Di sini, aku bertemu banyak teman. Kami banyak membahas tentang bias. Tapi sayangnya, tiada satu pun dari mereka yang mengingatkanku kepada Allah.
—
Assalamualaikum!
Jadi, setelah permasalahan bias di chapter 2, saya akan lanjut ke permasalahan fandom seperti yang saya tulis secara tersirat di chapter sebelumnya.
Sebenarnya, saya enggak pernah masuk ke grup chat gitu, jadi... Yah... Saya juga bingung kenapa namain judul babnya kayak gitu:") tapi! Fandom itu, bukan berarti harus masuk ke grup chat kan?
Fandom adalah subkultur yang terdiri dari penggemar yang dicirikan oleh perasaan empati dan persahabatan dengan orang lain yang memiliki minat yang sama. (Saya dapet pengertiannya dari wikipedia).
Mari kita lanjut ke pembahasan fandom.
Dulu fandom saya adalah EXO-L. Tapi, semakin lama, saya juga mulai tertarik ke boygrup lain. Saya kepoin mulai dari Super Junior, BTS, Pokoknya kebanyakannya sih dari bentukan SM Entertainment. Lalu, saya juga jadi suka girlgrup. Girlgrup yang pertama kali saya sukai itu GFriend (iya saya mantan buddy hehe).
Nah, karena adanya fandom inilah, terbentuk akun-akun ig yang memang mengkhususkan keberadaan fandom tersebut. Contohnya, akun khusus EXO-L, atau ARMY, ELF, IGOT7, SONE, WANNABLE, BUDDY, REVELUV, dan lainnya.
Di sinilah, saya bertemu banyak orang. Sebenarnya sih, saya enggak berinteraksi langsung sama mereka. Saya kan orangnya pendiem gitu (wakakak! *tapi bener sih), jadi kalau ada berita apa pun di ig yah, saya enggak suka komen._. Saya lebih suka bacain komen-komen para fans yang gokil banget! Kadang bikin saya ketawa-ketawa sendiri kayak orang sinting.
Dan tentu, kegilaan mereka di kolom komentar itu menular pada saya. Walaupun saya enggak suka ikut-ikutan komen, tapi saya kayak kebawa-bawa gitu. Mungkin efek karena suka bacain tiap hari kali ya xD.
Tapi sayangnya, efeknya memang parah sih (menurut saya loh). Akibatnya saya jadi suka ngomong kasar:"). Dan akibat sinting lainnya, saya jadi ikut-ikutan mereka yang menganggap bahwa bias itu kayak suami khayalan kita lah, atau apalah. Pokoknya hal-hal yang memang enggak logis buat dikomentarin dan dijadikan pedoman.
Ohya, sepertinya judul bab ini sangat melenceng dengan pembahasan yang sudah saya jabarkan xD. Saya minta maaf. Serius, saya orangnya memang enggak bisa konsisten. Kalau mau bahas satu tema, pasti ujungnya meleber ke mana-mana. Jadi, ya, tolong dimaafkan:").
Menurut kalian, fandom itu apa sih?
Apa itu sangat berarti bagi kalian?
Kalau saya...
Saya merasa, fandom ini berperan sebagai identitas diri.Dan, sekarang saya berpikir bahwa ada yang salah dengan identitas ini.
Ada yang salah mengapa saya memilih fandom sebagai identitas saya.
Saya bingung, mengapa saya begitu membanggakan fandom? Mengapa saya begitu bahagia ketika menemukan ada orang yang sefandom dengan saya di dunia nyata?
Dan...
Untuk apa saya mengikuti suatu fandom?Bukankah saya seorang muslim?
Berarti saya seharusnya menampilkan identitas saya sebagai seorang muslim, kan?
Berarti saya seharusnya membanggakan ke-Islam-an saya, kan?
Tapi, mengapa saya malah melakukan yang sebaliknya?
Itulah pertanyaan yang terkadang hinggap di hati saya. Mungkin, karena dulu hati saya terlalu keras. Mungkin karena dulu saya tidak mengerti tauhid. Mungkin karena dulu saya terlalu mencintai dunia. Mungkin karena dulu saya tidak mau mengenal Islam lebih dekat. Tapi, saya bersyukur. Karena, tidak ada kata terlambat untuk bertaubat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kpopers Hijrah
SpiritualUntukmu yang sedang berjuang di jalan hijrah, tetap semangat! Allah selalu bersamamu, Dan kita semua akan selalu membantumu. - Memilih untuk meninggalkan mereka memang sulit, Memilih untuk melepaskan kebiasaan melihat mereka memang sulit, Memilih un...