📍 TIGA PULUH DUA 📍

416 50 26
                                    

HAPPY READING📖

————

Aku merindukan kalian semua.

👑👑👑


Hilang.

Segalanya hampir hilang.

Revan.

Ica dan Dinda.

Orang yang begitu berarti baginya.

Mereka sudah meninggalkan Nia.

Meninggalkan luka yang membuat dadanya sesak.

Nia berlari meninggalkan kelas dengan air mata yang terus mengalir. Ia terus berlari ke arah toilet tanpa menghiraukan tatapan bingung yang ia dapat dari beberapa murid saat melewati koridoor. Setelah sampai di depan toilet, cewek itu masuk begitu saja dan menutup pintu dengan keras. Kemudian, Nia duduk di dekat pintu sambil mengusap-usap kedua matanya yang sedari tadi tidak mau berhenti menangis.

"Salah gue apa?"

"Gue beneran nggak ngerti."

"Danel, hiks, hiks. Nia capek. Nia butuh Danel. Kalau bisa bawa Nia dari sini."

Nia berdiri dan mulai membersihkan wajahnya dengan air. Saat lagi sibuknya membersihkan wajahnya, tiba-tiba pintu di buka dengan kasar oleh seseorang membuat cewek itu terkejut.

"Eh, ternyata ada cewek munafik di sini ya," ucap seseorang membuat Nia menoleh ke belakang dan melihat dua cewek sedang menatapnya sinis.

Bella dan Rena.

Mereka adalah ratu bully di sekolahnya setelah Riska dkk. Ingat Riska? Dia yang pernah mencelakai Nia yang akhirnya di keluarkan oleh pihak sekolah.

"Iya, bisa-bisa ini toilet kotor lagi karena dia," ucap Bella sambil terus menatap Nia sinis.

Nia yang melihat itu hanya diam. "Kalian mau ngapain?"

Rena tertawa. "Kita mau ngapain?" Kemudian, ia menoleh ke arah Bella."Ehhmm, Bell, kita di sini mau ngapain ya?"

Bella terlihat pura-pura berpikir. "Apa ya? Gimana kalo kita ngelakuin sesuatu?"

"Sesuatu maksud lo?" tanya Rena sambil tersenyum miring.

Kemudian, Bella membisikkan sesuatu kepada Rena membuat Rena tersenyum. Nia yang melihat itu tau apa yang mau mereka berdua rencanakan.

"Ide yang bagus."

"Ka-li-an ma-u a-pa?" ucap Nia terbata sambil mundur ke belakang. Tanpa sadar, ia sudah menabrak dinding yang ada di belakangnya.

"Kita mau apa? Kita mau bully lo boleh?" Rena tertawa keras melihat reaksi Nia.

Bella menoleh ke arah Rena. "Ren, ambil air yang biasa kita pakai buat bully cewek munafik ini."

"Ja-ngan."

Rena mengangguk dan keluar dari toilet. Kemudian, cewek itu kembali dengan membawa air bekas pel bercampur dengan air selokan dan memberikannya pada Bella. Bella mengambilnya dan melempar air itu begitu saja ke arah Nia membuat baju sekolah gadis itu basah.

"Gimana? Bau ya? Cocok tuh kayak muka lo," ejek Bella.

"Mirip gembel," sambung Rena sambil menutup hidungnya.

Tiba-tiba dari arah pintu, muncul dua cewek yang masuk begitu saja ke dalam toilet. Nia yang melihat itu mencoba tersenyum tetapi mereka hanya melengos begitu saja.

Dinda dan Ica.

Yap, mereka adalah Dinda dan Ica. Mereka sedang membersihkan wajahnya dan memakai make up. Setelah selesai, mereka pergi begitu saja.

"Dinda, Ica," ucap Nia lirih melihat sikap kedua temannya itu.

Bella yang mendengar itu tersenyum miring. "Ambil telur busuk, Ren."

Nia yang sudah lemas hanya bisa menggeleng pelan. "Gu-e mo-hon ja-ngan, Bell."

"Sampai kiamat pun lo minta mohon sama gue, gue nggak bakalan berhenti!" bentak Bella keras sambil menatap Nia tajam.

"Cepetan, Ren."

"Bentar." Rena datang dan memberikan tiga buah telur busuk pada Bella. "Nah, ini dia."

Kemudian, Bella melempar tiga buah telur busuk itu ke arah Nia membuat Nia lagi-lagi hanya bisa diam. "Eww, bau banget sih lo. Jijik gue."

"Kayaknya masih kurang deh, Bell."

"Kurang gimana?" tanya Bella bingung.

Rena tersenyum miring. "Perlakuin dia kayak kita perlakuin yang lain."

"Ah, iya, gue hampir aja lupa."

Tiba-tiba Bella menarik rambut Nia dengan kuat membuat Nia meringis kesakitan. "Gimana cantik? Belum puas ya? Makanya jadi cewek itu jangan keganjenan. Kemaren lo udah ambil Revan, eh, sekarang malah ambil pacara sahabat sendiri lagi. Miris amat hidup lo."

"Dengar-dengar lo udah putus ya sama Revan? Bagus deh. Ternyata Revan nyadar juga kalo lo itu nggak pantes buat dia. Lo itu pantasnya jadi bau. Hahahahahaha," timpal Rena sambil tertawa sumbang.

"Kayaknya gue belum puas deh, Ren."

Plak

"Ini buat lo yang udah keganjenan jadi cewek. Rasain!"

"Ah, iya, untung aja gue bawa gunting. Bell, gunting rok dia." Rena mengeluarkan gunting dari tas nya.

"Ja-ngan, hiks." Nia mencoba menghindar tapi apa daya gunting itu berhasil merobek hampir seluruh rok sekolahnya.

Bella bertepuk tangan. "Good. Kuy kita pergi dari sini. Lama-lama gue bisa muntah di sini."

"Kuy."

Setelah mengucapkan itu, Bella dan Rena meninggalkan Nia yang terduduk lemas.

***

Hola^^

Gimana gimana sama part ini?:v

Hwhwhw😂

Hwhwhw😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
REVANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang