Chapter 2: First Day

6 4 0
                                    

          Jam menunjukan pukul 06.00 pagi di hari Senin.

"Ra....bangun ra..! Nara.... bangun...! sudah jam 6, nanti kamu telat ke sekolah," teriak mama Nara.

"Hmm...iya iya mah..," sahut Nara yang masih mengumpulkan nyawa untuk bangun. 

"Cepat mandi Ra! ka Niel sudah hampir siap, nanti kalau kelamaan kamu bisa ditinggal," perintah Mama Nara.

Nara panik Niel sudah hampir siap, Nara bergegas menuju kamar mandi. Ia bersiap-siap dengan terburu-buru tak mau jika ditinggal oleh Niel. Setelah selesai, Nara langsung bergegas turun ke ruang makan. 

"Udah jam berapa ni, makanya kalo bangun itu pagi! awas aja kalo ntar telat itu salah lu!" ujar Niel kesal.

"Iya iya maap," jawab Nara merengut.

"Buruan makannya! udah ayo berangkat sekarang!" kata Niel

Niel beranjak dari kursi meja makan, mengangkat tas dan mencium tangan mamanya menuju keluar rumah. Nara buru-buru mengikuti Niel dengan mulut yang masih mengunyah roti. Sampai di luar rumah Niel langsung menyalakan motor nya.

"Ayo cepet naik!" perintah Niel.

Nara langsung bergegas naik ke motor. 

          Untuk mengejar waktu agar tak terlambat, Niel mengendarai dengan mempercepat motornya. Akhirnya mereka sampai di sekolah tepat waktu. Sampai di sekolah,Niel meninggalkan Nara menuju kelasnya, sedangkan Nara menuju lapangan seperti anak-anak baru lainnya untuk menunggu pengumuman pembagian kelas. Nara bertemu dengan Rendy kemudian mereka saling menyapa.

"Pagi Nara..," sapa Rendy.

"Pagi Ren," sahut Nara dengan muka masam.

"Eh lu kenapa Nar? ko muka lu keliatan sedih gitu," tanya Rendy

"Hm? gak apa-apa ko Ren." Nara menjawab dengan sedikit meringis.

"Gak apa-apa kali cerita ke gua, siapa tau gua bisa ngilangin badmood lu," ucap Rendy.

"Gak kenapa-napa Ren, cuma tadi kakak gue marah ke gue gara-gara gue bangun kesiangan, pagi-pagi udah bikin mood gue down aja, emang ngeselin tu orang!" ujar Nara.

"Lu punya kakak Nar? gua baru tau, emg kaka lu sekolah dimana?" tanya Rendy.

"Iya, sekolah di sini juga sekarang dia kelas 11," jawab Nara.

"Kelasnya dimana? sini gua samperin biar gua kasih pelajaran, bisa-bisanya masih pagi udah bikin muka lu cemberut kan muka lu jadi tambah jelek haha...." Rendy menghibur.

"Ih.. Rendy..! ngeselin banget lu ya." Nara tertawa dan sedikit kesal sambil memukul Rendy.

"Aw.. iya ampun ampun.., bercanda doang Nar haha..." Tawa Rendy.

Rendy berhasil mengembalikan mood Nara. Sekarang wajah Nara tak terlihat murung lagi.

          Sedang asik mengobrol, seorang guru memulai berbicara di depan untuk mengumumkan pembagian kelas. Kebisingan suara para siswa meredam, fokus mendengarkan pengumuman kelas. Dimulai dari jurusan IPA, kelas 10 IPA 1 yang pertama kali di umumkan. Ternyata nama Nara masuk ke daftar kelas 10 IPA 1, Nara gembira mendengarnya. Sementara Rendy mengharapkan dirinya satu kelas dengan Nara, dan ternyata nama Rendy tak ada di jurusan IPA, melainkan jurusan IPS, 10 IPS 4. Sangat jauh perbedaanya, kelas mereka pun cukup jauh, Rendy agak kecewa mendengarnya. 

"Yah Ren, kita ga sekelas, tapi gak apa-apa ntar juga sering ketemu," ucap Nara.

"Iya Nar, pasti ketemu setiap hari," jawab Rendy dengan perasaan sedikit kecewa.

Adolescence High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang