01

470 76 2
                                    

Sekali lagi gadis itu menghela napas.

Ia cepat-cepat meraih cangkir kopinya, meneguknya, lalu meletakkannya di atas meja dengan sedikit tenaga. Dirinya kemudian kembali berkutat pada laptop di hadapannya, berusaha untuk mengabaikan segala pasangan romantis di sekitarnya.

Kala itu ia yakin sudah menentukan tempat pertemuan dengan teman sekelompoknya di kafe yang salah. Tentunya ia salah memilih teman sekelompok juga, ketika sahabatnya sendiri datang bersama kekasihnya lima menit kemudian.

Kini gadis itu menatap sebal keduanya saat tengah saling menggoda, sementara dirinya harus mengerjakan tugas kelompok ini.

Mencoba untuk bersikap cuek dengan mengerjakan tugasnya hingga selesai, gadis itu hanya bertahan sekitar sepuluh menit sebelum menyerah dan memesan kopi lagi.

Sesaat pesanannya datang dan sekarang ia tengah menyeruputnya, gadis itu mengamati seuntai benang yang terikat pada jari kelingking sahabatnya dan kekasihnya. Keduanya tersambung dengan benang merah yang menandakan bahwa mereka adalah soulmate.

Fakta bahwa kedua sahabatnya telah menemukan satu sama lain, membawa gadis sendirian itu ke perasaan iri.

Ia sendiri menunduk, menemukan jari kelingkingnya yang terikat akan benang merah yang putus. Ia tidak pernah tahu arti benang merah yang terputus itu. Entah jika ia tidak mempunyai soulmate atau sang soulmate sudah tidak ada di dunia ini, gadis itu terus berharap bahwa soulmate-nya ada di luar sana, juga menunggunya.

Ya, suatu ketika, kita akan bertemu...

---

Fact(s) : Jika seseorang sudah menemukan soulmate-nya, benang merah yang mengikat keduanya dapat dilihat oleh orang lain.

Soulmate : Red String [ t. shouto ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang