Chapter 1- Payung Biru Muda

46 21 20
                                    

Alasan gue suka sama hari senin ini sih banyak

Ketemu lo salah satunya
.
.

Jangan lupa klik vote-nya gais.

***

Di bawah rintik hujan dan air tergenang di sepanjang jalan, Nathaya berlarian mencari tempat untuk berteduh. Langkahnya pun tidak pasti. Sambil menghindari genangan air yang akan mengotori sepatunya, ia melihat lagi jam tangannya. Jam tangan di pergelangan tangannya pun menunjukkan waktu 06.50 yang artinya gerbang sekolah 10 menit lagi akan ditutup.

Terima kasih kepada tugas yang diberikan guru tadi malam. Karena itu, Nathaya jadi terlambat bangun dan tertinggal bis sekolah. Sepedanya yang biasa menjadi teman setia pun menghianatinya dengan mengempaskan bannya. Lama ia berlari, akhirnya ia menemukan tempat pemberhentian bis. Tak apalah menunggu hujan reda, toh nanti di sekolah ia juga akan kena hukum.

Nathaya melepas jaket putihnya yang sudah basah, ia jadi tak yakin akan dapat melanjutkan perjalanannya ke sekolah dalam waktu setengah jam kedepan.

"Seandainya gue bawa payung." kata Nathaya saat berhasil melepaskan jaket.

Usahanya untuk menghindari genangan air pun sia-sia. Kesialan di hari senin memang paling menjengkelkan. Nathaya duduk diam sambil melihat jalan. Matanya mengerjap pelan. Setetes air jatuh dari matanya. Ternyata ia menangis.

Eh menangis?.

Bukan satu dua kali Nathaya menyeka air mata menggunakan punggung tangannya.

Kenapa ia menangis?

Apa yang membuatnya menangis?

Siapa yang membuat ia menangis?

Entahlah, Nathaya juga tidak mengerti. Setahu Nathaya, ia pasti akan menangis bila hujan datang. Entah gerimis atau hujan lebat, dengan guntur atau angina. Nathaya pasti menangis. Nathaya mengeluarkan tisu untuk menyeka air matanya. Sekarang ini, ia bingung akan melakukan apa. Seragamnya memang masih kering namun jaketnya sudah sangat basah, bila ia menerobos hujan, ia akan seperti anak ayam yang habis tercebur bak mandi.

Dari kejauhan terlihat seseorang yang mengenakan payung berwarna biru muda dengan seragam sekolah. Nathaya sedikit lebih tenang karena ia ternyata bukan satu-satunya siswa ceroboh. Dari postur tubuhnya ia sepertinya cowok. Jalannya pun terkesan lambat dan tidak tergesa-gesa. Nathaya jadi berfikir, siapa orang itu. Mungkin nanti cowok itu akan berhenti untuk berteduh sama sepertinya?

Nathaya sudah akan mengeluarkan ponselnya kalau saja ia tidak mendengar barang jatuh. Sebuah payung berwarna biru muda terlempar beberapa meter didepannya dan sukses membuat Nathaya kaget.

"Eh apa?" kata Nathaya spontan.

Belum sempat ia bangun dari keterkejutannya, seorang cowok melintas di depannya sambil berteriak "Payung gue jatuh, tolong bawain ya."

"Lho eh ini maksudnya?" Nathaya meraih payung tersebut berniat menyerahkannya, namun cowok tersebut sudah berlari menjauh.

***

Suasana kelas XI IPS 3 saat ini sungguh memprihatinkan apabila dilihat dari sudut pandang guru. Kebanyakan dari mereka memanfaatkan jam kosong dengan hal yang tidak berfaedah. Hanya satu dua orang saja yang terlihat membuka buku dan menuliskan sesuatu disana.

Yang lainnya? ada yang tidur dengan kepala di atas meja, menata tempat duduk mereka dengan bentuk O dan bergosip ria.

Beberapa cewek berfoto selfie dan jangan lupakan beberapa cowok yang sedang bermain ponsel di sudut ruangan. Apalagi di luar sedang hujan, sehingga pas sekali untuk membuat suasana gaduh.

NATHAVAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang