BAB II

32 2 2
                                    

Broken Home 


Perempuan tangguh nan menawan itu terlahir dari keluarga sederhana, ia dibesarkan dari perjuangan seorang ibu yang setiap hari keluar rumah mencari nafkah untuk anaknya. Ia adalah adalah anak pertama dari keluarga itu. Aku mengenal keluarganya begitu baik dan keluarga sangat terbuka untuk menceritakan kisah perjalanannya.

Ruangan 4x4 M2 menjadi saksi tatkala aku beranjak keluar mencari anak itu di pagi hari, Mentari pagi bersinar kembali seakan tak ada hentinya menyapa dengan aku selema berada disini. Putri yang aku cari rupanya sedang duduk manis di tepi danau sembari menatap wajahnya yang terpancar dari jernihnya air danau itu.

Danau itu terletak tak jauh dari rumahnya. Hampir setiap pagi ia selalu menghabiskan waktunya di danau, aku tak tahu dan tak akan pernah tahu kenapa ia berada disini. Mungkinkah ia berteman dengan Seekor burung yang selalu berada disampingnya atau ia bermusuhan dengan seekor kuda yang selalu lari menjauh tatkala ia datang kesini.

Akan selalu terjaga kelestariannya di tangan orang-orang yang bertanggung jawab yang menyadari bahwa tanah tempat kita berpijak hanyalah titipan dari Sang Khalik, SEMOGA. Danau ini sangat indah, Indah sekali.

Putri mulai cerita perjalan hidupnya, "Dulu ketika aku kecil aku sering mendapatkan juara pertama dalam kelas tatkala aku duduk dibangku SD" Waow rasanya anak ini Cerdas, "Ketika aku berada di bangku SD aku sering mendapatkan perlakuan yang terbaik dari seorang yang bernama Ibu dan Ayah, Mereka adalah orang yang hebat dalam kehidupanku, mereka adalah Hero bagi kehidupanku, aku tak tahu apa yang harus aku katakana kepada mereka tapi yang jelas aku sangat sanyang padanya".

Putri mulai terbawa suasana ia mulai bercerita tentang kehidapannya lebih jauh lagi, Seakan-akan aku menjadi tempat curhat yang sangat nyaman baginya, padahal aku dan putri baru beberapa kali bertemu dan baru saja berteman.

Dari belakang terdengar suara terikan memanggil nama Putri, Rupanya sahabat Putri yang mengajak untuk mencari kelapa tua di kebun neneknya, kelapa untuk dibuatkan makanan tradisional nanti sore mengingat ada tamu yang akan berkunjung di Daerah ini. Dalam hatiku berkata "sepertinya tamu itu sangat di hormati sampai disiapkan makanan tradisional".

Putri beranjak meninggalkan aku dan danau, ia bersama temannya mencari kelapa tua. Aku masih termenung duduk ditepi danau mencoba untuk menenangkan diri dan berpikir akankah Putri melanjutkan ceritanya nanti.

Suatu kesempatan ditempat yang sama Putri melanjutkan ceritanya kembali, "Disaat umurku beranjak 10 tahun tepat dihari ulang tahunku yang ke 10 seorang ayah bertanya padaku,'Kado apa yang ingin kau dapatkan dari Ayah' dengan polos aku menjawab,'Putri hanya ingin pensil warnah dan Krason' Ayahku pada saat itu memberikan hadia yang aku inginkan, aku sangat bahagia sekali mendapatkan kado itu"

Aku berkata dalam hati "Putri memang anak yang cerdas ia hanya meminta pensil gambar dari seorang ayah dan aku sangat yakin sekali kelak dia akan menjadi anak yang kreatif sebab dari kecilnya otak kiri dan kanannya sudah diaktifkan"

Putri Melanjutkan Ceritanya "Namun hadiah yang aku terima itu adalah hadiah terakhir dari seorang ayah, pada saat aku ulang tahun aku merasa bingung sekali aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, apakah aku harus bahagia atau sedih, rasanya aku tidak pantas untuk bahagia dimoment itu bagaimana tidak pada saat yang bersamaan 2 orang yang aku sayang bercerai pada saat hari ulang tahunku. Dalam hatiku aku tidak mengerti kenapa orangtuaku bercerai pada hari itu"

Aku tercengan mendengar cerita Putri, aku hanya terdiam dan membisu tatkala ia melanjutkan cerita itu. Putri menangis dengan kencang sekali mengingat kembali kisah tatkala ia berumur 10 tahun. Aku berpikir bagaimana bisa seorang anak 10 tahun tumbuh dengan kuat dan baik sedangkan ia mendapatkan perlakuan yang tidak baik di hari bahagianya

Ingin tahu cerita si Putri Perempuan Tangguh? tetap berada di Catatan ini.




Seribu Wajah IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang