Terlarang #1

49 1 1
                                    

Pagi ini tampak mendung, mewakili perasaan seorang gadis yang duduk di bawah pohon di depan telaga. Itu tempat favorit Brigita.
Dia memandang ke awan seakan-akan dia ingin bertanya langsung kepada Tuhan, Ujian cinta apa ini?

Arka, seorang pria yang membuat Brigita jatuh cinta untuk pertama kalinya. Tetapi ayah dan bunda tidak pernah merestui hubungan yang telah mereka jalani 2 tahun.

Dan jika dapat ku sebut ini bagaikan cinta terlarang. Bahkan, 2 hari lagi Brigita akan pindah ke bandung bersama keluarganya, hanya karena mereka ingin menjauhkan Brigita dan Arka.

Disekolah seharian ini Brigita tidak kelihatan, Arka menanyakan keseluruh teman Brigita, tapi tak ada yang melihatnya.
Sepulang sekolah Arka sengaja pergi ke tempat mereka biasa bersinggah.

"Brigita.. "

Arka memanggil dari belakang. Tetapi dia tak menoleh sama sekali, seperti ada benda tajam yang tertancap di lehernya. Matanya lebam, pipinya merah, bibirnya bergetar, dia tak sanggub menahan tangisan itu.

Arka tidak bicara sama sekali, Arka hanya bisa menghapus air mata Brigita, pengelus kepalanya, mencubit halus pipinya, dan pelukan hangat dari Arka yang dapat membuat Brigita semakin membaik.

"2 hari lagi ayah dan bunda berencana pindah ke bandung, dan.... Aku juga ikut dengan mereka. Mereka tidak ingin kita satu sekolah, mereka tidak suka jika kita bersama, mereka hanya ingin kita tidak bertatap muka, tidak saling berbicara, dan tidak saling menggenggam tangan"

**Pagi ini Brigita dan orangtuanya kesekolah untuk mengurus surat pindah dan pamit pada kepala sekolahnya.
Brigita minta ijin pada bunda jika dia ingin bertemu teman temannya.

Brigita keluar dan dia tidak menyadari di samping pintu Arka berdiri dan menunggu Brigita menghampirinya. Brigita memeluknya

"Arka, Aku mungkin bisa tenang jika memelukmu. Hatiku damai, tapi pikiranku hancur. Tidak tau harus melalukan apa, tidak tau memilih antara meninggalkan mu atau meninggalkan perkataan orangtuaku"

"Brigita, nanti kita jumpa di tempat biasa. Pukul 4 sore"

*Pukul 4 sore
"Arka, sejak aku mengenalmu aku banyak belajar tentang segala hal. Tentang kesabaran, keiklasan, dan saling memaafkan sesama"

"Dan, sejak aku mengenal Brigita yang cantik ini(sambil mencubit pipi), aku mengerti arti berjuang walau pun kita dianggap rendah oleh oranglain."

"Jika aku jauh dari mu, bagaimana aku dapat tenang kalau tidak dengan pelukanmu? Bagaimana aku tersenyum kalau pipiku tidak di cubit olehmu?"

Mereka mengobrol sampai tidak ingat waktu.
"Kamu harus pulang sekarang, dan aku harap kita dapat bertemu lagi. "
Brigita menangis, dan kali ini dia menangis di pelukan Arka. Mereka melukis nama mereka berdua di pohon.

"Nama kita, pertanda bahwa tempat ini pernah menjadi persinggahan cinta kita berdua" sebut Arka.

>>>>>

Persinggahan cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang