Chapter 2 ✓

417 27 5
                                    

Setelah lama berbincang Alena dan Lucy pun mendengar suara pintu terbuka, dan yang membuka pintu tersebut adalah putra Lucy sendiri, putranya itu memasuki rumahnya dengan luka beberapa diwajahnya.

Lucy pun yang melihat putranya datang seperti itu langsung menghampirinya segera mungkin, dan membawa putranya ke sofa untuk duduk.

"Kamu habis ngapain, sampe muka kamu kayak gini Rafa" seru Lucy sambari menepuk punggung Rafa, karena Lucy juga langsung berpikir bahwa Rafa habis berkelahi.

"Aduh, Ma aku lagi kayak gini malah Mama tambah pukul, seharunya obatin aku sakit ini" ujar Rafa kepada mamanya, tentu saja tanpa disuruh Rafa pun Lucy sudah menyuruh pelayan untuk mengambil es batu.

Dan salah satu pelayan pun datang menghampiri Lucy, dan memberikan sebuah wadah yang berisi es batu dan juga handuk kecil tersebut, langsung saja Lucy menerima wadah tersebut setelah itu, handuk kecil tersebut ia isi dengan es batu dan ia tempelkan kepada wajah Rafa.

Rafa pun hanya tersenyum kepada Mamanya yang sangat pengertian dengan dirinya itu, sesekali ia juga meringis kesakitan akibat ulah Mamanya yang menekan lukanya itu.

Alena yang melihat keduanya sedang sibuk satu sama lain, entah mengapa sangat nyaman jujur ia ingin sekali seperti Rafa yang selalu diperhatikan oleh Mamanya seperti itu, karena ia tidak bisa merasakan kehangatan Ibunya semenjak Ibunya dan Ayahnya bercerai, Alena pun bangkit dari duduknya karena tidak ingin menganggu Lucy maupun Rafa.

Lucy yang sedari tadi hanya fokus kepada Rafa, langsung melihat kearah Alena yang sudah beranjak dari tempat duduknya itu, Rafa pun langsung menatap kearah Mamanya yang sedang menatap kearah lain, dan lihat siapa itu.

"Alena, sini duduk lagi jangan masuk kekamar dulu" ujar Lucy sembari tersenyum, Alena yang tadinya sudah hampir melangkah itupun langsung berbalik lagi karena Lucy memanggilnya, Alena pun tersenyum kembali dan duduk kembali di sofa yang ia duduki sebelumnya.

"Rafa kenalin ini namanya Alena" ucap Lucy sembari mengenalkan Alena kepada Rafa anaknya itu, Rafa yang sedari tadi menatap Alena dengan pandangan tidak sukanya, entahlah Rafa memang tidak menyukai orang asing masuk kedalam rumahnya, terutama kepada perempuan didepannya ini.

Lucy pun menatap kearah Rafa, karena Rafa ternyata tidak menyahutinya atau memperkenalkan dirinya kembali kepada Alena, Lucy pun langsung mencubit tangan Rafa, tentu saja Rafa yang mendapat perlakuan seperti itu dari Mamanya langsung meringis, sebab Mamanya jika mencubit tidak karuan.

"Kamu nih ya, bukannya kenalan balik malah diem aja" ucap Lucy karena melihat tingkah Rafa yang menurutnya tidak sopan itu, Rafa yang mendengar Mamanya mengomel itu langsung menjulurkan tangannya kearah alena.

"Rafa" ujar Rafa kearah Alena dengan nada tidak sukanya kepada Alena, Alena tentu saja bisa merasakan ketidaksukaan Rafa terhadap dirinya, tetapi entah kenapa dirinya bergemetar lagi, karena Rafa orang baru yang ia temui, Lucy yang melihat Alena seperti saat ia pertema kali bertemu dengan dirinya itupun langsung menggenggam tangan kiri Alena dengan lembut, menyatakan bahwa Rafa bukanlah orang jahat.

Alena yang merasakan Lucy memegang tangannya dengan hangat itupun langsung menjulurkan tangan kanannya dan bersalaman dengan Rafa.

"Alena" balas Alena.

tetapi tidaklah lama karena Alena langsung melepaskan tautan tangannya itu sebab, tiba-tiba saja baju lengan panjanganya tertarik sedikit dan menyebabkan luka ditangannya terlihat oleh Rafa, tentu saja Rafa yang melihat luka tersebut, langsung menarik tangan Alena kembali karena penasaran, tidak mungkinkan perempuannya itu melukai dirinya sendiri, entahlah Rafa sangat tidak menyukai hal-hal tentang melukai diri sendiri.

"tangan lo kenapa" tanya Rafa sembari memegang tangan Alena, Alena yang mendengar ucapan Rafa hanya menggeleng kuat dan melepaskan tangannya dan pergi dari hadapan Rafa, ia masuk kedalam kamar tamu tersebut dan mengunci dirinya sendiri.

"Rafa kamu ngapain dia" ucap Lucy kepada Rafa, Lucy pun segera menghampiri kamar tamu tersebut dan mengetuk-ngetuk pintu kamar tersebut.

"Ma, udahlah Mama istirahat aja, aku tadi liat ada luka gitu ditangan Alena itu, tapi kayaknya aku salah liat aja" ujar Rafa kepada Mamanya setelah itu ia naik untuk pergi kedalam kamarnya karena merasa sangat lelah hari ini, Lucy yang mendengar penuturan Rafa jadi merasa khawatir siapa tau benar apa yang dikatakan Rafa, besok saja ia akan memastikannya lagi.

***
Terdengar sebuah gedoran sangat keras disebuah pintu kediaman Carlos, tentu itu sangatlah mengganggu, Carlos pun langsung membuka dan ingin memaki orang yang membuat pintunya hampir rusak tersebut.

Tetapi belum sempat ia buka sepenuhnya orang tersebut langsung menyentak kan pintu itu dengan sangat lebar, entah lah orang itu sangatlah marah, ya mantan istrinya.

"Dimana putriku Alena" seru wanita bernama Patricia tersebut yaitu Ibu kandung Alena, Carlos yang melihat Patricia tiba-tiba saja marah-marah didepan rumah itu langsung amarah nya memuncak karena tidak menyukai perilaku mantan istrinya yang semena-mena tersebut.

"DIA TIDAK ADA DISINI, JADI PERGILAH" ucap Carlos dengan marah dan nada bicaranya ia naikkan hingga beberapa oktaf, tentu saja Patricia tidak ingin kalah dan membalasnya lagi.

"Diam! Aku mendengar selama aku tidak ada disisi Alena, kamu selalu memukulinya, jadi dimana Alena" ujar Patricia dengan sangat kencang dengan matanya yang berair, sesekali ia ingin menerobos masuk kedalam rumah itu tetapi Carlos langsung menyanggah nya dengan secepat mungkin agar Patricia tidak bisa masuk kedalam rumahnya.

"BIARKAN AKU MASUK, AKU INGIN BERTEMU PUTRIKU BRENGSEK" seru Patricia dengan nada yang sudah sangatlah marah, Carlos yang mendengar itu hanya diam, lagipula menurutnya percuma saja Patricia mencari Alena kesini karena putri sialan tersebut sudah lari dari rumahnya.

"Putri? Jika kau masih punya rasa ke Ibuan seharusnya sejak dulu kau membawanya terus" ujar Carlos sembari terkekeh, karena ucapan Patricia yang menurutnya lucu, dulu kemana saja Patricia mengapa baru sekarang ia mencarinya kenapa tidak dulu-dulu.

"Aku serius, aku mohon dimana Alena" ujar Patricia sembari terisak pilu, ia sangat merasa bersalah kali ini, ia juga tidak pantas diberi gelar Ibu karena dirinya lah yang salah seharusnya setelah bercerai dulu ia membawa Alena bersama dirinya.

"Dia kabur dari rumah, jadi dia tidak ada disini dan satu hal lagi jangan kembali kesini" ujar Carlos dengan cepat setelah itu ia menutup pintu rumahnya dengan membantingnya, dan benar saja Patricia terkaget, bagai disambar petir disiang bolong, ia merasa hancur.

Alena kabur dari rumah mantan suaminya tersebut, dan sekarang ia bingung untuk mencari Alena dimana, ia juga tak mengetahui siapa saja orang yang terdekat dengan Alena maupun tempat yang sering Alena kunjungi.

***

Saat ini Patricia sudah berada di sebuah taman, yang hanya di isi oleh anak kecil dan juga para orang tua yang mengawasi anak mereka sendiri.

Entah mengapa Patricia jadi mengingat momen dimana Alena dulu sewaktu kecil juga sama seperti anak kecil yang tengah bermain tidak jauh dari pandangannya.

"Alena Ibu pasti akan menemukan kamu" gumam Patricia sembari melihat anak kecil didepannya itu yang tengah bermain pasir.

***

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC

[Direvisi, 08 Maret 2020]

ALFA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang