"Masih marah?"
"(namakamu) jawab dong jangan diam aja!"
"Lo bisa dengar kan? Gak budek kan?"
Dari pagar sekolah sampai di depan kelas Iqbaal terus berbicara pada (namakamu) dan (namakamu) sama sekali tidak menanggapinya, ia masih kesal dengan Iqbal yang menggagalkan acara kencannya dengan Nauta
"Ayolahh gue kan udah minta maaf, masa masih marah?" ucap Iqbaal dengan wajah memelasnya
(namakamu) meletakkan tas nya di atas meja begitu juga dengan Iqbaal yang meletakkan tas nya di samping tas (namakamu)
"Minggir gue mau lewat!" ucap (namakamu) karena Iqbaal menghalangi jalannya
"Maafin gue dulu ya?" ucap Iqbaal sambil menyatukan kedua tangannya
"Iya! Udah ah awas gue mau ke kantin!" ucap (namakamu)
Iqbaal tersenyum dan mengecup pipi (namakamu) sekilas, "MAKASIH CANTIK! MUAHH!"
(namakamu) melebarkan matanya sedangkan Iqbaal sudah berlari keluar kelas
+ PEKA +
"
Harus banget ya pergi sendirian tanpa bilang sama gue?"
"Ih apaansih? Lagian gue cuma ke cafe deket sekolah aja kok!"
"Ya tapi lo perginya sama Arjuna, (namakamu)."
"Ya terus apa salahnya gue pergi sama dia, Iqbaal?"
Iqbaal menghela napas, mereka sedang berada dikamar (namakamu) sekarang dan Iqbaal baru saja mengetahui kalau (namakamu) habis bertemu dengan Arjuna, teman sekolah mereka
"Uta tau lo ketemu dia?" Tanya Iqbaal
(Namakamu) mengangguk, "Uta aja gak pernah larang-larang gur ketemu sama Juna! Lagian gue juga cuma bahas tim taekwondo yang bakal ikut lomba!"
"Tapi gue udah pernah bilang sama lo kalau Juna itu jahat sama perempuan!" Sentak Iqbaal
"Lo kenapasih?! Lo jangan nilai orang dari luarnya aja! Kalaupun Juna seperti apa yang lo bilang gue juga gak perduli! Gue sama Juna cuma sebatas teman satu grup!" Ucap (namakamu) sambil menatap Iqbaal kesal
Iqbaal mengusap wajahnya kasar, "Kalau lo masih dekat sama Juna, gue gaakan mau temenan sama lo lagi."
"Ck! Lo kenapasih Baal? Juna kenapa emangnya?! Lo ada dendam sama dia?!"
"LO GAK TAU APA-APA (NAMAKAMU)!! JAUHIN JUNA DAN JANGAN PERNAH BERHUBUNGAN SAMA DIA!"
Iqbaal menatap (namakamu) dan setelah itu berlalu pergi
(Namakamu) berdecak kesal, "sinting dia ya?"
+ PEKA +
Hari ini hari minggu dan (namakamu) hanya duduk di sofa sambil menonton tv, biasanya Iqbaal ataupun Nauta akan mengunjunginya dirumah
"Berantem lagi?" Nabil duduk disamping adik tersayangnya itu dan merangkul nya dengan mesra
(Namakamu) mengangguk kecil, "Iqbaal aneh Bang,"
"Aneh? Bukannya dia emang aneh dari dulu?" Ucap Nauta diakhiri tawa kecil
"Ih bukan gitu Bang! Masa kemarin aku ketemu sama teman sekolah buat bahasa tim yang bakal ikut lomba nanti, terus waktu aku pulang Iqbaal nyamperin aku dan dia marah-marah katanya Juna itu jahat sama perempuan dan aku gak boleh dekat-dekat sama dia!" Ucap (namakamu) dengan nada kesal
"Namanya Juna?" Tanya Nabil
(Namakamu) mengangguk, "udah gitu ya Bang, Iqbaal semalam ngomong sama aku teriak gitu terus dia langsung pergi!"
Nabil terkekeh kecil, "udah gak usah dipikirin nanti juga dia baik lagi."
(Namakamu) menghela napas, "padahal emang semua laki-laki di dunia itu jahat kan sama perempuan."
"Loh kok ngomong gitu? Abang gak pernah jahat kok sama perempuan." Ucap Nabil sambil menatap adiknya
"Buktinya Papa ninggalin Mama disaat Mama lagi jatuh. Itu namanya jahat kan Bang?" Ucap (namakamu)
Nabil terdiam namun sedetik kemudian ia tersenyum tipis, "gak usah dibahas lagi nanti kamu sakit."
(Namakamu) berdecih, "(namakamu) juga gak mau ingat laki-laki gak tau diri kayak dia! Dia udah gak pantas kita sebut Papa!"
"(Namakamu)!"
"Kenapa?! Abang mau bela laki-laki itu? Iya?!"
Nabil menggelengkan kepalanya, ia mencoba untuk menahan emosinya
"Abang tau Papa ninggalin Mama! Abang liat semua tapi kenapa Abang masih mau bela dia!" Pekik (namakamu), air matanya sudah mengalir deras
"(Namakamu) maaf.. maafin Abang.."
Nabil menarik (namakamu) kedalam pelukkannya, ia memejamkan matanya sambil mengusap rambut (namakamu)
+ PEKA +
Iqbaal menyesap rokoknya dan setelah itu membuang asap nya ke udara, ia menatap ke arah langit yang sudah mulai gelap
"Ck! Gue udah gila ya marah-marah sama (namakamu)? Baru juga baikan!" Ucap Iqbaal pada dirinya sendiri
"Iqbaal tolong an--
"IQBAAL KAMU NGAPAIN?! MATIIN GAK ROKOK KAMU! NAKAL BANGET YA KAMU!"
Iqbaal dengan cepat langsung mematikan rokoknya dan memasukkan kotak rokok kedalam saku celana nya
"Aduh Bunda sakit Bunda!" Ucap Iqbaal sambil memegangi kupingnya yang sudah ditarik oleh Bunda
"Anak nakal! Siapa yang ajarin kamu ngerokok gitu hah?!" Ucap Bunda
"Aduh Bunda lepasin dulu kuping Iqbaal mau copot nih!" Eluh Iqbaal dan akhirnya Bunda melepasnya dengan kasar
Iqbaal mengusap telinganya yang memerah, bibirnya sudah mengerucut
"Bagus kamu ya sekarang udah berani merokok! Mau Bunda kirim kamu ke pesantren hah?!" Omel Bunda
"Yaampun Bun cuma ngerokok kok, teman-teman Iqbaal banyak juga yang ngerokok tapi mereka gak diomelin sama Bundanya," ucap Iqbaal
"Oh sekarang juga udah berani ngelawan? Iya?! Ih bener-bener ya anak ini!" Ucap Bunda sambil berkacak pinggang
Iqbaal tersenyum, "Bunda jangan marah-marah terus dong nanti cantiknya hilang."
Bunda menghela napas sambil menatap Iqbaal, "anterin kue ke rumah (namakamu). Sekarang!"
"Siap Ndoro!"
+ PEKA +
KAMU SEDANG MEMBACA
[11] Peka
FanfictionPesan dari cerita ini cuma satu. Coba peka dengan sekitar jangan terlalu fokus dengan satu titik.