Keesokan Harinnya. Senin di bulan pertama 2019
Dengan rasa bersalah Awan tetap masuk sekolah dan berkumpul dengan D’Jail dan juga pacarnya Embun. Setelah memasuki gerbang sekolah Awan disambut oleh teman-teman segengnya.
Entah kenapa setelah hari itu, aku merasa sudah bosan dengan rutinitas seperti ini, dengan kenakalan-kenakalan bodoh ini, kelompok ini, bahkan dengan pacarku Embun yang aku pikir sama bodohnya dengan aku (gumam batin Awan)
Rey: “napa lu wan, nglamun”
Awan : “Kaga Rey”
Embun : “udah Wan, itu Cuma kecelakaan biasa yang bisa dialami semua org, lu kaga usah ngrasa bersalah gitu, ntar pulang sekolah kita tengokin si Bintang paling juga kaga apa-apa dia”
Awan hanya menganggukan kepalanya tanda ia setuju. Tak lama belpun berbunyi dan merekapun masuk ke kelas.
Sekilas Tentang Awan:
Awan anak satu-satunya atau anak tunggal. Mamah dan Ayahnya sudah bercerai sejak ia masih SMP, dan ayahnya telah menikah lagi dan tinggal dengan istri barunya.
Sampai saat ini, Awan selalu menyalahkan ayahnya karena telah meninggalkan Mamahnya demi wanita lain. Ayah Awan merupakan Dokter spisialis Jantung di RS Mutiara tak jauh dari tempat tinggal awan, namun dengan kesibukkan ayah awan seperti tidak punya waktu untuk awan. Dan awanpun pantang untuk menemui ayahnya.Sepulang sekolah.
Awan pulang ke rumahnya dengan D’Jail.Mamah awan : “ayo pada makan dulu anak-anak”
Merekapun makan dan setelahnya bermain PS.
Setelah sepulang teman-teman awan.Mamah awan mulai berbicara dengan Awan. "Wan kamu itu sudah kelas 12. Kamu harus pikirkan apa yang akan kamu lakukan untuk masa depan kamu. Kamu tak bisa terus-terusan hidup tanpa tujuan, dan teman-temanmu itu lebih baik kau lebih baik cari teman yang bisa membawamu ke arah yg lebih baik bukan hanya untuk bermain-main saja. Kemudian sekali-kali kamu harus menemui ayahmu karena dia tetaplah ayahmu"
Awan: “ mamah ini bawel sekali, awan sampai bosan denger kata ² itu mah”
Mamah Awan: “ ah, kamu kalo dibilangin. Udah sana mandi terus siap ² sholat magrib”
Ya mah jawabnya singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Awan, Senja dan Angin
ContoSetelah Senja pergi, Awan mencintai Senja seperti angin. Dia mungkin tidak dapat melihatnya namun selalu merasakan keberadaannya. "Senja, rinduku berlabuh kemana arah mata angin berada. Ya selalu ada setiap waktu" Kata Awan.