2

72 9 0
                                    

"Asalkan kau tau bagaimana rasa cinta dalam diam"



Hingga hari-hari berikut nya aku pun melakukan aktivitas ku seperti biasanya, sekolah, belajar kadang sesekali aku bermain kerumah dara bersama Resti, pulang dan berkumpul bersama keluarga meskipun jarang ada moment seperti itu.

Pada saat itu entah kenapa perasaan ku terhadap Arkan semakin kuat membuat ku penasaran akan dia membuat ku ingin mencari tau lebih dalam tentang dia semuanya bahkan sampai kepribadian nya aku ingin tau semua tentang dia.

Sampai ketika aku mendengar ada berita heboh kalo Arkan berantem dengan Leo.
"Itu ada apaan sii kok rame - rame" tanya ku
"Itu si Arkan berantem sama Leo" kata viola teman sekelas ku dan dia pun berlari untuk melihat kejadian itu.
"Ayok Han, tii kita ke lapangan" kata dara sambil menarik tangan ku dan juga Resti 
Benar saja mereka berdua berkelahi tanpa ada yang berani memisahkan, muka leo sudah lebam dan berdarah begitu juga Arkan. Dan guru BK pun memisahkan mereka berdua lalu di bawa ke ruangan BK untuk di interogasi.

Sebenarnya aku sedih melihat Arkan terluka ingin sekali aku mengobati luka nya tapi aku tidak punya keberanian, memang aku ini siapa? Berani sekali melakukan hal itu.

"Bentar ya han, tii aku mau nyamperin Arkan dulu" kata dara
"Iyaa, kenapa kok kamu peduli banget sama dia?" Tanyaku
"Iyaa Han aku gatau aku khawatir aja sama dia, entahlah mungkin aku mulai menyukainya" kata dara sambil berlari meninggalkan ku di lapangan bersama resti.
Belum sempat ku menjawab dia sudah pergi begitu saja meninggalkan ku sendiri.
"Anehh kok dara tiba-tiba peduli sama Arkan?" Tanya Resti yang mulai bingung.
"Entah lah aku juga gak tau kenapa" jawabku tanpa menatap resti.

Memang sih Arkan adalah pria idaman karena dia tampan, tinggi, lumayan pinter sii tapi dia adalah tipe orang yang susah di tebak apa perasaan nya, apa maunya, kadang mood nya juga suka berubah-berubah seperti moodyan gitu.

Seketika aku pun terdiam mencerna kata demi kata yang dara ucapkan barusan, dada ku sesak seperti ada seseorang yang mematahkan harapan ku rasanya sakit. "entah lah apa aku menyukai Arkan? Apakah aku jatuh cinta dengan nya?" Batin ku ketika logika dan perasaan menjadi satu.
seketika air mata yang tanpa ku suruh sudah mengalir di pipi ku, rasanya perih seakan ada seseorang yang menghancurkan harapan ku, dengan cepat aku menghapusnya agar tidak terlihat oleh Resti dan yang lain nya.
Aku pun meninggalkan lapangan dan berjalan kembali ke kelas bersama Resti.

Seseorang memecahkan lamunan ku ya dia adalah dara sahabatku.
"Kok kalian diem aja" kata dara yang sambil memegang punggung ku yang membuat ku tersentak.
"Engga kok gapapa" jawab Resti
"gimana tadi keadaanya Arkan?" Tanya ku.
"Udah, dia ga kenapa-kenapa, tadi udah aku bersihin luka nya, oiyaa kayanya aku harus cerita deh sama kalian tentang arkan" kata dara yang mulai serius.
"Iyaa cerita aja dar" kata ku yang sambil tersenyum, lalu di susul oleh Resti dengan anggukan tanda setuju.
"ternyata Arkan itu manis juga ya kalo di lihat, baik lagi aku mulai suka deh kayanya sama dia, tadi aja waktu di UKS dia kaya baperin aku gitu mana dia minta wa aku juga"kata dara yang sangat terlihat bahagia.
"Ohh yaa, bagus dong dar kalo dia minta wa kamu kan dengan begitu kesempatan biar bisa buat kamu makin deket sama dia" kata resti dan aku pun tersenyum.

aku tidak ingin menunjukan wajah sedih ku biar ku tutup dengan senyuman ku saja aku tidak ingin membuat dara curiga, dan aku menyukai Arkan tepat saat aku bertemu dia pertama kali di lapangan sekolah dan mengajak ku berkenalan membuat ku setiap hari penasaran akan dia, tapi di sisi lain ada satu kenyataan yang harus aku terima adalah bahwa dara pun menyukai Arkan.





Terus baca ya semoga sukaa:)

Hidden FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang