3. Tuan

16.4K 837 108
                                    

Author POV.

Licya melangkahkan kakinya keluar kamar. Bibir mungilnya tak kuasa terkatup melihat-lihat lorong istana ini. Ya.. baginya ini semua adalah Istana. Wajar baginya yang notabenya gadis miskin, tiba-tiba melihat sebuah mansion yang begitu megah, dan tinggal didalamnya. Pernah ia bermimpi memiliki istana semegah ini, namun ia sadar, jika mimpi itu tak akan pernah terjadi. Tapi, siapa sangka ia justru tinggal di istana yang selalu diimpikan nya itu? Takdir memang Aneh bukan?

Licya melangkahkan kakinya mengekori wanita paruh baya, yang katanya Kepala pelayan di Mansion ini. Atau wanita yang akrab disapa dengan sebutan Bibi Amber.

Selama perjalanan menyusuri lorong, Licya diberi ceramah panjang lebar oleh Bibi Amber. Banyak peraturan ketat yang harus ia lakukan selama bekerja disini, terutama larangan memasuki ruang kerja ketiga saudara itu tanpa seijin mereka.

Licya mencoba mengingat-ngingat semua yang dikatakan oleh Bibi Amber, mulai dari cara bicara yang harus sopan, dan menundukkan kepalanya ketika berbicara pada Tuan mereka. satu hal yang Licya sesali ketika mendengar peraturan itu, saat ia bertemu mereka tadi, Licya bahkan menatap mereka dengan tatapan bingung nya yang begitu tidak sopan. Jangan lupakan cara bicaranya yang gugup saat berbicara dengan mereka tadi.

Licya juga diberi tahu, bahwa Lingga suka kopi dengan sedikit gula, dan Vanno menyukai kopi tanpa gula, sedangkan Dimas tak suka kopi. jadi setiap pagi, Licya harus menyiapkan 2 Cangkir kopi, dengan satu cangkir Teh hangat.

Tugas Licya juga lebih mudah daripada Maid yang lain. Ia hanya harus membuat kopi, dan datang bila Tuan mereka memanggilnya untuk melaksanakan sesuatu. Sebenarnya itu Lingga yang memerintah kan Bibi Amber untuk mempekerjakan Licya dengan ringan. entah apa alasan nya, yang pasti Licya tak mengetahui perihal itu.

Licya merasa beruntung, walau ia tak tahu sampai kapan keberuntungan berada dipihaknya. Terlalu banyak tragedi yang membingungkan, saat pertama kali ia terbangun disebuah kamar. Kamar yang katanya adalah kamar Pribadi Dimas, pria yang memandangnya acuh tak acuh tadi.

Ia tak mengerti dengan mereka, namun Licya akan mencoba menjadi Maid yang handal untuk membalas budi yang mereka lakukan. Licya terlalu naif untuk merasakan keganjilan terhadap sesuatu. Hatinya terlalu rapuh untuk menampungnya.

Licya tersentak, kala langkah kaki Bibi Amber terhenti disebuah ruang ganti minimalis yang berada disisi dapur. Bisa dipastikan itu ruang ganti khusus para maid yang bekerja disitu.

Bibi Amber berbalik dan tersenyum lembut pada Licya, Khas senyuman seorang ibu pada anaknya. Dan itu berhasil membuat Licya merindukan sosok ibu yang selalu menyayanginya. Bibi Amber adalah wanita paruh baya berumur sekitar 54 tahun, walau sudah lebih dari setengah abad, tapi tubuh dan wajahnya tetap bugar layaknya wanita berusia 40 tahun. Ia begitu ramah, sopan dan cekatan. Tak jarang ia menyapa para Maid lain yang tak sengaja berpapasan saat dijalan tadi. Bibi Amber memiliki seorang Putri sulung yang berusia sekitar 18 tahun. Suaminya telah meninggal saat kecelakaan beberapa tahun lalu, meninggalkan dirinya beserta sang putri.

Banyak kisah yang belum Bibi Amber ceritakan padanya. Hanya bagian itu saja yang Bibi Amber cerita kan padanya.

Bibi Amber berbalik, dan mengambil sebuah pakaian maid yang cukup terbuka bagi Licya. Warnanya berwarna Putih hitam, sebatas pertengahan paha, dan berdada rendah. 

Baju apa ini? Pikir Licya mengerutkan dahi.

Tidak mungkin ia berpakaian terbuka seperti itu, ia pasti malu. Hampir seumur hidupnya ia tak pernah berpakaian kurang dari atas lutut, dan dadanya.. astaga, ini benar-benar neraka baginya.

Ketiga Suamiku [REPUBLISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang