Feika

4 2 0
                                    

Delapan.
Pasir pantai kemerahan,
Disapu ombak, pecah bebatuan.
Dikala adik ingin berduaan,
Abang tak tega, banyak fikiran.

Mentari menyambar siang itu,
Memanaskan bumi pertiwi,
Mendidihkan hati para dewa-dewi,
Ditengah bisingnya terompet syurgawi.
Namun kau, masih hinggap di fikiranku,
Menghapus kenangan pilu,
Hanya untuk...sesaat sahaja.
Oh pedihnya, cinta pertama.

Wahai bidadari, dimanakah engkau jatuh kali ini?
Kali ciliwung rela ku arungi,
Bundaran H I rela kuputari.
Namun engkau menghilang, sirna dari pandangan mataku,
Seolah-olah aku ini setan berwajah dua, seperti kawanmu yang pernah jatuh hati padaku.

Satu ditambah satu sama dengan dua.
Cintaku padamu tiada dua.
Cinta itu pasti akan kita rasa,
Tiada bisa ditolak, walaupun hampa adanya.

Sampai jumpa, kuncup mawar.
Kalau mekar, jangan asal dipinta.
Sampai jumpa wahai wanita
Walau keras kepala, namun sangat kucinta.

Delapan.

Poetically WrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang