"Nazar! Tolong bantuin Bunda sini!" Panggil Bunda Aisyah pagi itu. Nazar yang tengah merapihkan kasurnya langsung mendatangi Bunda.
"Bantu apa, Bun?" Tanya Nazar. Bunda mengalihkan pandangannya dari masakan.
"Tolong siramin tanaman di depan dong. Bunda lagi masak nih. Ayah juga lagi mandi." Pinta Bunda.
"Oh iyadeh." Nazar mencium pipi Bunda sebelum pergi.
Pagi itu komplek perumahan Nazar sudah ramai oleh orang-orang yang berolahraga. Mumpung hari itu hari minggu orang-orang memilih untuk mengisi waktu pagi mereka dengan olah raga. Saat sedang menyiram tanaman, Nazar melihat Kak Fathur(Saudaranya) keluar dengan pakaian rapih.
"Mau kemana Bang pagi-pagi gini?" Sapa Nazar. Kak Fathur Nampak buru-buru.
"Mau ke rumah sakit, Zar. Mau ikut?" Jawab Kak Fathur.
"Siapa yang masuk rumah sakit?"
"Abinya Nushaibah masuk rumah sakit tadi malam. Sakit jantungnya kambuh. Abang mau ke rumah sakit sekarang."Jawab Kak Fathur.
"Innalillahi. Tapi Nazar belum mandi, Bang."
"Yaudah sana buruan mandi! Abang tungguin."
"Beneran, Bang?"
"Iya. Buruan sana!" Nazar dengan semangat segera berlari masuk.
"Nazar! Udah beres nyiramnya?" Tanya Bunda. Lari Nazar terhenti.
"Baru sebagian, Bun. Oh iya, Nazar izin mau ikut Bang Fathur ke rumah sakit, ya?" Pinta Nazar. Dia menyatukan kedua tangannya untuk mendramatisasi suasana(dasar tukang drama!).
"Emang siapa yang masuk rumah sakit?"
"Orang tuanya calon Bang Fathur. Boleh ya, Bun? Ya? Ya?" Mohon Nazar.
"Hhh. Yaudah iya." Akhirnya Bunda mengizinkan.
"Yes! Makasih Bundaku tersayang..." Ujar Nazar kemudian kembali berlari menuju kamar mandi membuat Bunda geleng-geleng kepala.
Setelah siap, Nazar mencium pipi dan tangan Bunda dan memakai sepatunya. Kak Fathur sudah siap di mobilnya sambil memainkan handphone-nya. Nazar mengetuk kaca mobil.
"Om Adam sama Tante Reva mana, Bang? Gak ikut?" Tanya Nazar.
"Ayah ada urusan mendadak di kantor, Ibu lagi siap-siap mau nganterin adik ke rumah temannya. Jadi Abang terpaksa sendiri. Tadinya emang Abang mau ngajakin kamu. Kan gak enak kalau datang sendiri." Jelas Kak Fathur. Nazar ber-oh panjang.
Mesin sudah dinyalakan. Sebelum berangkat tak lupa mereka membaca doa agar dilindungi di perjalanan. Untungnya pagi itu jalanan tidak terlalu padat sehingga mobil Kak Fathur bisa leluasa melaju.
-*-
Maryam baru saja selesai mandi. Kini giliran Kak Nushaibah. Abi sadar tadi Shubuh tepat saat adzan shubuh berkumandang. Ummi sedang keluar mencari sarapan.
"Abi! Gimana sekarang? Udah enakan?" Tanya Maryam. Abi tersenyum.
"Alhamdulillah. Abah udah baik-bak aja, Sayang."
"Alhamdulillah kalau kayak gitu. Lain kali Abi jangan bikin Maryam kaget lagi, ya. Tahu gak? Tadi malem Maryam takut banget Abi kenapa-kenapa. Untung Abi langsung dibawa ke rumah sakit." Ujar Maryam dengan bibir manyun membuat Abi tersenyum geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Kita dan Illah[SLOW UPDATE]
Teen FictionBolehkah aku mencintainya? Ku butuh izin-Mu, karena aku ingin memuliakan ciptaan-Mu bak permata surga yang indahnya tak terhingga.