Chapter 3: Different Feel

5 3 0
                                    

          Seperti biasanya Nara berangkat ke sekolah bersama Rendy. Kini Niel pun berangkat ke sekolah sendiri. Senin pagi sekolah Nara selalu melaksanakan upacara bendera. Pada hari itu saat keluar kelas menuju lapangan Nara menghampiri Nadia yang berjalan didepannya.

"Hai Nad!" sapa Nara sambil melihat wajah Nadia.

"Hai," jawab Nadia.

"Muka kamu ko pucet Nad, kamu sakit?" tanya Nara.

"Enggak ko Nar," jawabnya.

"Kalo kamu lagi sakit ga usah upacar dulu aja, istirahat di kelas nanti aku yang izinin ke guru ya."

"Ah enggak ko Nar, aku ga apa-apa, udah yu baris."

Nadia tak menedengarkan Nara padahal saat itu Nadia sedang tidak enak badan. Nara yang agak khawatir berbaris di belakang Nadia. Di pertengahan pelaksanaan upacara, Nadia tiba-tiba jatuh pingsan, Nara panik dan dia pun langsung menadahi Nadia ke tubuhnya dan langsung menolong untuk mengangkat Nadia ke ruang UKS. Niel yang merupakan anak PMR, melihat kejadian itu dengan cepat berlari kemudian membantu untuk membawa Nadia keruang UKS. 

"Ra, temen lu kenapa nih?" tanya Niel kepada Nara.

"Gak tau, tiba-tiba pingsan,  kayanya hari ini dia lagi sakit, soalnya dari tadi mukanya udah pucet gitu," jelas Nara.

"Yaudah cepetan bantu angkat ya bawa ke ruang UKS!" perintah Niel.

Mereka dan anak PMR yang lain membantu menggotong Nadia untuk dibawa ke ruang UKS. Setelah sampai, Nadia diberi harum-haruman minyak di hidungnya agar Nadia cepat sadar. Tak lama Nadia bangun. Nara yang mengantar Nadia ke ruang UKS pun lega melihat Nadia sudah sadar. Niel yang tahu jika Dina sudah sadar langsung ke belakang mengambil teh hangat untuk Nadia. 

"Nad, kamu udah sadar? syukurlah, kamu bikin aku panik Nad, tadi kan udah aku bilangin istirahat aja dikelas, kamu ngeyel sih," ujar Nara khawatir.

Niel datang dan mendengar Nara.

"Lu lagi udah tau temenya lagi sakit malah nyalahin, udah sono keluar! ganggu orang lagi istirahat aja," kata Niel.

"Yaudah sih gitu aja sewot," balas Nara.

"Eh iya Nad maap hehe.., aku tinggal upacara lagi gapapa kan Nad?" tanya Nara. 

Nadia mengangguk. 

Nara keluar meninggalakan Nadia dan Niel di ruang UKS. 

"Nih teh angetnya, diminum biar mendingan," ucap Niel.

"Makasih kak." Nadia menerima, lalu meminumnya. 

"Gimana udah mendingan?" tanya Niel.

Nadia mengangguk lalu meneruskan meminum teh.

"Yaudah kamu istirahat dulu ya disini, saya keluar dulu." 

Tiba-tiba Nadia terbatuk batuk karena tersedak. Niel lalu menolong Nadia mengambil air putih tidak jadi keluar.

"Kamu gak apa-apa? pelan-pelan dong minumnya sampe keselek gitu kan," ucap Niel lalu memeberikan air putih kepada Nadia. Nadia meminumnya.

"Makasih sekali lagi kak, maaf ngerepotin," ucap Nadia.

"Eh ga ngerepotin ko dek, udah tugas saya," balas Niel

Niel mengurungkan niatnya untuk keluar, memilih menemani Nadia agar hal yang tak diinginkan terjadi lagi. Niel duduk tak jauh dari tempat Nadia berbaring.

"Kamu temennya Nara ya?" tanya Niel berbasa-basi.

"Iya kami teman sebangku, kakak kenal sama Nara?" tanya Nadia.

Adolescence High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang