3

50 7 0
                                    



Sampai hari-hari berikut nya aku bersikap seperti biasa saja kepada Arkan karena aku tidak ingin melukai perasaan Dara. Semua kebaikan yang Arkan berikan kepada ku semua itu hanya lah sebagai teman biasa, aku tidak ingin menaruh harapan yang berlebihan pada nya karena aku tidak ingin mendapat luka untuk kesekian kali nya.

"Hana bangun sudah pagi nanti kesiangan" teriak ibu dari balik pintu kamar ku.
"Iyaa Bu ini sudah bangun" aku pun langsung mengambil handuk dan mandi.
Setelah selesai aku pun langsung menuju meja makan untuk sarapan bersama ayah dan ibu.

"Hari ini Hana ayah antar ya kesekolah nya" ucap ayah yang sambil makan.
"Iya yah" jawab ku.
Setelah selesai aku pun langsung berpamitan pada ibu dan pergi kesekolah bersama ayah, tumben sekali hari ini ayah mau nganterin biasanya dia pasti sangat sibuk dengan urusan kerja nya, ya sudah lah mungkin dia sedang tidak sibuk hari ini.

Sampai lah aku di gerbang SMA Kusuma aku pun berjalan menuju kelas, disana sudah ada Dara dan Resti mereka selalu datang lebih awal dan aku pasti yang terakhir karena kesiangan.
Tidak lama kemudian bel pun berbunyi tanda waktu pembelajaran akan segera di mulai, dan aku pun mulai mengikuti pembelajaran.

Bel pun berbunyi tanda waktu untuk istirahat tiba.
"Dar ke kantin yok" ucap Arkan
"Sebentar aku ajak Hana sama Resti dulu"
"Hana, Resti ayok kek kantin" ucap dara
"Iya duluan aja nanti kita nyusul" ucap Resti
"Yaudah kalo gitu aku duluan ya, tapi nanti kalian nyusul kan" ucap dara
"Iya dar" ucap Resti.

Resti pun langsung membereskan alat nya dan mengajak ku ke kantin.

"Ayok Han ke kantin" ucap Resti
"Kamu aja deh tii aku lagi ga laper" ucap ku
"Yahh Hana" ucap Resti dengan nada kecewa, dan resti pun langsung pergi menuju kantin menyusuli dara.
Aku sengaja membuat alasan seperti itu pada resti, karena aku tidak ingin Melihat mereka berdua sedang bersama karna itu hanya akan membuat diriku sakit.

"Sebegitu bodoh nya kah aku mencintai seseorang yang bahkan hati nya bukan untuk ku.
Sebegitu bodoh nya kah diriku bertahan meskipun tau akhirnya akan menyakitkan."

Mungkin itu lah kata-kata yang ada di otak ku yang sekarang ini terlintas di pikiran ku.
Namun dengan begitu aku tetap mencintai nya dan akan terus seperti itu.
Dan satu hal, aku menyukainya selama hampir 3 tahun ini dan itu hanya menjadi rahasia ku sendiri dan tak ada yang tau kalo aku menyukai arkan bahkan kedua sahabat ku pun tidak tau akan hal itu.
yang jelas aku tidak mempunyai keberanian untuk mengungkapkan nya dan akan aku pendam itu sendiri dalam diam.

Sampai jam pembelajaran selesai aku tidak keluar dari kelas, aku hanya duduk diam dan berdebat dengan perasaan dan logika ku.
Perasaan ku berkata "Bertahan" namun logika ku berkata "Lupakan" mungkin saat ini perasaan ku lah yang menang, sampai aku bertahan mencintai Arkan dalam diam.





"Apakah selamanya cinta dalam diam itu  bertepuk sebelah tangan?"

-rngstnda







Baca terus dan vote ya semoga suka:)


Hidden FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang