Pagi ini ada lah hari dimana Hana dan teman-teman nya akan melaksanakan ujian nasional dan ini adalah akhir dari pembelajaran. selanjutnya akan ada perpisahan, dan saat masa itu lah yang akan di rindukan setelah perpisahan.
"Hana cepat nanti terlambat" ucap ibu dari balik pintu.
"Iyaa Bu Hana sudah siap" ucap ku yang langsung membuka pintu menuju meja makan.Disana sudah ada ayah dan ibu, aku pun menyusuli mereka dan langsung ikut makan bersama.
"Ayahh hari ini jadi anterin Hana kan?" Ucap ku yang sambil makan.
"Iyaa, ayok buruan nanti terlambat" ucap ayah yang langsung menyelesaikan makan nya dan bergegas pergi.
"Ibu, Hana pergi dulu ya" ucapku yang langsung menyalimi ibu dan menyusuli ayah.Aku dan ayah pun pergi menuju sekolah menaiki motor kesayangan ayah, karna jarak dari rumahku ke sekolah tidak lumayan jauh jadi tidak membutuhkan waktu yang lama untuk sampai.
Dan sampai lah aku di depan gerbang SMA Kusuma, aku menyusuri koridor untuk sampai di kelas ku dan ternyata siswa-siswi sudah banyak yang datang lebih awal, disana juga sudah ada kedua sahabat ku mereka Dara dan Resti."Hana dari tadii kita nungguin kamu" ucap Resti.
"Emang nya ada apa?" Tanya ku heran.
"Ini sii dara katanya mau cerita sama kita" ucap Resti.
"Buruan cerita aja dar" ucap ku yang mulai penasaran.
Dan kami pun mulai serius untuk mendengarkan cerita dara."Okee jadi gini ceritanya kan kemaren Arkan ngajak aku jalan terus pas kita lagi makan dia ngomong sesuatu sama aku, keliatan dari muka nya sih serius dan ternyata dia bilang kamu mau ga jadi pacar aku? Aku sedikit terkejut, dan tanpa berfikir panjang aku terima aja deh, karena aku juga sayang sama dia yakan, masa aku mau tolak dia, kan itu moment yang aku tunggu selama ini, jadi menurut kalian gimana aku salah atau engga?" ucap dara yang kini mulai malu-malu.
Seperti biasanya Dara selalu bercerita tentang arkan, tapi kali ini berbeda kali ini dia bercerita bahwa dia sudah berpacaran dengan arkan.
Seketika hatiku sesak seperti ada seseorang yang mematahkan harapan ku, rasanya sakit mendengar kata-kata itu, satu kenyataan pahit lagi yang harus aku terima bahwa dara dan arkan sudah berpacaran, satu hal yang aku takuti akhirnya terjadi.
"Apakah harus sesakit ini mencintai seseorang dalam diam?"
"Bahkan aku mencintai seseorang yang aku gatau hati nya untuk siapa?"
"Sampai kapan aku mencintai Arkan dalam diam??"
Itulah kata-kata yang keluar dari pikiran ku saat ini. Tapi aku berusaha tetap terlihat baik-baik saja dan mendengarkan cerita Dara karena aku tidak mau membuat dia curiga dan khawatir. Walaupun setiap kali aku melihat Arkan dan Dara hatiku merasa sakit."Ya engga salah Dara, justru itu bagus dong dar akhirnya kamu sama Arkan jadian juga" ucapku dengan senyum di bibir namun hanya aku yang tau bahwa hatiku menangis.
"Iya ga salah kok Dara selagi kalian sama-sama suka" ucap Resti.
"Yaudah deh aku jalanin aja" ucap Dara.
"Biasanya yang habis jadian itu bakalan ada makan-makan nih" ucap Resti yang menggoda Dara.
"Yeee Resti mah makan mulu" ucap Dara.
"biarin aja selagi gratisan" ucap Resti dengan tawa nya yang di ikuti aku dan Dara.Kami pun seketika diam dan sibuk pada tempat duduk masing-masing dikarenakan pengawas sudah datang tanda kalau ujian nasional akan segera dimulai, dan kami pun mengerjakan nya dengan tenang dan lancar.
Hari ini hanya ada dua mata pelajaran jadi kami pulang nya cepat, seperti yang di bilang Resti tadi kalau abis jadian pasti ada makan-makan, dan benar saja sepulang sekolah Arkan dan Dara mengajak kami makan di cafe dekat sekolah. Di parkiran sudah ada Arkan, Leo, dan disusuli kami bertiga. Seperti biasa Arkan dengan Dara dan aku sama Resti dengan Leo. Kami pun mulai meninggalkan sekolah dan menuju cafe dekat sekolah. Setelah sampai kami pun mencari tempat duduk yang kosong.Sebenarnya aku berniat untuk tidak ikut dengan mereka tapi aku takut mereka curiga makanya ku paksakan untuk tetap ikut meskipun aku bakalan terluka melihatnya.
Kami pun memesan makanan dan mulai larut dalam obrolan, tapi tidak dengan aku, aku seketika menjadi orang yang pendiam tidak banyak bicara bahkan pikiran ku kemana-mana tidak fokus dengan apa yang mereka bicarakan.
Sampai ada satu kejadian dimana Arkan dan Dara terlihat sedang tertawa bahagia sambil berpegangan tangan, jujur saja aku sudah tidak kuat menahan nya aku ingin segera pergi dari sini aku ingin pulang sekarang juga. Dan aku memutuskan untuk pamit ke toilet pada Resti."Tii aku ke toilet sebentar ya" ucap ku.
"Mau aku temenin ga?" tanya Resti.
"Gausah aku sendiri aja" ucap ku yang melihat mereka sekilas dan langsung pergi.Aku membuat alasan itu karena sebenarnya aku tidak sanggup jika harus berlama-lama melihat semua kejadian itu, yang aku ingin kan sekarang adalah kamar ku dan aku ingin menangis teriak sekencang-kencangnya aku ingin meluap kan semua amarah ku, dan aku memutuskan untuk pulang lewat pintu belakang dengan hati-hati agar tidak ketauan dengan mereka, aku mencari angkutan umum dan dengan cepat langsung menaikinya agar tidak ketauan. Setelah aku sampai di rumah memasuki kamar ku, barulah aku meluapkan semua apa yang aku rasakan tangis, amarah, kecewa, semuanya menjadi satu hari ini aku merasa harapanku telah hancur, tapi tidak apa selagi Arkan dan Dara sahabatku bahagia akan ku lakukan demi kebahagian mereka terutama orang yang aku cinta.
Andai aku tidak berharap terlalu tinggi,mungkin rasa dan hati tidak sesakit ini, terluka dan kecewa karena kau bersama nya.
Terus baca ya, dan semoga sukaa:)
thanks for reading gaess:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Feeling
Short Story"seperti hujan yang tak pernah lelah untuk jatuh meskipun dia tau itu menyakitkan. Sama hal nya seperti mencintai seseorang meskipun hati nya bukan untuk kita."