Serpihan 5
Hanya karena kau berbeda dari yang lain, bukan berarti kau aneh. –Oh Sehun-
***
Taman Belakang Sekolah, SMA Gyori – 11.45
“Tapi… aku memang berkata yang sejujurnya.” Bisiknya lemah. “Bukankah… orang yang tidur di dalam almari adalah orang yang aneh?”
“Orang yang tidur di dalam lemari, pasti punya kelainan…”
Via bergumam sendiri. Pada angin yang berhembus. Membisikkan rasa sakit hatinya pada semak-semak tinggi yang mengelilinginya. Lantas mengakhirinya dengan bisikan pelan. Kemudian berbalik. Pergi.
Namun, langkahnya terhenti. Sehun, teman sebangkunya, lelaki yang baru dikenalnya beberapa hari, tengah berdiri tak jauh di depannya. Dengan raut... sedikit kaget?
Via sempat tersentak, hingga tak lama memasang raut datar kembali. “Sejak kapan kau di situ?”
Sehun gelagapan sesaat. “Uh... itu...”
“Kenapa kamu ke sini?” Belum sempat Sehun menjawab, Via melontarinya dengan pertanyaan lain.
“Emmm...” masih berpikir, Sehun perlahan berjalan mendekat ke arah Via. “Aku dengar seseorang menyatakan cinta padamu.”
Alis Via terangkat, “Lalu?”
“Aku penasaran apa kamu akan menolaknya atau menerimanya.”
Diam. Via maupun Sehun keduanya terdiam setelah pertanyaan tak terduga itu keluar dari mulut Sehun. Terdapat jeda begitu lama, hingga suara bel masuk mengacaukan keduanya.
“Bisa dibilang aku menolaknya.” Kata Via singkat, kemudian berjalan melewati Sehun.
“Benarkah?” Sehun berlari mengejarnya. Dengan wajah sumringah tentunya. Via menatap Sehun aneh. Lantas mengangguk sembari tersenyum tipis.
Aneh. Sesaat, ada perasaan asing menelisik hatinya. Hati Via. Dia yang tertutup dengan orang lain. Dia yang tak pernah peduli dengan orang lain. Dia yang selalu menganggap berinteraksi dengan orang lain hanyalah bentuk basa-basi dari hal yang dinamakan ‘bersosialisasi’, anehnya merasa senang saat ada lelaki yang bahagia tentang kehidupan pribadinya.
Terlebih orang asing ini. Oh Sehun.
“Oh Sehun.”
“Eum?”
“Mau bolos sekolah?”
***
12.10
Panggil mereka berdua gila. Terutama untuk Oh Sehun yang sudah tak memiliki poin lagi. Yang berarti dia bisa dikeluarkan demi bolos sekolah hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis dalam Almari
FanfictionSatu. Dua. Tiga. Empat. Aku menghitung dalam hati. Detak jantungku yang melaju kian kencang tiap detik terlewat. Pada suatu hari, yang tak pernah aku kira akan berbeda dengan hari-hari sebelumnya, kutemui hatiku tertambat pada satu hati. Patung ya...