1. Indigo

256 22 52
                                    

Perkenalkan, namaku Zeyn Chartroven. Yah... walau sebenarnya marga Chartroven itu bukan nama margaku yang sebenarnya. Aku sudah hidup sendiri sejak berumur 5 tahun. Orang tuaku membuangku saat itu hanya suatu masalah sepele, menurutku. Saat itu aku hanya anak indigo polos yang bahkan tak tahu jika lawan bicaraku adalah makhluk gaib atau orang yang sudah mati. Aku tidak pernah takut dan benci dengan kemampuanku ini, meskipun sebenarnya sedikit menyeramkan bila lawan bicaramu adalah seorang dengan rongga mata yang kosong dan pada mulutnya dipenuhi belatung yang menjijikkan. Melihatku yang sering berbicara sendiri seperti itu membuat kedua orang tuaku risih atau kadang aku berpikiran mereka menganggapku bukan anak mereka. Mereka bahkan tidak pernah menyebutkan nama marga mereka padaku. Hingga membuatku tidak mengetahui nama lengkapku sendiri saat itu. Aku diusir dari rumah dan akhirnya terlantar menjadi anak buangan. Menyedihkan bukan?

Tapi itu masalalu. Sekarang aku berumur 16 tahun dan akan memasuki tahun pertamaku di SMA terkenal! Ah... aku sangat menantikan masa remajaku di SMA nanti. Bingung bagaimana ini bisa terjadi? Bagaimana sekarang aku bisa hidup cukup dan berhasil masuk kesekolah terkenal? Jawaban yang mudah. Ada seseorang yang hidup sebatang kara dan sangat baik hati mau mengasuhku hingga berumur 15 tahun. Ia adalah seorang pria paruh baya berumur 40 tahun dan juga merupakan seorang pengusaha sebuah perusahaan terkenal. Namanya adalah Robert Chartroven. Aku biasa memanggilnya dengan sebutan paman Robert. Paman mengasuhku dan menjadikanku bagian dari keluarganya, membuatku memiliki nama marganya saat ini. Selama itu ia menyekolahkan ku juga memenuhi segala kebutuhanku. Hingga saat aku memasuki umur ke-16 ia memberikan sebuah apartemen pribadi miliknya yang pada akhirnya menjadi tempat tinggalku sekarang. Beruntung? Tentu saja! Aku sangat bersyukur aku dipertemukan oleh orang sebaik paman Robert. Apalagi ia tidak pernah mengungkit atau mempersalahkan diriku yang seorang indigo ini. Paman bilang istrinya adalah seorang indigo sama sepertiku. Membuatnya teringat kembali kenangan saat bersama istrinya dimana saat itu pasangan hidupnya berbicara sendiri dan bersenda gurau dengan makhluk gaib.

Yap, sebaiknya sampai disini saja mengenai diriku dan masalaluku. Intinya aku adalah seorang anak indigo dengan masalalu yang suram yang pada akhirnya menemukan keluargaku yang sebenarnya.

.

.

.

Author POV

TENG... TENG...

Bel sekolah itu berbunyi nyaring, menandakan seluruh siswa ataupun siswi disana harus memasuki kelasnya masing-masing. Tapi tidak hari ini. Hari ini adalah masa orientasi bagi para siswa/i baru disini, SMA Lestroch. SMA Lestroch adalah SMA terkenal yang dikhususkan untuk anak-anak tertentu. Seperti anak dari seseorang yang kaya atau dengan nama terpandang, juga anak yang mendapat beasiswa dari pemerintah sehingga bisa bersekolah disana. Sekolah ini memiliki peraturan yang sangat ketat dan juga harus dipatuhi oleh para siswa/i nya tanpa perkecualian.

Seorang siswa dengan seragam SMA barunya terlihat berlari terengah-enggah menuju gerbang sekolah. 'Tinggal satu menit lagi!' batin siswa dengan surai raven itu sambil melihat jam tangannya. Hingga akhirnya ia bersorak merdeka setelah memasuki gerbang di tiga detik terakhir(?). Satpam yang bertugas menjaga gerbang hari itupun cuma bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah siswa baru itu di SMA ini. Yap, dialah Zeyn Chartroven siswa bersurai raven tadi. Anak yang memiliki wajah ganteng pas-pasan, tinggi tak semampai yang hanya 168cm juga sifatnya yang kadang emosian itu tengah berjalan sempoyongan masuk kedalam gedung sekolah didepannya karena acara balap dadakan tadi. Iya, balapan. Balapan dengan waktu.

"Ugh... Capek banget dah! Untung masih sempat tadi." Gumam Zeyn menghela napas. "Harus cepat nih! Ntar terlambat MOS!"

Zeyn pun berlari menuju tempat MOS bagi para siswa/i baru diadakan. Meskipun lelah dan takut jika ia pingsan, ia lebih takut jika harus dimarahi oleh guru atau kakak kelas yang akan mengawas saat MOS. Zeyn pernah mendengar rumor tentang banyaknya guru killer yang ada disekolah ini.

IndigoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang