Feedback 06

10 1 0
                                    

Tepat di mulut lorong bangunan 9H tiba-tiba orang di depan sendiri memberhentikan langkahnya, mundur dan mengisyaratkan untuk melingkar

"Kita bagi jadi dua tim, aku dan farkhan ke 9H sisanya ke 9I. Mengerti?"
"..."

Kami bertatapan sejenak berpikir kenapa Fachri memerintahkan untuk berpencar

"Ayolah ngga ada waktu lagi." pinta Fachri
"Baiklah" timpal Arif sambil memandangku, kujawab dengan anggukan

Sekali lagi kami ber saling bertatapan dan berpisah.
Aku dan Arif langsung berjalan membungkuk menuju kelas 9I. Tiba di depan pintu, Arif yg sedari tadi di belakangku membukanya perlahan. Di dalam kelas yg gelap kami disambut oleh siwa lainnya, banyak, bergerumbul di seberang kelas. Tapi ini terlalu banyak untuk kelas 9I. Kutelusuri seluruh ruangan dengan pandanganku, aku menemukan Arga, temanku yang selalu usil memanggilku dengan panggilan "besar" padahal badanku ya tidak sebesar itu.

"Arga?" ucapku saat menghampirinya
"Besar? Kok bisa?" timpalnya
"Kami jelaskan nanti sekarang ceritakan apa yg terjadi." pinta Arif
"Jadi tadi saat kami disandera tiba" 1 orang mereka datang dan menyuruh kami siswa kelas 9H pindah ke kelas 9I, kecuali Alvina." Arga menjelaskan sambil menyembunyikan tangannya di bawah pahanya. Ia berubah menjadi serius di saat seperti ini, agak aneh melihatnya karena setiap bertemu dia selalu bercanda.
"Arga, kau menyembunyikan apa??" Tanya Arif datar
"Ah ini, hanya luka kecil" jawab Arga
"Apaan kecil?!. Sini liat!"
"Gausah Mada.."
Kupaksa dia membuka tangannya dan ternyata telapak tangannya penuh cairan warna merah tua. Kelas ini menjadi bersuara karena siswa yg terganggu dengan percakapan kami dan ingin tau apa yang terjadi tapi akhirnya lebih memilih untuk gusar dengan otaknya masing-masing.
Langsung saja kualirkan sedikit air di tangannya. Kini terlihatlah lukanya, luka robek yang tidak terlalu dalam dengan panjang sekitar 5 cm melintang horizontal di tangan Arga. Sekarang kutetesi obat merah diatas kasa steril dan kupasang di atas lukanya. Setelahnya, kubalut langannyya dengan kasa gulung menutupi telapak tangannya dan punggung tangannya. Terakhir kuikat agar tak terlepas.
"Mad, ayo ke sebelah. Perasaanku ngga enak." Ajak Arif sambil berbisik di sebelah kananku,
"Baiklah, Ayo!" timpalku sambil merapikan perlatanku.
"Terimakasih Mada, hati-hati.." ucap Arga
".." aku menganggung dengan mantap untuk menjawab ucapan Arga.

Kali ini Arif yang memimpin, kami menyusuri jalan yang tadi kami lewati.
Brak!
Klontang!

Baru 5 langkah kami berjalan, ada suara yang berasal dari 9H. Suara seperti bangku yang tergeser paksa disusul dengan suara logam yang jatuh.
Aku dan Arif jadi bergegas menuju 9H. Saat Arif membuka pintu kelas itu, yang kami temukan adalah adegan Farkhan yang berlutut dengan ditodong salah satu katananya sendiri di lehernya oleh seorang dari mereka, juga di sudut ruangan ada seorang perempuan yang ditodong pelipisnya juga oleh seorang dari 'kelompok reformasi' tersebut. Sontak mereka semua menoleh ke arahku dan Arif, lalu melanjutkan dialog mereka.

"Oh, jadi kau memang betul-betul ingin kekasihmu mati ya?!" tanya orang yang menyekap perempuan dengan lebih menetapkan ujung pistol ke pelipis perempuan itu. Yang ditodong hanya bisa bergidik ngeri
"Dan sekarang kau membawa teman lagi. Kau memang benar-benar ingin anak ini mati Han." tambahnya dingjn dengan menatap Farkhan yg berlutut di depan kelas. Mereka saling bertatapan dan ada aura mengerikan dari keduanya.
Walau di dalam kelas lampu tak dihidupkan tapi aku melihat adegan tersebut dengan bantuan lampu taman belakang kelas ini. Dengan backlight ini menambah suasana mencekam dari sini
"Jangan berani-berani kau membunuh gadis itu Kak!" ucap Farkhan dengan menahan amarah. Saat ia mencoba bergerak sedikit pedang yang ada di lehernya tambah mendekat ke nadinya.

Kakak? apakah orang yang menyekap gadis itu adalah kakaknya Farkhan? tapi kenapa?

Aku mencoba maju menuju Farkhan
"Satu langkah lagi kupenggal kepala anak ini!!" Titah orang yang menguasai pedang yang ditujukan kepada Farkhan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FeedbackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang