01

44 3 0
                                    

Namaku riana
Usia ku 17 tahun,kehidupan ku tidak seperti layaknya remaja-remaja lainnya.keluarga ku hancur ayah dan ibu ku bercerai sehingga aku memutuskan untuk pergi dari rumah.

Bisa kalian bayangkan bukan betapa terpukulnya aku,aku masih membutuhkan kasih sayang mereka.
Namun mereka malah memilih jalannya masing-masing dan melupakan ku.

Sejak saat itu aku tinggal di sebuah kota terpencil,aku tinggal di rumah susun yg sedikit kumuh.

Aku tak memikirkan hal itu,yg aku pikirkan adalah aku bisa bebas dari cengkeraman kesedihan.

Hari-hari ku lalui sendiri,aku memiliki tetangga yg ramah dan baik.Dia selalu menolongku ketika aku kesusahan.

Itu cukup membantu ku:)

Terkadang aku juga sangat merasa kesepian,tetangga ku jarang berada di rumah hanya ada di hari-hari tertentu.

Tak ada banyak hal yg bisa ku lakukan ketika kesepian.

Rumah ku tidak memiliki tv atau radio,lampu di rumah ku pun remang-remang.

Benda yg paling penting di rumah ku hanyalah senter.

Miris memang tapi aku memang tidak memiliki barang-barang berharga selain senter.

.
.
.
Malam ini tidak ada yg bisa ku lakukan selain berbaring di kasur,kasur ku berada tepat di sebelah jendela.

Ku ambil senter yg ada di samping ku.

Tik tik

Aku mulai menyalakan senter ku,ku arah kan ke arah dinding rumah ku.aku bermain bayangan.

Itu sangat menyenangkan

Aku mulai bosan dengan bermain bayangan,aku mulai mengarah senter ku ke arah jendela.

Terbesit rasa iseng di benak ku.
Di seberang rumah susun yg kutetapi juga ada rumah susun.

Jaraknya tidak begitu dekat agak sedikit jauh.
Mata ku tidak begitu jeli melihat ke seberang.

Ku pancarkan cahaya senter ku ke arah salah satu rumah susun tersebut.

Aku hanya iseng dan itu menyenangkan.
Berharap orang ada yg di dalam keluar dan merasa penasaran.beberapa kali itu ku lakukan tapi tak ada reaksi sedikit pun.

Aku mulai lelah,dengan cepat ku tutup tirai jendela ku.

Aku segera menutup mata ku,dan tertidur nyenyak.

.
.
.

Pagi tiba,perlahan aku mulai membuka mata ku.

Ku buka tirai jendela ku.

Alangkah terkejut nya aku ketika aku melihat sesosok bayangan berdiri di salah satu jendela yg ku senteri kemarin.

Aku menunduk

Nafas ku mulai menggebu-gebu

Aku yakin ini sudah pagi,aku berharap aku hanya salah lihat.

Aku pun segera beranjak ke kamar mandi untuk mandi.

Setelah mandi aku berganti pakaian lalu berjalan turun ke bawah melewati beberap anak tangga.

Setelah sampai di bawah.
Aku pergi ke sebuah warung kecil untuk membeli beberapa bungkus roti.

Selesai membeli roti aku kembali berjalan menuju rumah susun,namun di perjalanan aku melihat sesosok pria sedang menatap ku tajam.

Aku ingin sekali berlari tapi entah mengapa kaki ku terasa begitu berat.

Dia tidak berhenti menatap ku.matanya begitu tajam.

Dia seperti membidik ku memfokuskan pandangannya ke arah ku.

"Riana"ucapnya.

Ya tuhan dia tahu nama ku

Akhhhhh bisakah ku lempar beberapa roti ini ke arahnya agar dia berhenti menatap ku.

Aku berlari tapi tidak begitu kencang.

Hingga aku tiba di rumah nafas ku tersengal.

Ku lihat ke bawah melalui jendela ku.

Dia masih menatap ku.






Tbc segitu dulu ya guyss
Semoga suka
Jangan lupa vote and comment.
Happy reading

The WindowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang