling tatap.Hingga tiba-tiba...
Brraak!!!
"Maaf,pak.Saya kesiangan."Ujar seseorang dengan nafas tak teratur karena kelelahan berlari.Dosen itu berjalan mendekat.
"Untung kamu islam,jadi saya agak mengahargai.Tapi....KENAPA KAMU TELAT?!MALU-MALUIN ISLAM AJA!"Seru dosen itu nyaring hingga membuat gadis itu menutup teliganya.Wejurus kemudian ia menunduk dalam,takut melihat wajah dosennya.
"Ma-Maaf,pak.Ta-Tadi saya.."Omongan gadis itu dipotong.
"Gak ada alasan lagi!Karena kamu terlambat hari ini,kamu tidak boleh ikut pelajaran saya!Keluar!"Perintah dosen itu.Gadis itu menunduk semakin dalam,mau tak mau dia berjalan keluar kelas.
Di luar,entah apa lagi yang harus ia lakukan.Beginilah seorang Maryam jika sudah terkena hukuman di luar kelas.Akhirnya dia memilih untuk membaca novel sambil berdiri karena tak ada tempat duduk dekat kelasnya.Huuuh...Tak apalah,lain kali aku harus lebih disiplin waktu karena Allah suka makhluknya yang disiplin. Astagh- firullah,ampuni Maryam Ya Allah karena sudah tidak disiplin hari ini.
Di tengah bete dan pegal yang sudah mulai menyerang setengah tubuh,Maryam mendengar suara laki-laki yang tengah berteriak dan berlari ke arahnya.Untung kepekaannya langsung aktif.Maryam mer-apatkan tubuhnya ke dinding.Tinggal sejengakal lagi tubuh lelaki itu menabraknya.Untung ia cepat menghindar.
Namun,ternyata sesuatu membuat lelaki itu terpeleset dan terjatuh ke tanah tepat di depan Maryam.Hal itu membuat Maryam terkejut dan langsung mendekat pada lelaki itu.
"Astaghfirullah...Kamu gak papa?Aduh,pake jatuh segala."Tanya Maryam pada lelaki itu.Lelaki itu bangkit dan membersihkan kemeja- nya yang kotor lalu menatap Maryam yang tengah menunduk.
"Gue baik-baik aja."Jawab lelaki itu.Namun mata cermat Maryam menangkap warna merah di siku lelaki itu.
"Beneran gak papa?Itu siku kamu luka.Mau diobatin?"Tawar Maryam.Lelaki itu menoleh pada lukanya lalu berdecak.
"Gak usah.Ntar juga sembuh sendiri."Katanya lalu berjalan.Maryam segera menghadang lelaki itu tanpa menatap wajahnya.
"Gak.Itu harus diobatin,kalau gak ntar infeksi."Paksa Maryam.Lelaki itu kembali menolak.Bukan Maryam namanya kalau keinginan menolongnya tidak memaksa.Akhirnya lelaki itu pasrah dan pergi menuju UKS.
Di UKS,Maryam mencari kotak P3K dan memberikan alkohol serta kapas pada lelaki itu.Lalu memberi obat merah.
"Lukanya dibersihin dulu sama alkohol,kalau udah baru kasih obat merahnya."Jelasnya.Lelaki itu mengerenyit.
"Gak dibersihin sama lo?"Tanya lelaki itu.
"Kamu masih punya tangan,kan?"Tanya Maryam balik yang membuat lelaki itu semakin aneh padanya.karena tak biasanya perempuan membiarkan cowok famous sepertinya membersihkan luka sendiri.Malah mereka sengaja hingga berebutan unuk mengobatinya.
"Kalau gue maunya dibersihin,gimana?"Pancing lelaki itu.Ia ingin tahu respon dari pertanyaannya.
"Gak hanya manusia yang bisa pundung.Allah juga bisa.Allah bakal pundung kalau makhluknya gak mau menggunakan apa yang sudah dikasih.Malah kalau Allah udah marah,bisa aja fungsi dari tangan kamu di ambil dan gak dibalikin lagi."Jelas Maryam panjang lebar.tak disangka ternyata jawaban Maryam cukup dewasa dan mampu membuat lelaki itu takjub.
"Ya udah,gue mau obatin sendiri."Ujarnya lalu membersihkan lukanya dengan alkohol.Maryam tersenyum kecil dibalik tunduk-kannya.Lelaki itu melirik kearahnya.
"Siapa nama lo?"Tanyanya.Maryam diam tak menjawab.
"Kok gak dijawab?"
"Emangnya harus dijawab?"Tanya Maryam balik.
"Iya."
"Kata siapa?"
"Kata gue barusan?"
"Wajib?"
"Iya."
"Mana dalilnya?Kalau kamu bisa tunjukkin,aku bakal jawab pertanyaan kamu."
"Halah..bilang aja kalu gak mau ngasih tahu.Gak usah berbelit-belit kayak gini."Balas Lelaki itu gusar.Ia menjulurkan tangannya,
"Kita coba pake cara biasa.Nama gue Nazar?Siapa nama lo?"Ulang Nazar kali ini dengan uluran tangan.Bukannya membalas uluran tangan Nazar,Maryam malam menyatukan kedua telapak tangannya. Hal itu membuat Nazar malu sendiri karena sudah kegeeran.Biasanya para perempuan akan berebutan memegang tangannya hingga membuat Nazar risih terhadap mereka.Namun gadis dihadapannya ini berbeda dari kebanyakan gadis lain.Dan kebiasaannya menunduk saat di depan Nazar membuatnya ingin tahu banyak tentang gadis ini.
"Hush!Jaga mata.Itu lukanya udah bersih.Kamu udah bisa kasih obat merahnya.Setelah itu selesai deh."kata-kata Maryam menyadarkan Nazar dari lamunan.Ia lalu memberikannya obat merah pada lukanya.
"Alhamdulillah,udah selesai.Ini perban kecilnya.Buat nutupin lukanya biar gak infeksi."Maryam menyodorkan benda itu pada Nazar.Nazar menyambutnya dan menempelkannya pada lukanya.
"Ya udah,saya keluar duluan.Syafakallah.Assalamu'alaikum."Ujar Maryam lalu berjalan menuju pintu UKS.Berduaan dengan yang bukan mahram di tempat seperti itu membuatnya tidak tenang.Hingga Nazar memanggilnya.
"Tunggu!"Panggil Nazar.Maryam berbalik tanpa menatap wajah Nazar.
"Coba liat sini."Maryam mendongak hingga Nazar biasa dengan jelas melihat wajahnya.Nazar terdiam memerhatikan kecantikan di wajah Maryam.Namun ia segera beristighfar.
"Jangan nunduk terus kalau lagi ngomong sama gue.Capek liatnya."Celetuk Nazar.Maryam kembali menunduk dan segera berjalan cepat keluar.
"Assalamu'alaikum."Katanya saat di pintu.
"Wa'alaikumsalam."Jawab Nazar.Ia masih memandangi punggung maryam yang menjauh.
Aneh.Saat melihat wajahnya aku seperti merasa ada yang aneh dengan qalbuku.Apakah Allah memberikanku perasaan cinta?Tapi belum tentu Allah mengizinkan cinta pada pandangan pertama,kan? Ya Allah,Lindungilah aku.Aku takut ini hanya bisikkan Syetan laknatullah.
-*-
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Kita dan Illah[SLOW UPDATE]
Teen FictionBolehkah aku mencintainya? Ku butuh izin-Mu, karena aku ingin memuliakan ciptaan-Mu bak permata surga yang indahnya tak terhingga.