"Selamat datang di Horikoshi Gakuen, Universitas untuk anak jenius seperti mu, dan aku akan memperkenalkanmu seorang murid laki-laki yang jenius seusiamu." Ucap Bery-sensei dengan caranya yang ramah.Dia adalah sensei baruku di Horikoshi Gakuen, dia baik, lucu, dan ceria. Untuk saat ini aku baru mengenal Bery-sensei. Disinilah aku menapakkan kakiku demi impianku.
Kami berjalan di lorong hanya berdua. Hentakan sepatu kami yang saling beradu terdengar jelas ditelingaku. Aku tidak tau Bery-sensei akan mebawaku kemana. Dia terus menyeretku, dan aku mencoba memperbesar langlah kaki agar senada dengan langkah kakinya
"Bery-sensei, aku bukan anak jenius. Aku hanya rajin belajar, itu saja."
"Tidak ada orang jenius yang mengakui dirinya jenius." ucapnya lalu berhenti mendadak, dan otomatis aku juga ikut berhanti. "Kau anak yang baik." lanjutnya.
Aku tertawa canggung. "Kemana kita?" tanyaku yang sudah kelewat penasaran. Setelah melihat Bery-sensei membuka pintu aku kangum dengan tempat ini dan inilah tempatnya...
Tempat ini sangat besar, terdapat tabung kimia, meja, kursi, lemari, kabel-kabel listrik dan ya ya ini adalah laboraturium Apakah anak jenius itu ada di sini?."
Tiba-tiba keluar lah anak laki-laki, bermata hazel dan mengenakan mantel putih dengan kerah agak lebih lebar. Dari pintu disisi kanan. Dan kau tau? aku mengenalnya. Dia punya hutang denganku.
"Apple perkenalkan dia Peach, anak jenius seperti kau. Dan Peach dia Apple yang keceritakan tadi. Kuharap kalian bisa akur." ucap Bery-sensei antusias.
Aku dan Apple hanya menunduk mengerti. "Kau Apple, antarkan Peach ke kamarnya. Selamat bersenang senang." kemudian Bery-sensei meninggalkan kami.
'Selamat bersenang-senang', apakah di sini menyenangkan?. Demi tuhan aku datang di sini untuk menuntut ilmu, bukan bersenang-senang.
Apple bejalan mendahuluiku, dan aku mengikutinya dari samping. "Aku rasa kau tidak lupa denganku." ucapku mengingatkannya.
Tidak ada respon darinya hingga tibalah kami di kamar yang katanya menjadi kamarku. Apple mengeluarkan kartu dan menyodorkannya untuk ku.
"Ini kunci kamaramu."
"Am Terima kasih." aku mengambilnya. "Em.."
"Aku akan mebanyar utangku."
"Em tidak perlu. Cukup kita berteman saja. Kerena kau tau? aku tidak punya teman disini." aku tertawa kecil diakhir kalimat.
"Dengar! Aku tidak ingin berteman dengan mu dan Aku pasti membayar utangku." ucapnya lalu beranjak pergi.
"Tap-" dia sudah jauh. "Keras kepala. Ya sudahlah." Aku segera masuk ke kamar dan
Cek!
Kamar ini sangat besar, disini ada tempat tidur ukuran lumayan besar, meja belajar, jendela kaca yang besar, komputer, lemari pakaian, toilet dan dan lengkaplah sudah. Aku kira kamar asaramaku kecil, sempit, bau, dan dihuni tiga orang dan ternyata kamar asramaku tidak jauh dengan kamar hotel bintang lima. Pantaslah mereka menyebut sekolah ini dengan kata 'keren'.
-
-
-Setelah aku selesai membersihkan kamar dan instirahat. Aku langsung pergi keperpustakaan, besok aku sudah aktif belajar di sini, jadi aku harus belajar lebih giat, kau tau murid-murid di sini renta usianya mulai dari 17-24 tahun. Dan hanya kami yang berusia 14 tahun. Iya kami. Aku dan Apple. Entahlah kenapa mereka menggagap aku jenius. Dan bagaimana dengan kecerdasan Apple?
Aku meminjam buku yang banyak dan rencananya setelah ini aku pergi ke kantin, aku belum makan siang. Sudah jam berapa ini. Jam 3 sore. Huff waktu berjalan sangat cepat.

YOU ARE READING
Fantastic
FantasyDia Peach, saat usianya genap 14 tahun hidupnya berubah drastis, karena dia memiliki kekuatan yang tidak ia sangka-sangka. Dia Apple, anak usia 14 tahun yang jenius, menyukai tantangan, pemberani dan berprestasi. Pada awalnya Peach pindah sekolah...