sebelum memulai mari kita ucapkan basmalah dulu
_____
"Han, jangan bohongin perasaan lo. Masa lo gak suka sama cowok ganteng macam gue?"
Kenapa cowok kayak Haechan bisa ada?
Di situasi seserius ini dia masih aja bisa ngelawak. Apalagi suaranya yang khas itu selalu bikin gue ketawa terpingkal-pingkal.
Walau hal itu gak berlaku buat hari ini. Bahkan deru napasnya doang udah bisa membuat jantung gue berdetak dua kali lebih cepat.
"Hani—"
"Nggak bisa, Chan." Gue langsung memotong. "Kita udah temenan lama, gue gak mau suatu saat nanti jadi renggang cuma karena perasaan begini."
Haechan tersenyum. Ini adalah senyum termanisnya yang pernah dia tunjukin ke gue. Detik ini juga gue jadi takut kena diabet kalo deket-deket cowok berkulit gelap itu.
Mana di luar hujan deras dan gudang perkakas terletak agak jauh dari rumah. Gue berusaha buat membuka pintu gudang ini walau jelas-jelas udah terkunci dari luar. Teriakan gue juga nggak bakal didenger siapa-siapa kecuali Haechan.
"Gimana kalo pertemuan kita, pertemanan kita, hubungan kita dari kecil itu adalah takdir, Han?" Haechan mengeraskan suaranya membuat gerakan grasak grusuk gue terhenti seketika.
Dia berjalan mendekat dan melingkarkan kedua tangannya di pinggang gue. Back hug. Perlakuan dia yang begini yang bikin gue jadi ada perasaan lebih sama dia.
Gue bisa merasakan napasnya yang menyentuh leher polos gue. "Siapa yang tau kalo itu semua membawa lo ama gue supaya bisa bersatu jadi sepasang manusia yang sama-sama punya perasaan ingin saling memiliki?"
Dan bukan udara hangat dari napasnya yang menyentuh kulit gue lagi. Tapi setetes air yang gue yakini adalah air matanya.
Untuk pertama kalinya Haechan menangis lagi sejak terakhir kali menangis karena gue rebut empengnya.
kim haechan
cowok manis berkulit gelap, yang siap menghibur kala sedih ea
_____
moga suka dah