Don't forget to Vote+comment~
KRINGGG!!!
Bunyi alarm itu memecahkan keheningan kamar Aletha. "Not today baby" seru Aletha saat mematikan alarmnya. Ia sudah memakai seragam lengkap. Aletha sadar bahwa alarmnya bermasalah, jadi dia memasang alarm di ponselnya. Ia tersenyum saat melihat mentari pagi telah menerangi bumi.
Dengan girang, ia mengambil tasnya dan keluar dari kamarnya. Menuju ruang makan, sudah tercium aroma nasi goreng yang menggelegar. "Pagi bang Aro" sapanya manis pada abangnya yang sedang sibuk memainkan ponselnya. Alvaro tersenyum dan mematikan ponselnya.
"Pagi cantik" sapa Alvaro.
Aletha menarik kursi di hadapan abangnya dan duduk di sana. Nasi goreng dan telur mata sapi sudah tersedia di hadapannya dan di hadapan Alvaro. Setelah berdoa bersama keduanya segera memakan makanannya. "Abang tumben belum berangkat" tanya Aletha sambil mengunyah makanannya.
Mendengar pertanyaan itu, Alvaro seakan mengingat sesuatu dan segera berjalan setengah berlari kearah dapur. Aletha hanya dapat menatapnya kebingungan. Tak lama kemudian Alvaro kembali dengan membawa sebuah kantung plastik putih. Ia kembali duduk di tempatnya lalu menyodorkan plastik itu pada Aletha.
Aletha mengambil plastik itu dan menemukan banyak obat obatan di dalamnya. "Loh bang, obat Aletha kan masih banyak" tanya Aletha kebingungan.
"Abang tau kamu ngerasa terkekang karena abang selalu ngelarang kamu buat ngelakuin ini itu, sampai sampai kamu merahasiakan kalau kamu ingin ikut ekskul Paskibra" ujar Alvaro. Jantung Aletha seakan mencelos saat mendengar kata 'paskibra'. Aletha terdiam menatap Alvaro, ia bahkan sama sekali tidak pernah merasa seperti itu, ia selalu merasa hidupnya cukup sempurna.
"Jadi abang konsultasi sama dokter Ezra, dan guru kamu di sekolah, kamu boleh ikut ekskul Paskibra, asal minum obat sebelum ekskul dan jangan terlalu capek, jangan lupa juga minta keringanan kalo di hukum."
Alvaro tahu, Aletha adalah jenis cewek yang akan diam saja saat di berikan hukuman karena takut hukumannya malah di tambah. Aletha tersenyum, ia terharu melihat usaha abangnya agar dia dapat melakukan hal hal ini. Tapi, Aletha bahkan tidak mau masuk paskibra. "Tapi bang,"
"Untuk meminimalisir rasa capek kamu abang udah nyuruh mang Tita buat balik jadi supir kamu lagi, hingga Ataz balik" ujarnya sambil menyuapkan suapan terakhirnya. Aletha tidak ingat kapan Alvaro memakan nasi goreng itu hingga ludes seperti ini. Ia meminum minumannya kemudian berdiri mengambil kunci mobilnya. "Abang duluan ya, jangan lupa minum obat" ujarnya sambil mencium dahi Aletha lalu pergi.
Sekarang Aletha menyesal tidak memberitahu penyebab dia pingsan saat MPLS pada Alvaro. Selain lupa minum obat, Aletha juga kena hukum di jemur oleh si ketua OSIS yang ternyata merangkap sebagai ketua Paskibra. Semangat paginya mendadak lenyap. Apa yang akan di lakukan kakak kelasnya itu padanya saat mengetahui Aletha masuk ekskulnya.
"I'm so dead"
*****
Bagas memasang dasinya dengan rapi. Setelah memastikan dirinya sudah memakai seragam lengkap ia berjalan keluar dari kamarnya. Matanya terpaku saat melihat seorang wanita yang sedang duduk di sofa ruang keluarga. Awalnya Bagas tidak yakin, namun wanita itu mendongak melihat ke ujung tangga. "Mom?" Tanyanya memastikan.
Wanita itu tersenyum, sekarang Bagas yakin bahwa wanita itu Jihan, ibunya. Ia segera berlari menuruni tangga dan memeluk Jihan yang kini sudah berdiri. "Kenapa gak bilang mau pulang? Kan bisa Bagas jemput" serunya sambil memeluk Jihan erat erat. Jihan membalas pelukan itu namun tetap diam. "Oh" Bagas menyadari sesuatu dan melepaskan pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fallen
Teen Fiction"Goblok" cetusnya. "Lo itu goblok banget, sampai sampai otak gue yang brilian ini lelah mikirin jalan otak lo yang selalu buntu." Gadis itu tersenyum kecil, "Tapi otak buntu aku kuat". Pemuda itu kebingungan menatapnya, "Dia mampu membuat kamu yang...