Bagian 15

15 1 0
                                    

  Aku masih bingung, apa yang harus aku katakan saat ini. Aku tahu betul bagaimana perasaanku pada Almert, tapi untuk mengakuinya aku tidak berani. Bukan karena aku malu atau tidak percaya diri, melainkan aku ragu pada hatiku, apakah aku benar mencintainya atau perasaanku ini hanya sekedar hormon muda yang tengah berkembang.

  Aku menarik nafas panjang saat mata Almert mengunci dalam pandangan mataku. Aku begitu mengetahui bahwa saat ini Almert tengah menunggu jawaban dari bibirku. Tapi aku tidak bisa berbuat apa apa selain diam, diam dan diam.

"aku gak munafik Sha, sejujurnya aku ingin kamu menjawabnya saat ini juga, tapi aku juga gak bisa egois, aku tahu apa arti diamnya kamu, maka dari itu aku gak akan maksa".ujarnya.

  "Aku juga gak munafik,kalo aku... "ucapanku terhenti.

  "aku belum bisa faham Almert, Bantu aku memahaminya.. "imbuhku.

  Almert hanya mengangguk, sebenarnya ini bukan penolakkan,mungkin lebih tepatnya aku sedang mengulur waktu untuk memperjelas semuanya, aku sedang mencari tahu warna sebenarnya dari hatiku.

"ini kamu udah mau tidur? "tanyanya.
"iya,lagian kamu juga gak ngomong kalo kamu ngajak ketemuan itu buat nembak aku, jadi kan aku gak siap siap dulu,jadinya salah kostumkan".cicitku. Mulutku keceplosan, jadi malu sendirikan aku.

"idih, siapa juga yang nembak, terlalu PD kamu ".ejeknya seraya tertawa.

  Pipiku panas sekali. Malu.

"aku bukan nembak, hanya mengutarakan ".ucapnya.

"ih, nyebelin"cibirku.

"jangan jangan kamu belum jawab karena salah kostum ya?, mau jawab iya tapi kostumnya baju tidur?, iya kan? ".ejeknya kembali .

"iiiiiiii bukannnn ".

"hahahah iya iya, jangan ngambek juga kali ".kekehnya.

"aku pulang ya? Takut oma nyari ".

"emhhh mentang mentang udah baikan ".

"iiih, Almert nyebelin ih sumpah, bete!! "

"iya udah gak bakal lagi deh".

"ya udah aku mau pulang ya ".

"kenapa? Mau ganti baju, mau ganti pake gaun gitu supaya gak salah kostum? "ejeknya.

"tuhhh kannnn ".

  Dia tertawa, Almert andai kau tahu bahwa sebenarnya aku begitu bahagia saat ini, tapi maaf aku belum bisa jawab perasaan kamu, ini terlalu cepat.

•••

"Oma, Resha berangkat kuliah dulu ya? "izinku pada oma.

"iya, tapi kamu jangan bawa mobil ya, pake motor aja ".

  Oma mengatakan hal itu seolah olah aku bisa mengendarai motor, punya saja tidak. Mungkin oma lupa.

"oma, Resha kan gak ada motor, lagi pula Resha itu gak bisa ngendarain motor oma, oma lupa ya? ".tebakku.

"bukan sayang, kamu harus pake motor karena udah ada yang jemput diluar, dijemputnya pake motor ".jelasnya.

"hah? Siapa oma? "tanyaku penasaran.
"liat aja sendiri ".

  Aku berlari keluar rumah.Aku melihat seorang pria tengah asyik memainkan handphone miliknya. Diatas meja sudah terdapat secangkir teh dan beberapa toples kue, sudah lamakah dia?

MetamorfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang