Kepergiannya

808 113 15
                                    

.
.
.
.
.

Kesedihan telak menaungi mereka dalam pilu suara tangis yang remuk redam. Takdir bergulir layaknya angin yang berhembus dan tak akan pernah kembali.

Kepedihan berhasil menelan mereka dalam kebisuan. Tak ada yang mampu membuka suara kecuali rintihan tangis yang menggema. Bahkan mentari yang sempat menorehkan sinarnya pun, rela dihinggapi awan dan kini kembali bersembunyi. Dunia  seakan turut kehilangan dan ikut berduka.

Tak ada tanda dari mereka ingin beranjak, memilih larut akan lubang perasaan mereka masing-masing.

Sadar akan situasi, Jungkook mengerutkan dahi begitu Taehyung dengan perlahan meletakkan Yoongi dari dekapannya. "Taehyung, apa yang ingin kau—", maniknya membola, terkejut. Sontak ia menarik pundak Taehyung menjauh tatkala sang Pangeran kedua itu hendak merapal sebuah mantra yang teramat ia kenal. "Apa kau gila!?", bentak Jungkook seketika. Ia tarik jubah depan Taehyung hingga tubuh tersebut sedikit terangkat. "Kenapa kau—?"

"Aku ingin dia kembali! Aku ingin menyelamatkannya!", balas teriak Taehyung. Tatapannya yang menyalang  bercampur dengan gurat kesedihan, membuatnya nampak begitu memprihatinkan. "Aku hanya ingin dia kembali...", saking frustasi, kali ini ucapannya terdengar seperti memohon.

Yang lain hanya memasang wajah kebingungan, tidak ada dari mereka yang berani ikut campur.

"Tidak dengan mengorbankan dirimu, Tae", desis Jungkook mengancam.

Taehyung tersenyum miris, "Aku tidak punya pilihan, Alpha. Aku—"

"Lalu apa kau memikirkannya?—memikirkan perasaannya jika dia sampai tahu dengan apa yang ingin kau lakukan sekarang?!"

Taehyung membelalak, lantas tersadar. Ia tidak bodoh untuk sekedar tahu maksud dari pertanyaan Jungkook barusan.

"Andai kau yang berada pada posisinya, apa kau akan tega melihatnya menangisi kepergian mu?!", Jungkook tak habis pikir dengan jalan  pikiran Taehyung. "Aku yakin Yoongi tidak akan suka dengan ide sintingmu itu, Tae!"

"Alpha, aku hanya ingin mencari jalan keluar", Taehyung nyaris putus asa.

"—Tapi tidak dengan menukar nyawamu sendiri, Kim Taehyung!", suara Jungkook membuat yang lain mulai menyadari sesuatu.

Plak!

Kini, tamparan Seokjin semakin membuat Taehyung terhenyak membisu. "Hal bodoh apa lagi yang ada dipikiranmu, hah?!", ia terlihat begitu marah. "Sudah cukup dengan kesedihan ini, Taehyung! Jangan tambah dengan tindakan bodoh yang ingin kau lakukan!", Seokjin jelas murka, sebisa mungkin menekan emosinya yang menggebu. Ia tidak menyangka, Taehyung bisa berpikir senekat itu. "Yoongi tahu apa yang terbaik untuk dirinya, Tae", ia biarkan tangis kembali menguasainya. "Aku yakin, dia memiliki alasan kenapa dia rela melakukan semua ini"

Namjoon mendekat, merangkul bahu bergetar Seokjin. "Tenangkan dirimu", bisiknya, sekedar memberi kekuatan.

Jungkook melepas cengkramannya, saat merasa Taehyung bisa sedikit lebih tenang.

Jungkook tahu, Taehyung berniat menggunakan kekuatannya untuk menghidupkan Yoongi kembali. Tapi tidakkah Taehyung berpikir dua kali terhadap resiko yang akan dirinya hadapi nanti?

Jika Taehyung ingin menghidupkan Yoongi, itu sama halnya ia menggantikan tempat Yoongi sebelumnya—yaitu kematian itu sendiri.

"Sebaiknya dinginkan kepalamu dulu, Pangeran", Namjoon berujar, menatap iba pada Taehyung yang kembali bersimpuh disamping Yoongi. "Alpha, ada baiknya kita segera kembali ke istana", usul Namjoon kemudian.

Jungkook menghela nafas kasar. Namjoon benar, memang sebaiknya mereka segera kembali. "Kau benar. Kita—"

"—Tunggu!"

Eclipse Moon | Taegi•Minyoon•KookgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang