Chara bersandar pada dinding di dalam kamar mandi setelah berhasil menghindari kedua sahabatnya yang nampak asyik memojokkan dirinya karena jujur mengenai apa yang tadi membuatnya melamun.
Mengingat hal itu Chara menjadi terganggu kembali karena menurutnya memikirkan Luis bukanlah hal yang tepat. Sebab yang harus tetap ia pikirkan adalah pendidikan, hanya itu. Bukan membuat kesalahan dengan memikirkan Luis Benjamin.
Chara memejamkan mata beberapa saat, mencoba untuk mengembalikan kewarasannya yang sedikit tergeser akibat kedua sahabatnya yang gila akan sosok Luis Benjamin.
"Fokus, Chara..." gumamnya pada diri sendiri sebelum kemudian ia bergeser ke arah pintu toilet yang ada disebelahnya. Dan saat hendak membuka pintu, tanpa sengaja Chara menangkap warna yang mengotori dinding putih bersih toilet tempatnya menenangkan diri tadi.
Tidak terlalu mencolok warna itu namun sanggup membuat Chara terbelalak dan memutar rok abu-abu selututnya.
"Astaga!" pekiknya tatkala melihat bercak merah di rokknya.
Chara menggigit bibirnya gelisah dengan benak yang mulai berdebat untuk menemukan jalan keluar dari masalahnya saat ini.
"Ponselku.." tangan Chara bergerak meraba saku roknya namun benda yang ia harapkan membantunya tak dapat di temukan.
"Ya Tuhan..." Chara mengerang pelan mengetahui ponsel yang ia miliki di tinggalkan di kelas. Hal yang menjadi kebiasaan dirinya karena menurutnya jika membawa ponsel kemana-mana, terutama ke perpustakaan akan mengganggu konsentrasi yang berakhir mengacaukan semuanya, Chara tidak suka itu. Tapi... Saat ini ia benar-benar membutuhkan benda itu untuk membuatnya mendapat bantuan.
"Bagaimana ini," Chara bergerak panik.
Chara memutar kembali roknya seperti semula, lalu mencoba menutupinya dengan mengeluarkan kemeja putihnya yang ternyata sia-sia. Chara menyerah, ia pun memilih untuk menyiram noda merah yang menempel di dinding dan menghilangkannya terlebih dahulu dengan cara menggosokan ujung gagang gayung pada noda merah yang menempel di dinding toilet.
Setelah memastikan tidak ada lagi noda merah yang berasal darinya, Chara memberanikan diri membuka pintu toilet keluar dari sana dengan mengendap-endap.
Sepi. Dan Chara sedikit lega mengetahui keadaan toilet khusus perempuan tidak ada siapa-siapa selain dirinya. Setidaknya ia aman dengan keadaan toilet yang sepi ini.
Chara semakin memberanikan diri dengan perlahan-lahan keluar dari area toilet perempuan. Tatapannya tak lepas untuk memandang sekelilingnya, memastikan semuanya aman.
Chara menghentikan langkahnya ketika mengingat jika ia harus melewati toilet laki-laki yang bersebelahan dengan toilet wanita bermodalkan dinding yang menjadi pembatas.
Lagi-lagi karena pikirannya tersebut Chara menggigit bibirnya dan berpikir keras agar ia bisa berhasil melewati toilet laki-laki dengan selamat.
Ah, bisa malu jika ia ketahuan sedang datang bulan.
Chara menarik napas panjang lalu menghembuskan kembali perlahan sebelum kemudian melanjutkan langkahnya saat dirasa ia memiliki sedikit keberanian.
Chara menelan ludah gugup saat ia berada di dekat toilet laki-laki yang terlihat sepi.
Chara belum benar-benar melewati toilet laki-laki untuk beberapa detik. Hal itu karena Chara ingin memastikan jika toilet laki-laki benar-benar sepi seperti yang ia lihat.
Dan saat Chara rasa bahwa ia akan aman, ia pun kembali melangkah, ah tidak.. lebih tepatnya berlari.
"Lo bocor," seruan di belakangnya membuat Chara membatu seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Sweet Story About Nerd Girl
JugendliteraturApa jadinya jika sosok yang terlihat biasa saja dengan penampilan yang tidak sesuai di jaman sekarang justru dapat memikat seseorang yang digilai gadis-gadis? Itulah kebenaran yang ada saat Chara Soraya, gadis blasteran yang terbelakang kan karena...