Tugas kelompok kemarin akhirnya selesai dan dapat dikumpulkan tepat waktu pagi ini setelah (name) menyuruh kedua sahabatnya juga ikut bekerja.
Sepulang sekolah, (name) berpisah dengan mereka yang akan berkencan di depan gerbang sekolah. Dan gadis itu kembali menjalankan rutinitasnya yang sangat bosan.
(Name) menyusuri jalan pulang ke rumahnya dengan sepasang mata berkeliaran di sekitarnya, berharap untuk menemukan sesuatu yang menyenangkan. Ia tidak mau pulang ke rumah saat ini juga ketika esok hari libur. Paling tidak ia bisa menemukan suatu hiburan meskipun hanya sendirian.
Ya, hidupnya terdengar sedih sekali sekarang.
Namun ia tidak bisa banyak protes ketika dirinya sedikit antisosial dan tipe orang yang lebih suka merenung daripada berbicara. Maka itu temannya tidak banyak.
Tak bosan-bosannya (name) kembali menghela napas. Terus memikirkan hal yang sama dari hari ke hari membuatnya lelah. Saat ini, ingin sekali ia berteriak sekeras-kerasnya, mengeluarkan segala beban yang membuatnya frustasi. Tapi untuk melakukannya, ia harus mencari tempat sepi.
Tanpa sadar ia terus berjalan hingga menemukan dirinya tersesat di perumahan asing. Ditambah pula sekitarnya tidak ada orang, membuatnya tidak bisa bertanya pada siapapun.
(Name) mencoba berjalan sedikit untuk lebih mengetahui area itu dan mungkin mendapati toko serba-ada. Sayangnya semakin ia melangkahkan kakinya, semakin tersesat dirinya sampai ia beristirahat sejenak di bangku ayunan taman.
Gadis itu mendongak, berusaha menikmati indahnya langit yang mulai mengalami siklus pergantian hari serta angin sepoi-sepoi yang menerpanya. Berada dalam kondisi tenang dan nyaman dengan sekeliling yang sepi, bukanlah hal yang buruk untuk membuang waktu di sore hari.
Terkadang sendirian adalah hal yang terbaik.
Momen itu berlangsung sejenak ketika keheningan terpecahkan oleh suara seekor kucing yang kian mendekat ke arahnya.
Lantas (name) membuka matanya dan menoleh ke bawah.
Seekor kucing yang memiliki warna tak biasa tengah mendekatinya dan melompat ke kakinya untuk mengeluskan diri terhadapnya. (Name) pun tersenyum kecil melihatnya dan merasa sedikit senang dengan kehadiran sosok kucing tersebut yang membuatnya tidak merasa sendirian.
Namun senyumannya segera menghilang ketika seseorang mendekatinya dengan napas yang tidak teratur. Sosok itu kemudian berhenti di sisi (name) dan terdiam.
(Name) perlahan mendongak lalu mengamati sosok baru itu dengan saksama. Sesuatu menangkap perhatiannya dan keheningan kembali melanda di area tersebut.
Beberapa saat kemudian, sosok itu cepat-cepat berbalik dan keluar taman, tetapi tertahan saat (name) menarik lengan bajunya. Ia tersentak dan menengok ke arah (name).
"Ada a--"
"Kau! Benang merahmu juga putus, bukan?"
Segera saja pandangan sosok itu mengarah ke jari kelingking gadis asing di hadapannya.
Oh. Ia sedikit terkejut, namun tetap memasang wajah datarnya.
---
//always thought that this boi loves cat
this picts are hella cute
btw, credits to the artists
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate : Red String [ t. shouto ]
FanfictionMencari soulmate dengan modal benang merah bukanlah hal yang mudah. Apalagi jika benang merah tersebut putus. [ bnha ] [ todoroki shouto x reader ] [ soulmate au ] [ short story ] [ soulmate series ] entirely different dimension/from the real story...