Antara Putih dan Kelabu

2 3 0
                                    

Putih dan Kelabu merupakan istilah untuk mengartikan antara Gita dan Riana. Gita adalah lawan Riana dalam dunia pendidikan, terutama prestasi. Namun dalam dunia sosial, mereka berdua berteman. Mereka sekarang kelas sebelas SMA. Masa-masa terindah dalam hidup adalah masa SMA, kerena masa bercinta mulai tumbuh-tumbuhnya.
Putih adalah perumpamaan untuk Gita. Karena Gita dalam hal pendidikan memang anak yang pandai dan sejak lahir Gita memang anaknya cerdas. Sehingga prestasinya sulit untuk terkalahkan oleh temannya yang lain. Tapi meskipun begitu, Riana tidak pernah menyerah untuk mengalahkan prestasi Gita. Riana tetap semangat dan berjuang untuk bisa mengambil alih posisi Gita dalam hal prestasi.
Iya, kelabu adalah perumpamaan untuk Riana. Riana dalam hal prestasi memang kurang memadai. Namun Riana pantang menyerah dalam hal belajar. Riana tetap rajin belajar, meskipun telah bertahun-tahun masih terus gagal dalam mengambil alih posisi Gita. Tiap malam ketika semua orang terlelap, Riana bangun lalu mengambil air wudhu untuk sholat tahajjud lalu belajar sampai pagi. Itulah yang dilakukan Riana selama ini.
Ri, Gilang hari ini nggak ngajak kamu jalan? Tanya Gita sepulang sekolah di parkiran bersama pacarnya, Cello. Gilang adalah pacar Riana. Memang jika Riana dan Gilang pulang bareng, pasti jalan dulu sebelum pulang.
Enggak Git, kalian mau jalan? Tanya Riana balik saat melihat Gita dan Cello berandengan tangan.
Iya nih, mau ngisi malam mingguan. Jawab Gita dengan senyum girang.
Oke. Jawab Riana singkat dan tidak terlalu menggubris omongan Gita yang kelihatan pamer dan menyindir Riana yang nggak diajak jalan sama Gilang untuk malam mingguan.
Gue duluan ya! Ucap Gita dan Cello tersenyum ke arah Riana lalu melajukan motornya.
Riana! Panggil seseorang dari arah belakang. Riana menoleh dan ternyata orang itu Gilang.
Gilang berdiri di depan motor Riana, Emb.., kita nggak usah jalan dulu aja ya sampai malam Minggu selanjutnya.Ucap Gilang sambil menggulung buku tulis yang di bawa di tangannya.
Iya Gilang. Kamu juga siapin yang matang ya! Semangat! Jawab Riana lalu memberi semangat pada Gilang. Karena Hari Senin depan telah mulai ujian akhir dan tepat hari sabtu depan ujian selesai.
Kamu juga semangat ya sayang! Balas Gilang yang membuat hati Riana berdebar tiap Gilang ngungkapin kalimat manis dan terutama kata sayang. Karena nggak setiap saat Gilang panggil Riana dengan panggilan sayang.
Riana tersenyum menatap Gilang, begitu juga dengan Gilang.
Gilang dan Riana memang sepakat untuk memprioritaskan pendidikan terlebih dahulu sebelum kisah percintaan mereka. Setiap ujian berlangsung, mereka berdua akan memfokuskan pada ujian masing-masing dan meninggalkan hari-hari mereka yang biasanya memupuk cinta. Cinta Riana dan Gilang adalah cinta yang tetap mendukung untuk kepentingan pendidikan.
Wuihhhh, sungguh luar biasa ya mereka. Biasanya kan kalo wanita dan pria ada hubungan cinta, maka dengan pastinya mereka akan memprioritaskan antara satu sama lain. Nah, ini terjadi pada Gita. Gita sangat memprioritaskan Cello di samping pendidikannya. Karena cinta, Gita sampai-sampai lalai terhadap pendidikannya.
Seperti bisanya, ketika ujian pun Gita dan Cello tetap berpacaran atau memupuk cinta. Sampai akhirnya ujian kali ini, nilai Gita menurun dan Riana telah berhasil mengambil alih posisi Gita.
Yeahhhh! aku bisa dapet juara satu di kelas. Aku udah bisa ngalahin Gita, yeeee!! Teriak Riana girang setelah mendengar pengumuman juara kelas di sekolah tadi.
Tapi kamu juga jangan sombong dulu, tetep terus belajar dan patang menyerah untuk belajar. Saran Gilang sambil mengaduk-ngaduk es tehnya. Sore ini sepulang sekolah, Gilang dan Riana pergi jalan bareng. Makan bakso sambil merayakan pesta atas keberhasilan mereka berdua meraih juara kelas. Gilang juga dapat juara satu di kelas, tapi sebenarnya kalo Gilang sih udah biasa dapat juara satu di kelas. Emang nggak salah pilih deh Riana cari pacarnya yang pinter, jadi bisa diajarin kan kalo-kalo Riana nggak bisa.
Iya-iya. Ya abisnya aku kesel tau, udah lama banget aku berusaha ngalahin Gita tapi nggak bisa-bisa. Jawa Riana sambil menuangkan saos ke mangkok baksonya.
Hemmm, dasar! Kata Gilang sambil mengacak rambut Riana dengan tersenyum gemas.
Sedangkan Gita si anak pintar itu nggak terima dong kalo prestasinya menurun. Gita membuat keputusan untuk mengakhiri hubungannya dengan Cello. Gita menganggap karena hubungan percintaannya dengan Cello, nilai-nilainya jadi menurun alias jeblok.
Cell, aku mau kita putus! Ucap Gita tegas dan mengagetkan Cello. Cello kebingungan, Why? Protes Cello tidak terima.
Ya aku nggak mau nilai aku menurun gara-gara aku pacaran. Jelas Gita.
Ohhh, jadi menurut kamu, nilai kamu menurun itu gara-gara aku gitu? Tanya Cello memastikan. Gita hanya diam. Oke kita putus. Lanjut Cello dengan mengakhiri hubungannya lalu pergi.
Cello, aku masih sayang sama kamu, tapi aku nggak mau kalo prestasiku menurun gara-gara kita pacaran. Ucap Gita dalam hati lalu air matanya menetes di kedua pipinya.
Setelah itu, Gita benar-benar belajar keras. Gita nggak ingin Riana merebut posisinya begitu saja. Mulai sekarang Gita jadi bersikap jengkel sama Riana. Pertemanan mereka malah jadi rusak. Gita membawa-bawa masalah prestasi ke dalam pertemanan mereka berdua. Akhirnya mereka bermusuhan dalam hal apapun setelah Riana merebut posisi Gita.
Kamu kira kamu siapa, bisa seenaknya aja rebut posisi aku hahh? Ucap Gita kepada Riana di depan Gilang. Kamu itu nggak pantes dapat juara. Lanjut Gita sambil menunjuk-nunjuk ke arah Riana, bahkan mendorong Riana. Gilang yang dari tadi di samping Riana pun menangkap Riana supaya tidak terjatuh. Gilang tidak terima dengan tindakan Gita  lalu angkat bicara, Ehhh, kamu jangan seenaknya ya, emang Riana bisa ngalahin kamu, dan dia lebih pantas dapat juara dibandingin kamu. Ucap Gilang menegaskan kepada Gita.
Gita menatap Gilang dan Riana secara bergantian lalu pergi. Tiga langkah dari tempat berdirinya semula, Gita membalik badannya ke arah Gilang dan Riana, Kita lihat aja siapa yang lebih pintar nanti di kelas dua belas. Tantang Gita sambil melihat Riana.
Oke. Jawab Gilang cepat dan tegas. Lalu Gilang mengajak Riana menuju parkiran untuk pulang.
Gilang! Panggil Riana yang tiba-tiba berhenti sebelum sampai parkiran.
Hm, kenapa? Tanya Gilang lalu ikut berhenti.
Kok kamu terima gitu aja sih tantangan dari Gita. Secara Gita kan anaknya pintar, sedangkan aku? Protes Riana dengan keputusan Gilang tadi.
Emang kenapa? Tanya Gilang lagi ingin tahu apa maksud dari Riana.
Kalo aku yang kalah gimana coba? Tanya Riana cemas.
Udah deh, kamu tuh juga pintar. Di dunia ini tuh nggak ada orang yang nggak pintar, adanya orang malas yang nggak ingin berusaha, itu aja. Kata Gilang menenangkan Riana.
Tapi kan.. Ucap Riana.
Sstttt! Potong Gilang sambil menutup mulut Riana dengan telunjuknya. Aku akan ajarin kamu dan kamu pasti bisa. Lanjut Gilang menyemangati Riana.
Beneran ya? Tanya Riana memastikan. Gilang mengangguk mantap. Janji! Lanjut Riana sambil mengacungkan jari kelingkingnya ke arah Gilang. Janji! Jawab Gilang sambil membalas jari kelingking Riana dengan mengaitkan jari kelingkingnya. Aku nggak akan biarin cewek aku kalah. Tambah Gilang membuat Riana semakin yakin jika ia mampu mengalahkan Gita.
Riana dan Gilang menikmati hari-harinya dengan belajar bersama. Mereka nggak mengartikan cinta itu hanya jalan, nonton, atau apalah yang sering sebagian orang lakukan kalo bercinta. Mereka memang benar-benar fokus sekolah. Dan Gita pun juga semakin giat belajar.
Wauuuuuuhhhh! Persaingan mereka semakin ketat. Dan penentuan antara siapa yang pintar adalah ujian semeter satu yang akan segera di mulai.
Sayang!Panggil Gilang sambil melihat Riana.
Hmm? jawab Riana lalu ikut duduk di sebelah Gilang. Di taman sekolah ketika pagi sebelum bel masuk untuk ujian berlangsung, tepat hari pertama ujian.
Pokoknya kamu yang semangat ya. Aku yakin, kamu pasti bisa. Ucapan semangat dari Gilang yang semakin membuat Riana semangat.
Iya sayang. Kamu juga semangat ya! Balas Riana juga memberikan semagat kepada Gilang.
Pasti! Jawab Gilang mantap lalu mereka berdua berpisah dan masuk kelas ujian masing-masing. Begitu pun dengan Gita yang juga sudah siap mengukuti ujian.
Seminggu telah berlalu dan tinggal beberapa hari lagi pengumuman juara kelas yang akan menyelesaikan permusuhan antara Riana dan Gita untuk saling mengakui kepintaran siapa pun yang juara.
Hai Riana!Sapa Gita ketika perpapasan di jalan menuju kantin. Saat itu Riana sendirian, karena Gilang udah duluan ke kantin dan menunggunya di sana.
Riana berhenti.
Gimana? udah siap ngakuin kepintaran aku? Tanya Gita dengan PD-nya.
Sorry. Aku mau ke kantin, Gilang udah nunggu lama. Jawab Riana mengalihkan pembicaraan, karena nggak ingin meladeni Gita.
Ehh, tunggu..tunggu..tunggu..! Ucap Gita sambil memegang pundak Riana berusaha mencegah Riana pergi.
Tiga hari lagi pasti kamu bakalan nangis.Ucap Gita lagi sambil menatap tajam Riana.
Udah ya. Kita liat aja nanti. Jawab Riana lalu pergi menuju kantin.
Sampai di kantin, Riana duduk di depan meja Gilang dengan muka cemberut.
Kenapa? Tanya Gilang sambil menyendok bakso ke mulutnya.
Bete aku sama Gita. Masak dia tuh udah jatuh-jatuhin aku sebelum pengumuman juara yang sebenarnya. Curhat Riana.
Udah tenang aja, nggak usah dipikirin. Ucap Gilang menenangkan Riana. Pesan bakso sana! katanya tadi laper. Pinta Gilang kemudian. Riana pun menurut dan berjalan menuju tempat penjual bakso untuk memesan bakso.
Tiga hari itu pun datang. Hari di mana pengumuman juara akan diumumkan. Bu Yani masuk kelas Gita dan Riana.
Selamat pagi anak-anak! Sapa Bu Yani sambil meletakkan rapor di meja guru. Hari ini ibu akan mebagikan rapor kalian dan sebelumnya ibu akan mengumumkan terlebih dahulu siapa yang mendapatkan juara 1,2,dan 3.
Semua anak-anak diam termasuk Gita dan Riana yang juga dag..dig..dug.. memastikan siapa yang juara di antara mereka berdua.
Juara tiga diperoleh oleh Ananda Bilqis Abidah. Ucap Bu Yani lalu terdengar tepuk tangan riuh dari teman-teman sekelasnya.
Aduh aku di posisi mana nih? Batin Riana cemas.
Juara dua diperoleh oleh Ananda Fahrul Maulana. Kembali terdengar tepuk tangan yang semakin riuh.
Hahhh! Kaget Riana. Riana sudah tidak yakin jika ia menduduki juara satu, sedangkan Gita belum ada di posisi dua atau tiga. Aku kalah Gilang. Gumam Riana.
Nggak mungkin kalo di posisi satu bukan aku. Ucap Gita lirih.
Suara Bu Yani kembali terdengar,Dan Juara satu di kelas kita diperoleh  oleh Ananda GITA Amanda dan Ananda Putri RIANA. Tepuk tangan teman-teman semakin riuh gara-gara juara satu diperoleh oleh dua orang.
Hahhh! Kaget Gita yang sangat tidak menyangka. Begitu pun Riana yang kaget jika ternyata dia ada di posisi satu.
Selamat untuk juara 1, 2 dan 3. Silahkan maju ke depan! Pinta Bu Yani kepada para juara.
Selamat ya, ternyata kamu juga pintar.Ucap Gita sambil menjulurkan tangannya kepada Riana. Riana pun membalas menjabat tangan Gita, kamu juga selamat ya! Ucap Riana sambil tersenyum senang.
Setelah pembagian rapor selelsai, Riana bergegas menuju ke taman sekolah untuk menemui Gilang yang sudah menunggunya di sana.
Gilang! Panggil Riana lalu memeluk Gilang saking bahagianya. Gilang ikut senang namun masih bingung dengan apa yang membuat pujaan hatinya itu senang.
Aku bisa Gilang. Aku juara satu. Ucap Riana meyakinkan Gilang.
Hahhh! Wahhhh, kamu beneran? Tanya Gilang.
Iya.  Jawab Riana
Brarti kamu yang menang dong? Tanya Gilang lagi.
Enggak juga sih, soalnya aku sama Gita sama-sama juara satunya. Jelas Riana pada Gilang.
Trus gimana? Tanya Gilang masih bingung.
Ya, ya udah. Gita mengakui juga kalo aku juga pintar.
Aku bilang juga apa, kalo ada kemauan pasti ada jalan dan kalo berusaha pasti bisa kan? Ucap Gilang meyakinkan Riana sambil mengelus rambut Riana.
Riana tersenyum.
Jadi di dunia ini nggak ada yang namanya bodoh. Semua orang itu pintar, yang membedakan hanya usahanya. Tergantung seberapa besar usaha kita dan hasil adalah yang menentukan seberapa besar usaha yang kita lakukan. Jadi yang mulanya kurang pandai karena kurang usaha bisa aja ngalahin yang pandai. Makanya jangan anggap diri kalian kalah dengan yang pandai sebelum kalian buktikan usaha kalian yang sesungguhnya.

Sekian..
.
Smoga suka sama cersing 6 nya ya..

Btw. . Feedback ya guys..
.
Dan
.
Selalu tunggu cersing slanjtnya.. :"

Cersing.. Cersing.. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang