Author POV.
Matahari mulai menampakkan sinarnya, hujan deras yang semalam mengguyur kota kini mulai terasa hangat dengan munculnya mentari.
Gadis yang semula tertidur itu menggeliat, mengerjapkan kelopak mata dengan bulu mata lentik yang begitu cantik. Ia menarik tubuhnya agar terduduk, dan merenggangkan otot-otot lengannya yang terasa kaku.
Mata indah yang semula terbuka dengan anggun, kini melotot tajam, saat melihat tempat asing yang tak dikenalinya. Dimana ini? Pikirnya.
Perlahan kepingan-kepingan memory mulai memenuhi pikirannya. Rumah, pengusiran, Hujan, jalanan, dan.. pingsan? Tiba-tiba Ketakutan mulai memenuhi hati gadis itu. Bagaimana jika ia diculik? Bagaimana bila ia dijadikan gundik? Bagaimana jika ia dibunuh? Terlalu banyak pertanyaan bagai mana didalam otaknya, Pikiran-pikiran negatif mulai bersarang.
Dengan segera Ia menyibak selimut tebal yang menutupi tubuh mungilnya. Tapi tunggu. Selimut tebal?
Ia mengerjapkan matanya sekali lagi, lalu menelisik kamar yang ia tempati. Ia baru sadar, jika ia diculik, kenapa ia terbangun disebuah kamar mewah yang begitu indah? Kasur King size dengan selambu tipis berwarna putih yang melingkari kasur tersebut. Satu set sofa beserta Tv layar datar berukuran 48 inci, balkon kamar yang menampakkan pemandangan taman mini yang memanjakan mata, dua buah AC, serta 3 pintu entah yang mana jalan keluarnya.
Mata yang memiliki iris biru laut itu membulat seketika, dengan mulut terbuka. sungguh ia begitu lucu bila ada orang yang melihatnya.
Apakah ini mimpi? Surga kah? Pikirnya.
Kaki mungil itu perlahan turun, dan dengan sangat lembut ia menyibak tirai putih tipis, seolah barang mahal yang takut rusak. Walau kenyataannya begitu.
Ia mengerutkan dahinya, ketika kaki mungilnya menginjak sesuatu yang lembut. Refleks Ia menundukkan kepalanya, karpet tebal? Karpet yang begitu lembut dikaki telanjangnya. Oo.. bukan telanjang bagaimana, ia hanya tak memakai alas kaki. Pasti mahal? Pikirnya.
Dan ia juga baru sadar, bahwa pakaiannya yang lusuh kini telah berganti dengan gaun tidur tipis sepaha, dengan tali dibagian pinggang.
Tak mau ambil pusing, ia mulai melangkahkan kakinya kearah baklon kamar. Tangan mungilnya menggeser pintu kaca pemisah itu dengan hati-hati.
Mulut mungilnya berdecak kagum sekali lagi. Balkon ini sungguh mengagumkan. Baginya ia belum pernah melihat pemandangan taman mini dengan air terjun buatan yang begitu indah, pohon-pohon rindang tersusun dengan rapi, bunga-bunga bermekaran membuat udara tercemari oleh wangi bunga yang memabukkan. Gazebo putih dengan sebuah meja mini yang senada, membuat pemandangan itu lebih sempurna. Ini benar-benar surga. Tersesat dimanakah ia sekarang? Jika ini mimpi, maka ia berjanji untuk tidak akan pernah bangun kembali.
Selama ini ia hanya anak biasa, yang miskin harta dan kasih sayang. Ibu nya yang tulus menyayangi nya dulu, telah tewas bunuh diri, dan ia tak tau apa alasan dibalik kematian ibunya. Ingin ia melaporkan itu kepada polisi, namun sayang, ia hanya anak miskin yang tak bisa menanggung biaya penyelidikan yang pastinya tak sedikit jumlahnya.
Ayah nya yang dulu bekerja sebagai kuli bangunan, semenjak kematian ibunya mulai mencoba meminum minuman keras. Alkohol, Rokok, Judi, dan bermain wanita adalah salah satu rutinitas ayahnya. Ayahnya tak pernah pulang, ia hanya akan pulang jika ia kehabisan uang. Entah darimana ayahnya mendapatkan uang, yang pasti ia tak pernah menyentuh uang pemberian ayahnya. Tak jarang ia mendapat perlakuan kasar oleh ayahnya sendiri, namun rasa sayangnya mengalahkan rasa benci, hingga membuat nya terus bertahan. Namun naas, Ayahnya terlalu kejam untuknya. Rumah yang satu-satunya ia punya telah dijual tanpa sepengetahuannya. Hancur? Ya.. itu adalah satu-satu nya tempat saksi bisu kasih sayang kedua orang tuanya dulu. Canda tawa, tangis haru, semua ada di dalam rumah itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ketiga Suamiku [REPUBLISH]
Lãng mạnPertemuan tak terduga kita mengantar kita kejurang paling menyakitkan bernama Cinta. Ikatan tali persaudaraan yang hendak putus, kini tersambung kembali dengan adanya pernikahan konyol hanya dengan Alasan Cinta. Janji suci yang akan terucap, adalah...