Chapter 03

1.6K 38 0
                                    

Jeje mengerutkan keningnya saat sesuatu mentol-tolel pipinya dan diiringi suara gelak tawa yang jail.

"Jeje bangunnnnnnn.... ". Suara melengking Rei mampu membuat Jeje tersentak kaget dan hampir saja berdiri.

"Hahahahaha,.. ". Rei hanya tertawa senang atas kejailannya terhadap temannya.

"Mr. Rei...?". Jeje menghembuskan nafas berat mengetahui orang yang menjaili dia sepagi ini adalah Rei. Sebenarnya itu tidak terlalu pagi karena matahari telah menampakkan sinar terangnya.

"Hei. Kita tidak sedang di kantor sekarang jangan memanggilku dengan sebutan seperti itu". Bentak rei yang lansung merajut sambil melipatkan kedua tangan di dadanya.

"Ah. Iya.. Tidak sedang di kantor". Seperti di ingatkan akan sesuatu yang Jeje lupakan.

"Woaaaahh... Kita telat, bagai mana ini, dimana ini..? ". Seperti orang kecacingan dan panik Jeje mengguncang-guncang tubuh rei.

"Hei. Hei. Tenanglah, kau lupa jika aku Bosnya.? Kita ada dirumah ku sekarang dan kita masih punya banyak waktu.". Karena terlalu banyak minum semalam hingga membuat mereka mabuk dan bangun telat.

Bagi rei mungkin itu hal yang biasa karena itu adalah perusahaan keluarganya. Mau datang atau pun tidak, tidak masalah baginya.

Sementara bagi Jeje, ada sedikit rasa takut yang menganjal di hatinya, bagaimana jika ia di pecat, pekerjaan ini sangat membantunya untuk membiayai kehidupannya dan ibunya di kampung.

Tapi ada juga rasa lega karena semua ini adalah kesalahan atasannya, menurut Jeje. Selagi Rei tidak memecatnya, setidaknya semuanya baik-baik saja.

"Ooh.. Anda yang membawa ku kemari..? "

"Sepertinya tidak"

"Lalu siapa.? Apakah Lulu.? "

"Tidak tapi kakak ku".

"Ah...? ". Semenjak Jeje bekerja di K Company dia belum pernah sekali pun bertemu dengan kakak yang di maksud Rei itu. Jeje hanya pernah bertemu dengan ibu Rei saja, bahkan ayah Rei sendiri Jeje tidak tahu.

"Cepatlah mandi, aku akan menyiapkan pakaian untuk mu". Pinta Rei yang lansung di angguki oleh Jeje, tapi ada sesuatu yang membuat Rei penasaran

"Je.. Kenapa dengan bibir mu..? ".tanya Rei yang lansung membuat Jeje mengerutkan alisnya.

"Ada apa dengan bibir ku.. Sshh.. " saat Jeje menyentuh bibirnya yang dimaksud Rei ia meringkus kesakitan.

"Sepertinya bibir mu terluka, apa kau mengigit bibir mu atau malah kau yang di gigit oleh orang..? ". Pertanyaan Rei yang ambigu membuat Jeje merinding.

"Aaa...?  Mana mungkin, sepanjang waktu kan aku selalu bersama mu..? ". Pembelaanya memang benar, tampa Jeje sadari atas apa yang telah ia lakukan semalam. Mencoba memikirkan kembali Jeje merasakan melewatkan sesuatu yang penting tapi ia tidak menyadari itu apa.

"Yah sudah kau cepat mandi sana..". Usir Rei yang membubarkan lamunan Jeje seketika.

Saat di dalam kamar mandi Jeje melihat luka pada bibirnya 'benar seperti di gigit' batin Jeje sebelum dia mengguyur tubuhnya dengan air.

**

Sekarang Jeje dan Rei sedang menikmati sarapannya sebelum mereka berangkat kekantor.

Jeje dan Rei menyelesaikan makanannya dalam diam.
"Rei kenapa rumah mu sangat sepi sekali, seperti rumah hantu". Tanya Rei setelah mereka menyelesaikan makanan mereka masing-masing.

STUPID LOVE [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang