Persinggahan cinta

Terlarang #3

Orangtua Brigita dan Carlie kebingungan. Sungguh tidak mungkin untuk tidak memikirkan anak mereka yang tidak pulang-pulang. Mereka sepakat menunggu anak-anaknya di rumah Brigita.

Tidak lama kemudian, bell rumah Brigita berbunyi, bunda segera membuka pintu. Ternyata itu Brigita dan Carlie.
Bibir Brigita bergetar, dia baru saja akan menangis setelah mendengar Bunda dan Ayahnya memarahinya.

"Apa yang telah kau lakukan anak bajingan?" Tanya papa Carlie.

Mereka berempat menunggu penjelasan Carlie.

"Brigita dan aku pergi ke kalimantan"

"Apa yang kalian lakukan" papa Carlie marah besar dan menamparnyaa, saat itu juga Brigita angkat bicara.

"Ini salah ku om-tante. Aku yang memaksa Carlie ikut denganku ke kalimantan. Dan percayalah kami tidak berbuat apa-apa dan kami tidak sebodoh yang kalian kira"

"Cukup,, apa kamu menemui si haram itu?? " teriak bunda

" Dia punya nama, namanya Arka. Arka adalah kekasihkuu, jangan sesekali kau memanggilnya si Haram"

Bunda, ayah, Carlie dan orangtua nya heran mengapa Brigita berbicara selancang itu.

"Dia bunda mu" (Ayah mengangkat tangannya ingin menampar Brigita) tetapi tangan itu berhasil di raih Brigita sebelum tamparan meleset di pipi nya.

" Dan kau, kau tidak pernah tau perasaan anak gadis mu ini. Sudah cukup kau menyiksa ku ayah. Sudah cukup kau selama ini menjauhkan ku dengan kekasih kuu. Kau puas? Aku telah berhasil kau pisahkan dengan Arka. Kau bahkan tidak memberitahuku kabar kematiannya ayah? "

Air mata pun mengalir, matanya tetap menatap tajam ayahnya.

"Ahahahah, jadi dia sudah mati? Bagus dong"

"Tuhan berkata bahwa Orang berhikmat senang berada di rumah duka, tetapi orang bodoh senang berada di rumah tempat bersukaria"

Dia mengatakannya sambil menghunjuk ayah dengan jari telunjuknya, lalu menarik Carlie keluar dari rumah tersebut. Keluarga mereka mengejar dan menghalanginyaa. Tetapi sia-sia, Brigita dan Carlie berhasil kabur dari rumah untuk kedua kalinya.

>>>>