Chapter 4 ✓

321 30 0
                                    

Saat ini Patricia sedang berada disebuah taman yang dulu sering ia kunjungi bersama putri kesayangannya yaitu Alena, ia duduk disebuah bangku taman dan memandang kearah sekelilingnya yang begitu nyaman.

Dengan cara ini, ia bisa melepas rasa rindunya kepada Alena, ia melihat anak-anak kecil berlari-lari bersama temannya, entah mengapa ia membayangkan Alena saat ini.

"Alena, sebenarnya kamu dimana" gumam Patricia, sembari menatap sendu kearah anak-anak kecil tersebut, ya, saat ini Patricia berada di taman yang berdekatan air mancur, karena sewaktu kecil ia pernah membawa Alena sesekali ketempat ini, disini kenangan bersama dengan keluarga kecilnya dahulu, tetapi semua itu sudah menjadi kenangan dan tidak dapat kembali lagi.

Ia pun beranjak dari tempat duduknya itu, untuk berjalan kembali sembari melihat-lihat sekeliling air mancur tersebut, menurut nya tidak ada yang berubah masih saja sama dengan semuanya.

"Semoga, Ibu bisa bertemu kamu disini lagi Alena" ucap Patricia, Ia pun duduk dipinggir air mancur itu, mengingat momen bagaimana dulu Alena kecil tersenyum dan bermain bersama anak-anak lain disini, bercanda ria sampai-sampai menangis karena terjatuh dari sepeda. Kenangan yang sangat indah jika diingat oleh wanita yang bernama Patricia itu.

"Apa yang sedang kamu lakukan disini" tanya seorang Nenek itu tiba-tiba, sembari menatap kearah Patricia.

"Aku hanya sedang mencari angin saja disini" ucap Patricia karena ia tidak ingin memberitahukan masalah pribadinya dengan orang asing.

"Benar, udara disini sangat segar sehingga banyak orang yang datang kesini" sahut Nenek itu sembari tersenyum.

"Ya tentu" jawab Patricia lagi.

"Dulu cucuku tertabrak disana karena dia senang ayah ibunya kembali bersatu dan ia berlari kesana tanpa menoleh ada sebuah truk yang sangat kencang menujunya" ucap Nenek itu sambil menunjuk arah jalanan yang ada didepan mereka dan ia masih tersenyum menahan kesedihannya, Patricia yang mendengarnya pun, merasa kasian.

"Apa dia selamat?" tanya Patricia kepada nenek itu.

"Tidak, dia meninggal karena kehabisan banyak darah" ucap Nenek menjedanya sebentar setelah itu melanjutkan perkataannya lagi.

"Ibunya yang melihat itu sangat tidak rela anaknya meninggal sampai dia menyuruh dokter untuk memeriksanya kembali keadaan anaknya" sambungnya lagi kepada Patricia, Patricia yang melihat itu justru sedih ia tidak ingin nanti Alena mengalami hal seperti itu, 'apa yang kau pikirkan Patricia, Alena tidak akan mengalami hal buruk seperti yang diceritakan nenek ini' ucap Patricia dalam hati dan membuang pikiran buruknya itu jauh-jauh.

"Bagaimana dengan ayahnya?"Tanya Patricia yang penasaran sekali dengan cerita nenek ini.

"Ayahnya yah, ia lebih sakit hati mengetahui putrinya sudah tidak ada ia sangat merasa terpukul mengetahui itu" jawab nenek itu yang masih tersenyum untuk menyembunyikan kesedihannya.

"Mungkin Tuhan ingin supaya anak itu tidak merasa kesakitan lagi jadi Tuhan mengambilnya dengan sangat cepat, tanpa di ketahui dia sudah bahagia sekarang" ucap Patricia supaya Nenek itu tidak terlalu sedih untuk mengenangnya.

"Mungkin, astaga maaf aku malah mengganggu acara mencari udara segarmu" ucap Nenek itu tersadar dan menghapus sedikit air matanya.

"Tidak apa-apa selagi aku bisa membuat Ibu merasakan momen bersama cucu Ibu, aku dengan senang hati mendengarkan ucapanmu"ucap Patricia yang tersenyum kepada nenek itu.

"Ah-iya, terimakasih, semoga kau selalu bahagia dengan keluargamu, aku harus kembali kerumahku" ucap Nenek itu yang beranjak dari duduknya untuk pergi.

ALFA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang