Part 1

68 12 10
                                    

Cuaca hari ini sangat cerah, sepertinya langit sedang bahagia. Seperti kebahagiaan seorang anak remaja, yang baru saja di terima di salah satu SMA favorit kota Bandung.

Dia Azka Aqilla Kirani Wajdi, nama yang rumit dan terkesan lucu bagi orang yang mendengarkannya, tetapi nama tersebut memiliki arti yang cukup bagus yaitu anak yang pandai dan cemerlang,selalu bersemangat dalam melalukan kegiatan.

“MAH..MAMAH!!” Aqilla berteriak nyaring, mengisi ruang tamu yang cukup luas.

“Ga usah teriak-teriak Qilla, mamah denger kok. Walaupun mamah udah berumur tapi mamah ga bolot!” Ucap sang mamah garang, sambil berjalan menghampiri anak semata wayangnya yang sedang duduk di sofa empuknya.

Dia Hanung mamah Aqilla, walau usianya menginjak 35 tahun, wanita paruh baya itu masih terlihat cantik.

Aqilla cengengesan “Abisnya Qilla seneng banget mah hari ini.” Menaiki sofa lalu loncat-loncat kegirangan di atas sofa, seperti anak kecil yang mendapat balon.

Mamah Aqilla yang melihat tingkah anaknya pun, menggelengkan kepala.
“Aqilla turun, dan ceritakan ke mamah, apa yang buat hari ini kamu gila?”

Aqilla cemberut, bisa-bisanya mamahnya mengatakan dirinya gila. Aqilla turun dari sofa dan langsung memeluk Hanung.
“Aqilla di terima di SMA Panca Sakti mah” bibirnya begetar setelah mengatakan hal tersebut.

Dia juga ngga nyangka, bisa di terima di SMA favorit, perjuangan berperang pada saat ujian ternyata membuahkan hasil, dia mendapat nilai terbaik di SMP nya, bener kata orang usaha tidak akan mengkhianati hasil.

Walaupun yayasan, ngga sembarang orang bisa masuk kesana hanya orang-orang yang benar-benar mendapat nilai terbaik dan lolos dalam tahap tes IQ.

“Syukurlah, mamah ikut seneng dengernya. Sampe kapan peluk mamah? Napas mamah sesak” Hanung berusaha melepaskan pelukan, bayangkan saja dipeluk sangat erat, orang mana yang tidak ingin cepat melepaskannya?

“Ihhh, kan Aqilla lagi seneng” Ucapnya ketus,
“Mau ikut?” Ajak Hanung.
“kemana?”
“Salon, mamah udah satu minggu belum nyalon.”
“Kok mamah nyalon terus sih?, ngga inget umur?” Sinis Aqilla
“Inget kok, umur mamah 35 tahun. Gimana mau ikut?” Ucap Hanung cengengesan
Aqilla memutar bola matanya malas. “Ishhh, Aqilla ngga ikut, jaga rumah aja, biar rumahnya ngga dibawa semut." Mengibaskan rambut panjangnya tepat di depan muka sang mamah, dan langsung berlalu meninggalkan Hanung.
“Ngga sopan kamu Qilla.” Teriak Hanung.
Aqilla yang mendengar jawaban mamahnya hanya cengengesan.

Mamahnya ini selalu saja pergi ke salon, sedangkan dirinya jarang sekali.

Tetapi Aqilla beruntung sekali mempunyai mamah seperti Hanung, selain sebagai sosok seorang ibu, Hanung juga bisa sekaligus menjadi sosok kakak yang selama ini di inginnkan Aqilla. Yah...dia ingin sekali mempunyai kakak, tapi apalah daya Aqilla yang menjadi anak ke satu dan ke terakhir.

****
Hari yang melelahkan, itu yang bisa diungkapkan dari mulut gadis cantik yang bernama Aqilla. Setelah 3 hari melakoni MOS (masa orientasi siswa) atau dikenal dengan masa perkenalan, kini Aqilla menggeletakkan tubuhnya diatas kasur empuknya, sambil menatap atap berwarna biru.

“Aqilla besok dapet kelas MIPA, IIS, atau bahasa?” Tanya Aqilla pada diri sendiri.

Setelah masa Orientasi, pasti akan ada pembagian kelas dan juga jurusan, jurusan tidak ditentukan oleh siswa, tetapi di tentukan oleh pihak sekolah.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu yang diketuk oleh sesosok manusia. Karena tidak ada jawaban dari sang pemilik kamar, Akhirnya sesosok manusia itu masuk tanpa permisi.

“Mikirkn apa?, sampe ngga denger mamah ngetuk-ngetuk pintu sampe jari tangan mamah pegel gini?” Ucapnya saat sudah memasuki kamar, ternyata yang mengetuk pintu adalah Hanung.

Hanung meniup-niup jari tangannya.

Aqilla yang baru menyadari kehadiran Hanung, menatap heran sang mamah. “Mamah ngapain kesini?, tangan mamah kenapa kok di tiup-tiup?”
“Harusnya mamah yang  tanya! Kenapa kamu dipanggil ngga nyaut, lagi mikirin apa hm?” tanya Hanung menggebu. “Jari tangan mamah tuh pegel ngetuk-ngetuk pintu kamar kamu, jadinya mamah tiup.” Lanjutnya, sambil menatap Aqilla

“Hah?” Aqilla mengerutkan dahi dengan jawaban terkahir sang mamah
“Kenapa?”
“Maman gila.” Gumamnya namun tidak dapat didengar oleh Hanung.
“Kamu bilang apa tadi?!!!” Tanya Hanung penasaran.
“Ngga Qilla ngga bilang apa-apa, aneh aja gitu emang bisa yak jari tangan pegel ditiup langsung ilang pegelnya?”
“Bisa lah. Kamu ngelamunin apa tadi?” tanya Hanung lagi dan lagi
“Qilla lagi mikir, besok Qilla dapet jurusan apa mah.” Jawabnya jujur.

Hanung geleng kepala, anaknya ini selalu saja dipikirin. Toh dapat jurusan apapun yang penting dia sekolah di SMA yang dia inginkan, bukan?

"Kenapa harus dipikirin? Jurusan apa saja yang kamu dapat yah harus kamu syukuri, itu kehendak Tuhan. Kalau apa yang kamu inginkan tidak terwujud jangan sedih, mungkin itu akan jadi salah satu kejutan yang akan Tuhan berikan untuk kamu."
"Kejutan?" Bingung Aqilla
"Iyah, kalau kamu ulang tahun, pasti kamu mendapat hadiah yang tidak di sangka-sangka bukan? Sama halnya dengan Tuhan yang akan memberi apapun hal yang tidak akan kamu sangka-sangka sebelumnya. Mengerti?” Ucapnya lembut.
Aqilla menggelengkan kepala, “Enggak.”

Hanung melototi Aqilla, dengan gerakan cepat Aqilla menganggukan kepala, agar sang mamah tidak marah, kalo Hanung marah bisa-bisa dirinya kemana-mana naik angkot.

“Aqilla mengerti kok mah,” balasnya dengan senyum yang sengaja dimanis-maniskan.
"Tapi kalo Aqilla dapet jurusan IPS gimana?, Qilla ngga suka mengingat masa lalu mah.” Lanjutnya dramatis.
“Emang kamu punya masa lalu? Mamah ngga yakin.”
“Setiap orang mempunyai masa lalu, kalo ngga punya masa lalu bukan manusia namanya.” Ujarnya
“Bisa aja kamu, ya sudah sana mandi, ini udah sore. Dan jangan lupa sholat biar kamu ngga dapat jurusan masa lalu”.

Setelah mangatakan itu Hanung pun terkekeh dan langsung meninggalkan kamar sang anak.

Sedangkan Aqilla langsung menuju ke kamar mandi untuk mengambil wudhu, saat menyalakan kran air dirinya tersadar seketika kalau dia sedang datang bulan.

"Ya ampun.... Kok bisa lupa yak, padahal kan aku masih muda."

***

Ini karya pertama saya, tolong dimengerti apabila ada kata yang tidak nyambung atau sebagainya:)
                      
                TERIMA KASIH:*

 WajdiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang