Lanjutan flashback Hara :v

48 6 0
                                    

"KYAAAA!!" Teriak Hara lebay. "Ke-kenapa?! Kenapa aku punya kaki?!! Aku hidup??! Tidak melayang lagi??! Bisa berjalan?? Bisa berlari?!" Teriak Hara lebay ala orang lagi fangirlingan. "Eh.. tunggu! Terus aku bilang ke Zeyn gimana dong? Ntar dia gak suka gimana? Ntar aku diusir dari apartemen gimana? Eh, tapi... aku jadi bisa megang tangan Zeyn. Bisa gandengan tangan kayak di manga shoujo kesukaan ku." Nah sekarang Hara malah bicara sendiri sambil senyam senyum sendiri pula. Kayaknya sifat Leil nular ke Hara deh.

Mari kita biarkan Hara bersama imajinasinya. Sementara Hara sibuk bermonolog sendiri. Di kejauhan sekumpulan orang nampak memperhatikannya dengan tatapan yang lumayan... aneh? Mereka terus memperhatikan gerak gerik Hara mulai dari Hara yang loncat loncat gaje sampe Hara tiba-tiba pundung entah apa alasannya. Salah satu dari mereka terkekeh melihat tingkah Hara lalu berjalan menghampirinya.

"Adek kenapa?" Tanya orang misterius itu sambil tersenyum.

"Eh? Siapa ya?" Hara yang ditanya malah balik nanya.

"Saya cuman numpang lewat aja sih. Tapi liat adeknya lucu jadi saya samperin." Ucapnya masih tersenyum.

"Oh.. gitu ya!" Hara mangut-mangut. "Anone anone! (Seketika ingat scene anime :v) apa anda bisa melihat saya?" Tanya Hara yang membuat orang itu melongo sekaligus bingung akan pertanyaan Hara.

"Iya, memangnya kenapa dek?" Tanya orang misterius itu.

'Lah? Berarti aku beneran jadi manusia ya?' Batin Hara. "Ehe... gak apa apa kok om!" Ucapnya cengengesan.

Jleb. Kokoro retak untuk orang misterius tadi. Padahal kalau dilihat dia itu masih muda dan Hara malah dengan watadosnya manggil dia om om. "Anu.. dek, saya masih muda loh. Panggil kakak aja." Ucapnya tertohok.

"Eh!! Maaf om-eh-kak! Hara gak tau." Ucap Hara mau nangis.

"Lah? Jangan nangis dek! Ntar ada yang salah paham gimana?!" Orang itu panik. (Takut dikira pedo kali, untung karena author baek author bikin tempatnya sepi dikit wkwk :v).

Oke back to the story.

"Tuan-maksudku-bos. Kita sudah terlambat." Salah satu dari kumpulan orang itu mendekati Hara dan orang yang dipanggil bos itu.

"Ah benar. Kalau begitu kakak pergi dulu ya dek, hati hati dijalan. Kalau udah jadi hantu lagi jangan duduk dipohon pisang aja ya." Ucap 'bos' itu.

"Oke o-eh-kak!" Balas Hara sambil senyum peps*dent.

Mereka pun berpisah dengan Hara yang tidak menyadari perkataan orang misterius tadi.

Tamat~

"Tunggu dulu! Jadi lu gak diapa-apain kan sama mereka?" Tanya Zeyn.

"Gak tuh.. emang Zeyn kira Hara diapain mereka?" Tanya balik Hara.

"Yah siapa tau aja lu dimesumin mereka, secara muka lo muka muka loli anime." Cerocos Devya yang langsung mendapat jitakan sayang dari Zeyn.

"Yah gak usah dijelasin napa dah?" Ucap Zeyn sewot.

"Sakit anjer!" Devya ikuy sewot.

"Udah, jangan berteman!" Saran Leil gak nyambung.

"Bertengkar bego!" Teriak Zeyn dan Devya bersamaan.

Hara sedari tadi cuman diem, mingkem ngedengirin segala bacotan temen-temennya ini. Ia sendiri juga bingung mau ikutan apa nggak. Kalau dia ikutan ntar dapet ceramah yang gak ada faedahnya dari Zeyn tentang 'Menghindari Adu Bacot'. Kalau dia nggak ngomong ntar nih adu bacot jadi makin panjang dan buat Hara capek berdiri terus. Secara dia sekarang udah punya kaki. Hah.. serba salah emang :(.

"Anu.. " Kata Hara pelan banget yang jelas-jelas kagak bakal kedengaran.

Trio human, demon dan grim reaper itu masih asik melontarkan kata-kata pelangi dalam kamus mereka masing-masing. Anak kecil jangan ditiru ya :).

"STOP STOP STOP! Kita pending dulu. Lu pada mau kita berdiri disini terus sampe pagi?!" Tanya Zeno esmosi. Hara nangis air terjun imajiner, akhirnya ada juga yang ngelerai.

"Dih! Bilang aja lu kalah adu bacot ama gue!" Devya ngekompor.

"Bodoamat nyet!" Sarkas Zeyn lalu berjalan menuju apartemennya lagi.

"Hara kecapean ya?" Tanya Leil tumben.

"Iya Kak Leil." Jawab Hara lesu.

Merekapun balik ke apartemen Zeyn.

.

.

.

Sesampainya Zeyn diapartemennya ia langsung masuk kekamar dan ngunci pintunya. Tanpa babibu langsung jatuhin diri diatas kasur tercintanya sambil menyelimuti dirinya dengan selimut tersayangnya. Tak butuh waktu lama terdengar dengkuran darinya. Zeyn cape dan sekarang ia akhirnya bisa istirahat. Sungguh suatu kesenangan tersendiri bagi dirinya/author puitis :)/.

Di ruang tamu apartemen. Tiga makhluk beda jenis terlihat sedang mendiskusikan sesuatu. Yang satu hantu kunti yang jadi manusia, yang satu iblis gamers, dan yang terakhir malaikat maut sakit jiwa. Wajah mereka terlihat serius.

"Har, gue tau cerita lu tadi sebagian besar bohongkan?" Ujar si iblis, Devya natap Hara serius.

"Di bagian kau menjadi manusia dan orang misterius tadi." Tambah Leil dengan senyum khasnya.

"I, iya.. tapi Hara takut Zeyn nanti bakal ketemu 'orang itu'." Ujar Hara dengan wajah pucat karena takut(?).

"Berapa banyak orang yang 'dia' bawa?" Tanya Devya lagi.

"Sekitar 5 orang, mungkin..." Jawab Hara ragu-ragu. "Aku mungkin terkena efek kekuatannya sehingga aku berubah jadi manusia. Saat itu aku sedang berjalan-jalan dan aku melihat 'dia' disuatu gang sempit, 'dia' terlihat akan mengambil wujud manusia, aura kekuatannya sangat besar sehingga aku terkena dampaknya. Aku sempat pingsan sebentar dan saat tersadar orang itu tepat berada didepanku..." Hara memutus ceritanya. Keringat dingin mengalir deras dari pelipisnya. "Untung saja ia tidak merasakan aura Zeyn dari diriku. Ia mengira aku adalah seorang anak yang kebetulan lewat. Setelah itu seperti cerita yang kuceritakan. Aku berusaha sesantai mungkin dan tak membuatnya merasakan rasa takutku. Tapi gak disangka 'dia' menyadariku juga pada akhirnya. 'Dia' tau kalau aku hantu."

"Haahh.. gue sampai harus berbohong kalau lu lagi diculik pedofil atau begal jalanan loh." Devya mengehela napas lelah.

"Maafin Hara, hiks.." Air mata mulai jatuh dari manik ungu Hara.

"Udah.. disini yang paling ketakutan kan kamu." Ucap Leil menenangkan Hara.

"Sekarang dia sedang ada dibumi. Gak tau sampe berapa lama, tapi kalau merasakan auranya sedikit aja. Langsung komunikasi!" Tegas Devya.

"Aku tidak tau apa yang akan terjadi kalau dia menemukan Zeyn." Gumam Leil memegang dagunya.

"Ya jangan sampelah!" Sewot Devya. "Ntar dia bakal ngelakuin secara cara buat bawa Zeyn ketempatnya."

"Dan kita... " Ucapan Leil menggantung. "Bakal dapat hadiah yang mengerikan."

.

.

.

.

TBC

Maaf ya kalau terlalu pendek :"). Namanya juga lanjutan.
Gaje ya ceritanya :"v.
Author mau coba bikin adegan serius, dan jadinya ya gini deh :")
Maaf ya kalau gak bagus dan banyak banget kesalahan dalam penulisan author. Author juga minta maaf kalau baru aja update setelah seribu tahun lamanya/kelamaan thor ntar kami berdebu loh: Zeyn/. Mangap atuh Zeyn :")

Sekian dari author...

See you next chapter~

IndigoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang