"Nana~" Hyun berteriak semangat memanggil nananya yang sekarang mematung melihatmu.
Lelaki cilik itu masih setia memeluk lenganmu.
Hyunjin sama kagetnya denganmu, posisi kalian masih sama seperti tadi dengan tangan Hyunjin yang menangkup wajahmu. . . . . .
"Jadi mama butuh penjelasan sekarang"
Kamu menengang, Hyunjin hanya menunjukkan wajah tenang, tangannya menggenggam tanganmu erat.
Setidaknya kamu tidak akan terserang panikmu sekarang karena merasakan perlindungan dari Hyunjin.
Yoona tersenyum kecil melihat tangan kalian yang bertautan.
"Dengar...(Y/n) tolong angkat kepalamu nak..." kamu yang sedari tadi menunduk segera mengangkat dagumu ragu menatap wajah mertuamu yang masih saja cantik di usianya sekarang.
"Bisakah kau duduk disampingku?" kamu melirik Hyunjin, lelaki itu mengangguk mengiyakan.
Akhirnya kamu melepaskan tangan Hyunjin dan mulai duduk disebelah wanita yang masih menjadi mama mertuamu (?)
"Hyunjin tolong jagalah Hyun dulu ya, mama mau bicara empat mata dengan (Y/n)" Hyunjin tanpa kata langsung pergi meninggalkan kalian berdua menuju ruang keluarga, dimana Hyun berada.
Tetapi sebelumnya Hyunjin menggumamkan kalimat penenang untukmu yang terlihat makin tegang ditinggalkan olehnya.
Yoona memeluk tubuhmu.
Seketika kamu kaku, bingung.
"Akhirnya kau kembali nak, Mama sangat rindu padamu, aku sangat cemas padamu selama ini...melihat kau sudah kembali membuat bebanku terangkat, terimakasih" kamu mulai terisak dan membalas pelukan Yoona.
Kamu merasa sangat diterima di keluarga ini, sedangkan keluarga mu saja seperti membuangmu, walau kamu tahu awalnya memang kesalahan mu.
Hyunjin yang melihat dari ruang keluarga tersenyum lega.
Yoona melepaskan pelukannya padamu, tangannya memegang bahumu, matanya memicing tajam.
"Lihatlah tubuhmu, jadi kurus begini" kamu tersenyum canggung sambil mengusap sisa air matamu.
"Jadi bagaimana kalau sekarang kita memasak bersama, kita masak segala macam makanan kesukaanmu, projek hari ini adalah membuat menantu cantikku ini menjadi gendut" Yoona mengusap wajahmu memakai tisu, Kamu tertawa kecil dan mengangguk.
"Tapi ini belum mendekati jam makan siang ma" protes Hyunjin dari arah ruang keluarga.
"Belum makan siang" Hyun ikut protes pada nana nya dan diakhiri cekikikan bersama ayahnya.
Akhir-akhir ini lelaki cilik itu suka sekali mengikuti, entah kata atau tingkah orang terdekatnya.
"Mama dan (Y/n) akan memasak banyak, papamu juga akan datang nanti, dan mama tidak pernah mengajarimu menguping Hyunjin, Hyun jangan mengikuti tingkah aneh ayahmu" duo Hyun itu hanya nyengir dan melanjutkan bermain puzel.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . . . .
"Hyunjin...tolong belikan kecap asin dan saos" kata Yoona yang sedang menyiapkan bumbu masak.
Hyunjin yang memang dasarnya penurut pada mamanya itu segera ke minimarket bersama Hyun yang merengek ikut.
"(Y/n) sayang, mama mau bertanya..." kamu yang sedang memotong sayuran menoleh penasaran.
"Ya ma?"
"Obat depresi diatas meja tadi milikmu?" Yoona menatapmu lembut, kamu terdiam, bingung kenapa mertuamu itu mengenal obat tersebut.
"Saudara mama juga mengkonsumsi obat itu" lanjut Yoona, menjawab kebingungan mu.
Kalian terdiam, Yoona mulai mengolah bumbu masakan dengan telaten.
"Iya itu punyaku ma" akumu jujur sambil meneruskan memotong sayuran.
Kamu sudah menata hatimu, siap menerima keputusan Yoona, seandainya dia menyuruhmu menjauhi Hyunjin dan Hyun.
"Kau tahu nak, Kami akan selalu menerima dan berada di sampingmu" kamu menatap tak percaya pada Yoona yang menatapmu dengan senyum menenangkan terpatri diwajahnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu tersenyum dan mengangguk, kesempatan kedua ini akan kamu pakai sebaik mungkin, kamu berjanji pada dirimu sendiri, akan menyembuhkan penyakitmu dan kembali pada Hyunjin dan Hyun, pasti. . . . . .
Sebelum memasuki jam makan siang, segala macam hidangan sudah tersusun di meja makan, kamu dan Yoona puas melihat hasil masakan kalian.
Hyunjin dan Hyun bersorak karena melihat hidangan lezat yang menggugah selera itu.
Beberapa saat kemudian Papa mertuamu, Hwang Minhyun, datang, dia memelukmu singkat dan mengucapkan selamat datang kembali.
Setelahnya kalian makan siang bersama diselingi berbincang ringan dan celotehan Hyun yang moodnya sedang bagus sekali hari ini.
"Hyun pelan-pelan saja makannya sayang" kamu mengusap bibir Hyun yang terdapat noda saus.
Hyunjin mengusap kepala Hyun, membuat lelaki cilik itu mengerang karena tatanan rambutnya berantakan.
Tentu saja pemandangan itu tidak terlewatkan dari mata orang tua Hyunjin yang ikut senang melihatnya.
"Bagaimana kalau kalian mulai tinggal serumah lagi? Menurut papa, Hyun pasti akan senang jika berkumpul bersama kedua orangtuanya, iya kan Hyun?" kata Minhyun sambil mengerling pada Hyunjin.
Hyunjin mendelik, dan Minhyun tertawa kecil.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Iya Hyun senang, tinggal bersama Ayah dan Bunda" Jawab lelaki cilik setengah berteriak.
"Tapi pa..."
"Menurut mama itu saran yang bagus" kata Yoona memotong Hyunjin.
"Saran yang bagus, bagus" celoteh Hyun, membuat Yoona dan Minhyun tertawa.
Hyunjin melihatmu yang terdiam, lalu kamu tersenyum pasti.
"Aku akan ikut keputusan Hyunjin saja"
_____________________________
-- To Be Continue --
Apakah alurnya kecepatan? Dan kalian bingung membacanya?