05

280 45 7
                                    

"LUDA!"

"LEE LUDA!"

Yugyeom dan Jungkook bergerak melewati kerumunan mahasiswa yang berkumpul di depan pintu dengan panik. Keduanya bahkan tidak peduli fakta bahwa ruangan yang mereka masuki saat ini adalah kamar mandi wanita.

Di dalam, Luda tergeletak lemas dengan tangan bersimbah darah. Tangannya yang lain memegang sebuah silet kecil dan ponselnya tergeletak begitu saja tak jauh darinya.

"PANGGIL AMBULANS! CEPET!" teriak Yugyeom yang langsung menghampiri gadis itu dan meletakkannya di pangkuannya. Jungkook yang berdiri di ambang pintu langsung meraih ponselnya dan menelepon petugas medis.

"Gyeom, rada lu apain kek darahnya ngalir terus itu!" seru Jungkook panik.

"SAPUTANGAN! PINJEM SAPUTANGAN!" teriak Yugyeom pada para mahasiswa yang berkerumun. Beberapa dari mereka mulai merogoh tas dan saku masing-masing, lalu mengeluarkan saputangan dan menyerahkannya pada Jungkook yang langsung memberikannya pada Yugyeom.

Berbekal ilmu P3K yang ia ketahui, Yugyeom mulai melipat saputangan itu dan menaruhnya di atas luka Luda lantas menekannya dengan jari. Jungkook menunggu sambil meremas ponselnya saking gugupnya, ia sesekali menyodorkan saputangan lagi jika saputangan yang digunakan untuk menutup luka sudah mulai basah oleh darah.

Tak lama kemudian, ambulans datang.

C a m p

"Oit, Kim Sanggyun. Apa kabar?"

Sanggyun menggeram mendengar pertanyaan itu terlontar dari mulut Donghan dengan santainya, seolah-olah pemuda itu tak punya rasa bersalah.

Memang tidak.

Alih-alih menyesal, Donghan justru tertawa pelan.

"Apa? Puas lu ngancurin hidup gue, hah?!" bentak Sanggyun.

"Maksud lo apa sih Gyun? Ngancurin gimana?" tanya Donghan dengan wajah polos yang dibuat-buat. "Donghan gak paham sama maksudnya abang Sanggyun."

"Najis."

"Yaelah, masih bisa ngumpat lo, hahaha."

Sanggyun menahan dirinya agar tidak berusaha menghancurkan kaca untuk mencekik Kim Donghan.

"Lo punya dendam apa sama gue sih, Han?" tanya Sanggyun dengan nada rendah.

Donghan mengendikkan bahu, "Ga ada sih, cuma iseng."

Brak

"Bangsat!"

"Apa tujuan lo dateng ke sini, hah?! Apa?!"

"Gabut. Suntuk gue di rumah sakit mulu, gak ada hiburan."

Demi Tuhan, Sanggyun benar-benar akan menonjok kaca itu hingga pecah jika Donghan tidak buru-buru mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan memamerkan sesuatu pada Sanggyun. Jangan tanya kenapa ia bisa lolos dari penggeledahan, baginya hal seperti itu tak ubahnya menyembunyikan permen dari anak kecil, mudah.

"Liat, gue dapet mainan baru," ujarnya seraya memamerkan isi pesan singkatnya dengan seseorang. Sanggyun membelalak tak percaya.

"Sinting."

Donghan hanya tersenyum manis, "Doain gue sukses, ya."

[ 2 ] The Camp | 97LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang