"Sell, dengerin gue iya sih ini bukan waktunya tapi dengerin aja. Sella dari awal Kita bertemu lo Masih ingatkan Yang dihalte? Kalau gak ingat sih juga gak papa Dari situ gue udah suka Sama lo and Tuhan menyatukan Kita dengan gue satu sekolah bahkan satu Kelas Sama lo. Jadi izinin gue jagain lo Dan bahagianin lo, lo mau gak?"Author Pov
Sella hanya mengangguk. Rio pun membawa sella dalam pelukannya.
“udah kamu jangan nangis lagi, ntar Reza disana juga sedih lihat kakaknya nangis” ucap Rio
“gua kangen banget sama dia yo” isaknya
“iya aku ngerti sekarang udahan dulu nangisnya ya” ucap Rio sembari menghapus air mata Sella
Rio pun membawa Sella pergi menuju mobil. Setibanya dimobil Rio membukakan pintu lalu membantu Sella memakai sabuk pengaman. Didalam mobil hanya ada keheningan diantara mereka.
‘Ntah akan kemana aku dibawanya yang pasti sekarang ini aku hanya ingin menangis menumpahkan segalanya yang sudah sangat lama aku pendam, semua kenangan itu aku simpan begitu rapi bahkan Rena sahabatku pun tak tau ntah bagaimana aku bisa begitu saja menceritakannya kepada Rio teman ya teman yang baru saja aku kenal’ bantin Sella menatap kosong ke arah Rio. Rio yang sedang menyetir pun tampak fokus dan tidak menyadari bahwa sedari tadi dia sedang ditatap oleh Sella. Tibalah mereka disuatu tempat yang tak asing oleh Sella
“ Yuk turun” ajak Rio
“ Dari mana lu tau tempat ini?” tanya Sella bingung
“Adalah... Yuk!!!” tutur Rio
“ Lu tau nggk tempat ini banyak kenangannya dari kenangan bahagia sampai kenangan yang tak pernah gua ceritain tentang kronologi kematian adik gua dan lu satu-satunya orang yang tau kronologi kematian adik gua jadi dari itu gua mohon sama lu jangan sampai ada yang tau tentang kematian adik gua” jelas Sella
“ siap bos!!” tegas Rio
“ Lu seriusan gak mau cerita dari mana lu tau tempat ini” ucap Sella
“ini tempat pertama kali aku kenal seseorang yang mengajarkan gua bahwa hujan itu bukanlah kutukan tapi hujan itu adalah anugerah” tutur Rio
“ooh" sahut sella
"Emang lu enggk penasaran nih?" Tanya Rio
"Enggk, ngapain gue penasaran" sahut Sella
"Juteknya, tadi juga nurut sama akunya" tutur Rio. Sella hanya diam sebernanya dia penasaran hanya saja ia tidak ingin bertanya taulah perempuan banyak gengsinya.
"Kok diem, aku salah ngomomg ya?" sahut Rio
"Enggak kok"
"Eits, kok tumben enggak jutek" goda Rio
"Salah mulu guanya lah" protes Sella
"Enggak kok sayang, becanda doang" sahut Rio
"APA LU BILANG?" geram Sella
"Ehh, salah ya? Perasaan tadi ada yang udah setuju loh" protes Rio
"Kapan ya?"
"Mau gue ulang lagi nih? Serius nih?" goda Rio
"Nggak perlu" elak Sella
"Emang kamu tau apa yang mau aku bilang?" goda Rio lagi
"Tauk ahh" kesal Sella lalu meninggalkan Rio.
"Selll, jangan tinggalin akulah" teriak Rio lalu mengejar Sella yang semakin menjauh.Rio Pov
Setidaknya aku bisa memberi sedikit warna pada kehidupanmu. Akan aku pastikan air matamu tak akan setetespun terjatuh sampai kapanpun."Sella tunggu!!!" Teriakku. Aku pun menghampirinya.
"Hei, ketemu juga" sahutku
"Apa?" Ketusnya
"Jutek lagi kamu ya" geram Rio lalu mencubit pipi Sella
"Sakitt, Rio pipi aku" sahutnya
"Ehh, apa tadi?" godaku
"Emang gue bilang apa ya?" Elaknya
"Apa ya? Coba bilang lagi deh aku juga enggk ingat nih" Ucapku
"Udah deh jangan godain gue" elaknya lagi
"Apa salahnya pacar sendiri pun" ucapku
"Apa sih lo"
"Kan bener Sel" sahutku
"Serah lu aja ya"Sella Pov
Semoga kamu dihadirkan Tuhan untuk memberi warna-warna yang indah yang selama ini hilang, semoga saja."Yoo" sahutku
"Apa sayang?" Ucapnya
"Lu sering kesini?" Tanyaku
"Enggk, ini pertama kali setelah dia pindah tanpa sepengetahuan aku" sahutnya
"Ooo. Sedih dong kesini lagi?" Ucapku
"Enggk, sekarang aku seneng kesini. Kalau bisa tiap hari"
"Kenapa seneng?" Tanyaku heran
"Ada dehh. Jangan cemburu ya" godanya
"Siapa juga yang cemburu, gue cuma nanya doang" ketusku
"Iyadeh, ngalah aja sama kamunya" sahutnya sambil mencubit pipiku kembali
"Bisa enggak, enggak usah nyubit pipi aku" keselku
"Ehh apa tadi??" godanya
"enggk usah nyubit pipi AKU" sahutku sambil menekan kata 'aku'
"Hehe, enggk bisa dong. Makanya punya pipi itu jangan kek bantal" katanya sambil kembali menyubit pipiku
"Kata kamu aku mau punya pipi kek gini" protesku
"Enggk boleh gitu, enggk papa kok yang penting tetap cantik" cengirnya. Tanpa sadar pipiku memerah 'duh kenapa lagi nih'
"Ehh, pipi kamu kenapa tu kok merah?" Tanyanya. 'Mampus gimana nihh
"Ehh, enggak papa kok cuma panas aja" elakku
"Masa panas? Enggak karna yang lain?" godanya. 'Tenang Sell, calm down'
"Iya panas Rio" elakku
"Iyadeh pipi bantal kesayangan" cengirnya lalu menyubit pipiku kembali.Rio Pov
Aku bahagia kau telah memberi kesempatku untuk memberi warna pada kehidupanmu, aku bahagia terimakasih Tuhan."Pipi bantal!" Ucapku menyubit pipinya
"Sakit tau yo" protesnya
"Makanya punya pipi jangan kek bantal, tapi enggak pappa deh biar bisa aku cubit terus" cengirnya
"Enggak boleh cubit-cubit lagi" ketusnya
"Siapa bilang?" Tanyaku
"Aku"
"Enak aja, kalau pipi bantal enaknya itu dicubit" timpalku mencubit pipinya
"Riooo, sakit! Tau ah aku pulang" kesalnya lalu meninggalkanku.______________
Jangan lupa votenya🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl Rain Haters
Teen Fiction"Hujan adalah hal yang membahagiakan bagi banyak orang, tapi tidak denganku hujan adalah hal yang sangatku benci. Kalau aku Tuhan aku tidak akan menurunkan hujan"-Sella Kebenciannya terhadap hujan merubah kehidupannya tapi ketika seorang penyuka huj...